Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generative AI Jadi Peluang Bisnis Baru Intel

Kompas.com - 13/07/2023, 16:25 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sedang menjadi topik bahasan yang hangat bagi pelaku industri teknologi dunia, terutama teknologi AI yang dijuluki "Generative AI".

Sederhananya, Generative AI (AI Generatif) merupakan jenis teknologi kecerdasan buatan yang bisa menciptakan konten baru berdasarkan input atau perintah (prompt) yang dimasukkan pengguna. 

Pembuatan konten baru ini sendiri bakal melibatkan sejumlah data atau informasi yang telah "dipelajari" dan tersimpan dalam sebuah sistem yang dinamai model pembelajaran (language model) AI.

Pada prosesnya, data-data ini akan dirancang sedemikian rupa, kemudian disesuaikan dengan permintaan pengguna, sebelum nantinya akan menjadi sebuah konten baru.

Baca juga: Cara Intel Percepat Adopsi Teknologi AI di Pasar Global dan Indonesia

Salah satu contoh sistem atau penerapan model Generative AI adalah chatbot bikinan OpenAI, ChatGPT yang bisa membuat konten berupa teks berdasarkan input, permintaan, atau pertanyaan yang dimasukkan pengguna.

Kemudian ada Midjourney yang bisa membuat gambar/foto baru berdasarkan prompt berupa teks yang dimasukkan pengguna, hingga Jasper yang bisa dipakai untuk membantu pengguna membuat artikel, konten promosi, dan lain sebagainya.

Intel, sebagai salah satu produsen chip kenamaan di dunia, mengatakan bahwa mereka senang Generative AI kini ramai dibicarakan dan digunakan masyarakat saat ini.

Sebab, kehadiran berbagai aplikasi Generative AI, seperti ChatGPT, membuat konsep AI bisa diterima masyarakat awam, sekaligus menarik banyak perusahaan untuk mengadopsi teknologi AI.

Hal ini disampaikan Alexis Crowell, selaku General Manager Technology Solutions, Software & Services, dan Vice President Sales, Marketing & Communications Group untuk Intel Asia Pasifik dan Jepang. 

"ChatGPT sudah mempromosikan Generative AI dengan begitu cemerlang. Pasalnya, mereka menyediakan sebuah aplikasi yang bisa diakses konsumen dengan mudah," ungkap Crowell dalam wawancara tertulis eksklusif dengan KompasTekno, Rabu (12/7/2023).

"Di saat yang sama, aplikasi Generative AI ini juga bisa menumbuhkan keingintahuan, sekaligus menstimulasi berbagai perdebatan terkait bagaimana teknologi AI bisa digunakan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab," imbuh Crowell.

Mudah dipahami, sulit dieksekusi

General Manager Technology Solutions, Software & Services, dan Vice President Sales, Marketing & Communications Group untuk Intel Asia Pasifik dan Jepang, Alexis Crowell.Intel General Manager Technology Solutions, Software & Services, dan Vice President Sales, Marketing & Communications Group untuk Intel Asia Pasifik dan Jepang, Alexis Crowell.

Meski konsep Generative AI mudah dipahami dan kini digunakan orang banyak via aplikasi macam ChatGPT, Crowell mengatakan bahwa aplikasi Generative AI akan tetap sulit untuk dieksekusi oleh para pengembang atau pembuatnya.  

Baca juga: Generative AI bak Pisau Bermata Dua untuk Keamanan Siber

Sebab, para pengembang di bidang Generative AI harus mempertimbangkan banyak hal untuk menciptakan sebuah layanan atau platform Generative AI yang tidak memihak satu sisi atau bias. 

Selain itu, mereka juga harus memastikan bahwa layanan tersebut tak mengakses banyak data pengguna, tetap melindungi privasi pengguna, dan bisa digunakan secara bertanggung jawab. 

Berbagai pertimbangan ini, menurut Crowell, akan membuat penerapan Generative AI sulit dieksekusi, dan tentunya akan membutuhkan waktu yang cukup lama supaya bisa berjalan dengan optimal. 

Crowell melanjutkan bahwa kesulitan eksekusi penerapan Generative AI juga bisa berasal dari aspek hardware dan software yang digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan sistem atau aplikasi AI tersebut. 

"Generative AI akan membutuhkan tenaga komputasi yang lebih besar. Sebab, seorang pengembang akan membutuhkan chip mumpuni yang memiliki performa tinggi, namun tetap efisien dan tidak menguras daya," ujar Crowell.

Terkait hal ini, Crowell menjelaskan bahwa tenaga komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan Generative AI akan bervariasi, tergantung pada jenis mesin pembelajaran (machine learning) atau model bahasa (language model) AI yang digunakan.

Namun biasanya, pemrosesan machine learning atau deep learning sederhana, menurut Crowell, bisa dilakukan menggunakan chip yang biasa digunakan untuk berbagai kegiatan komputasi (general purpose) macam Intel Xeon.  

Peluang bisnis

Logo Intel dalam peluncuran Intel Gen 13 di IndonesiaKompas.com/Lely Maulida Logo Intel dalam peluncuran Intel Gen 13 di Indonesia

Nah, tenaga komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan Generative AI bisa menjadi peluang bisnis bagi Intel.

Sebab, perusahaan asal Santa Clara, California, Amerika Serikat (AS) ini memiliki sejumlah produk atau solusi hardware dan software untuk mendukung penerapan AI, terlebih untuk Generative AI.

Untuk solusi hardware, Intel memiliki produk dari lini Intel Xeon Scalable Processor, salah satu yang terbaru adalah Intel Xeon Scalable Processor Generasi ke-4.

CPU untuk PC kelas server dan pelaku bisnis ini dibekali dengan berbagai fitur yang bisa meningkatkan performa pengembangan AI.

Baca juga: Prosesor Laptop Intel Core Generasi Ke-13 Raptor Lake Resmi di Indonesia

Salah satunya adalah fitur Intel Advanced Matrix Extensions (AMX). Intel mengeklaim fitur ini bisa mengakselerasi inferensi dan performa pelatihan machine learning, sekaligus meringankan berbagai jenis beban kinerja AI, hingga 10 kali lipat.

Selain itu, fitur AMX ini juga disebut bisa memberikan peningkatan performance-per-watt 14 kali lipat dibandingkan prosesor Intel Xeon generasi sebelumnya. Dengan begitu, tenaga komputasi akan semakin efisien. 

Untuk segmen konsumen, Intel bakal meluncurkan prosesor (CPU) generasi terbarunya yang memiliki julukan "Meteor Lake" menjelang akhir tahun ini.

Prosesor ini diklaim merupakan prosesor pertama untuk segmen konsumen yang dibekali dengan chip AI terpisah. Dengan begitu, kinerja dan potensi AI bisa digenjot ke tingkat maksimal.

Solusi Intel untuk AI

Ilustrasi sejarah artificial intelligence dan aplikasinya dalam dunia nyata.da-kuk Ilustrasi sejarah artificial intelligence dan aplikasinya dalam dunia nyata.

Beralih ke sektor software, Intel juga menghadirkan beragam solusi di bidang ini, yang tentunya akan bisa dipadukan dengan aneka produk atau hardware dari Intel tadi untuk mendukung beban kerja AI.

Salah satu solusi software yang dimiliki Intel adalah Xeon SW, ekosistem software yang menyertai prosesor Intel Xeon.

Baca juga: Intel dan Arm Kerja Sama Bikin Chip HP Baru

"Xeon SW adalah salah satu ekosistem software yang banyak diadopsi (pengembang AI) di dunia. Tanpa ekosistem software seperti ini, pengadopsian AI tentunya akan terbatas," jelas Crowell.

Crowell melanjutkan bahwa dengan kehadiran ekosistem software ini, pengembang AI bisa menggunakan beragam software AI pendukung yang memiliki standar terbuka (open). Dua di antaranya yang cukup populer adalah OpenVINO dan oneAPI. 

"Dukungan standar terbuka ini memungkinkan para pengembang menjalankan program-program mereka di CPU, pengolah grafis (GPU), dan FPGA dengan perubahan kode atau program minimal tanpa pembatasan," tambah Crowell.

Di samping dua solusi ini, Intel juga bisa memberikan beragam model bisnis baru yang bisa digunakan oleh para perusahaan yang ingin terjun ke dunia Generative AI. Model bisnis ini nantinya akan disesuaikan dengan solusi hardware dan software Intel.

Kemudian, Intel akan membagikan strategi atau cara bagaimana memaksimalkan kinerja Generative AI, begitu juga AI, supaya bisa optimal dan tetap efisien, tentunya menggunakan beragam produk dan layanan Intel. 

"Kami yakin bahwa Intel adalah mitra terbaik untuk membantu perusahaan-perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari AI, termasuk Generative AI ini," pungkas Crowell.

Informasi mengenai solusi AI yang dihadirkan Intel bisa dibaca secara lengkap melalui tautan berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Kuota Internet yang Ideal untuk Sebulan? Cek Hitung-hitungannya

Berapa Kuota Internet yang Ideal untuk Sebulan? Cek Hitung-hitungannya

Internet
7 Smartphone HMD Pertama Tanpa Merek Nokia, Ada HMD Pulse, HMD Vibe, dll

7 Smartphone HMD Pertama Tanpa Merek Nokia, Ada HMD Pulse, HMD Vibe, dll

Gadget
'Belah Duren' hingga Pecah Walnut, Ini Rahasia Kekuatan Layar Oppo A60

"Belah Duren" hingga Pecah Walnut, Ini Rahasia Kekuatan Layar Oppo A60

Gadget
Aplikasi Chatting Legendaris ICQ Berhenti Beroperasi Bulan Depan

Aplikasi Chatting Legendaris ICQ Berhenti Beroperasi Bulan Depan

Software
2 Cara Rekam Google Meet saat Rapat Tanpa Langganan Premium

2 Cara Rekam Google Meet saat Rapat Tanpa Langganan Premium

Software
Cara Pasang 15 Foto dan Fancam Konser NCT Dream di Lock Screen HP Samsung biar Makin 'Aesthetic'

Cara Pasang 15 Foto dan Fancam Konser NCT Dream di Lock Screen HP Samsung biar Makin "Aesthetic"

Gadget
Oppo Gelar 'Nobar' Final Liga Champions di Jakarta

Oppo Gelar "Nobar" Final Liga Champions di Jakarta

Internet
Microsoft Desak Pengguna Windows 10 Segera 'Upgrade'

Microsoft Desak Pengguna Windows 10 Segera "Upgrade"

Software
Oppo Find N3 Edisi Liga Champions Rilis di Indonesia, Bonus Merchandise UCL

Oppo Find N3 Edisi Liga Champions Rilis di Indonesia, Bonus Merchandise UCL

Gadget
6 Tim E-sports Indonesia Lolos ke Grand Final 'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024

6 Tim E-sports Indonesia Lolos ke Grand Final "PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024

Game
Ini Dia Juara 'Free Fire' FFWS SEA Spring 2024, Tim Indonesia 4 Besar

Ini Dia Juara "Free Fire" FFWS SEA Spring 2024, Tim Indonesia 4 Besar

Game
Profil Jensen Huang, Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Orang Nomor Satu di Nvidia

Profil Jensen Huang, Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Orang Nomor Satu di Nvidia

e-Business
Sejarah QR Code, Kode 'Kotak-kotak' yang Terinspirasi dari Permainan Go Board

Sejarah QR Code, Kode "Kotak-kotak" yang Terinspirasi dari Permainan Go Board

Internet
Arti Kata “Lup”, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Media Sosial

Arti Kata “Lup”, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Media Sosial

Internet
HP Xiaomi Redmi A3x Dirilis, Spek Mirip Redmi A3 Beda di Chipset

HP Xiaomi Redmi A3x Dirilis, Spek Mirip Redmi A3 Beda di Chipset

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com