Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kominfo Siapkan Regulasi Penggunaan AI

Kompas.com - 14/08/2023, 18:30 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

Dorongan untuk meregulasi AI

Dorongan untuk meregulasi AI sudah disuarakan oleh dari bos-bos teknologi dunia. Salah satunya berasal dari CEO Google, Sundar Pichai.

Ia mengatakan bahwa harus ada regulasi yang mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi AI.

"Tidak ada keraguan dalam diri saya bahwa kecerdasan buatan perlu untuk diawasi. Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana bentuk pendekatannya," ujar Pichai.

Baca juga: Bos Google Sebut AI Harus Diatur Regulasi

Selain Pichai, CEO sekaligus Co-founder OpenAI, perusahaan di balik chatbot AI ChatGPT, Sam Altman juga menyuarakan hal yang sama. Altman bahkan mengkhawatirkan potensi AI di masa mendatang, sehingga penting untuk membuat regulasi.

"Meskipun tools AI generasi sekarang tidak terlalu menakutkan, saya pikir, kita tak terlalu jauh dari masa di mana AI berpotensi menjadi tools yang menakutkan," tulis Altman di akun X dengan handle @sama.

Altman bahkan sudah berbicara soal pentingnya regulasi yang mengatur tool berbasis AI sejak 2015 lalu, atau sejak perusahaan OpenAI berdiri. Sekitar 8 tahun silam, Sam Altman menulis tentang regulasi AI di blog pribadinya pada awal Maret 2015.

"Pemerintah AS, dan semua pemerintah lainnya, harus mengatur pengembangan 'SMI'," kata Altman, merujuk pada Superhuman Machine Intelligence (SMI).

"Di dunia yang ideal, regulasi akan memperlambat orang jahat dan mempercepat orang baik — sepertinya apa yang terjadi dengan SMI pertama yang dikembangkan akan menjadi sangat penting," lanjut Altman.

Tak hanya Altman dan Pichai, bos SpaceX dan X (dulu Twitter, Elon Musk juga menekankan pentingnya regulasi soal AI.

Hal itu dikarenakan AI berpotensi memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan produk teknologi lainnya.

"Terus terang, saya pikir kita perlu mengatur keamanan AI. (Sebab), menurut saya, AI ini sebenarnya memiliki risiko yang lebih besar bagi masyarakat daripada mobil atau pesawat atau obat-obatan," kata Elon Musk sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Eropa Sudah Meregulasi Penggunaan AI, Indonesia Kapan?

Eropa memulai lebih awal

Soal regulasi, Uni Eropa sudah memulai lebih awal. Bulan Juni lalu, parlemen Uni Eropa mengesahkan regulasi untuk mengatur dan mengawasi penggunaan AI, bernama EU AI Act.

Kendati demikian, aturan yang mulai diajukan sejak 2021 ini masih perlu proses untuk menjadi undang-undang.

Nantinya, undang-undang terkait AI diharapkan bisa memastikan sistem kecerdasan buatan bisa diadopsi dengan aman, transparan, tidak diskriminatif, dan ramah lingkungan di Eropa.

Parlemen Uni Eropa juga menginginkan agar AI diawasi oleh manusia, bukan otomatisasi untuk mencegah hasil yang berbahaya.

Parlemen juga ingin membangun teknologi-netral dan definisi AI yang seragam agar bisa diterapkan pada sistem AI di masa depan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laman resmi European Parliament.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com