Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

kolom

"Human in the Loop": Simbiosis Manusia dan AI yang Berkualitas

Kompas.com - 24/07/2023, 09:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Midjourney maupun DALL-E membutuhkan manusia untuk memilih di antara empat gambar hasil buatan AI.

Demikian juga beberapa perusahaan global yang telah mulai menggunakan AI sebagai alat bantu dalam penjaminan kualitas. Mereka masih ada kebutuhan untuk ahli manusia untuk validasinya.

Kualitas dan pengurangan kesalahan dapat dicapai dengan mendeteksi dan menghindari bias dalam AI. Menambahkan manusia ke dalam loop dapat membantu melihat dan mencegah penyebaran bias segera setelah terjadi, bukan pada tahap pengujian akhir.

Manusia mampu mengidentifikasi titik-titik problematik sebelum masalah karena AI terlanjur terjadi. Setelah diberikan masukan, model AI siap dilatih kembali.

Konsep HITL dapat membantah anggapan populer bahwa AI akan mengambil alih pekerjaan manusia. Sebaliknya, konsep ini justru memperkenalkan opsi baru yang lebih baik, menarik, dan ambisius untuk manusia.

Misalnya, saat ini banyak sekali perusahaan AI India yang membutuhkan anotator data. Tulis saja di Google "India data annotator job" maka akan muncul ratusan lowongan pekerjaan terkait hal ini.

Bahkan, anotator data telah membawa pertumbuhan signifikan bagi ekonomi nasional India dalam beberapa tahun terakhir.

Selain HITL ada juga konsep "human-out-of-the-loop (HOOTL)." Pada konsep ini, manusia tidak dilibatkan dalam pembuatan model AI, namun diletakkan di luar sistem sebagai arbitrator.

Seorang manusia (yang biasanya ahli) dapat melakukan intervensi jika mesin membuat kesalahan penilaian.

Contoh HOOTL ini adalah AI pada sistem visa di Kanada. Meski petugas visa Kanada sebagian digantikan oleh robot, selalu ada petugas manusia yang dapat Anda ajak bicara untuk menegosiasikan keputusan yang dibuat oleh mesin.

Beberapa layanan satu atap di Jepang yang menggunakan AI juga menganut sistem HOOTL ini.

Secara keseluruhan, AI memiliki potensi luar biasa untuk membantu manusia. Namun, peran manusia dalam proses ini tetap penting.

Untuk memastikan AI beroperasi secara etis, adil, aman, dan berkualitas, manusia harus tetap berperan dalam merancang, melatih, dan mengawasi AI. Dan pada akhirnya, baik HITL maupun HOOTL bukan hanya konsep, tetapi kebutuhan penting dalam era digital ini.

Lebih jauh lagi, HITL akan menghilangkan ketakutan bahwa AI akan menggantikan manusia. Karena alih-alih menggantikan, simbiosis manusia dan AI justru dibutuhkan. Untuk mewujudkan kehidupan manusia yang lebih nyaman dan berkualitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com