Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Mendur Bersaudara, "Bersenjatakan" Kamera Leica, Abadikan Detik-detik Proklamasi

Kompas.com - 17/08/2023, 11:02 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tepat hari ini, Kamis (17/8/2023), Republik Indonesia merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-78.

Salah satu bukti kemerdekaan RI yang paling populer diketahui masyarakat adalah foto Presiden Soekarno berdiri tegak membacakan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, seperti gambar di atas.

Foto hitam-putih yang bersejarah itu diabadikan menggunakan kamera bermerek "Leica".  Leica merupakan perusahaan kamera kenamaan asal Jerman yang berdiri sejak 1869.

Di balik foto bersejarah itu, ternyata ada Frans Soemarto Mendur dan Alex Impurung Mendur yang berjuang mengabadikan detik-detik proklamasi. Mendur bersaudara itu juga berperan penting dalam mengamankan foto bersejarah itu dari tentara Jepang, yang ketika itu masih berkuasa.

Baca juga: Kamera Leica Keluaran 1948 Laku Dilelang Rp 14 Miliar

Berkat Mendur bersaudara dengan kamera Leica-nya, Indonesia memiliki foto sebagai bukti sejarah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Foto-foto ini menjadi bukti visual yang tak lekang oleh waktu dan bisa terus dilihat oleh masyarakat pasca-proklamasi hingga kini.

Bawa kamera Leica sembunyi-sembunyi

Mendur bersaudaraTribunnewswiki.com Mendur bersaudara
Alex Impurung Mendur lahir di Kawangkoan, Sulawesi Utara, 7 November 1907. Alex merupakan anak pertama dari 11 anak dari August Mendur dan Ariance Mononimbar. 

Alex menjadi juru potret di studio kenamaan Lyuks and Charls hingga surat kabar Java Bode serta majalah Wereld Nieuws en Sport in Beld pada 1930-an. Selama pendudukan Jepang, Alex ditugaskan ke cabang lokal dari kantor berita Jepang Domei Tsushin dan menjadi kepala departemen fotografi.

Adik Alex, Frans Soemarto Mendur lahir di Kawangkoan, Sulawesi Utara, 16 April 1913. Frans bekerja di surat kabar Asia Raya ketika mendengar bahwa proklamasi akan diumumkan Soekarno. Setelah kemerdekaan, Frans bekerja di surat kabar Merdeka.

Perjuangan Mendur bersaudara mengabadikan momen proklamasi dimulai pada Kamis, 16 Agustus 1945.

Ketika itu, Frans Soemarto Mendur mendengar kabar dari rekannya, seorang wartawan Jepang, bahwa proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di kediaman Soekarno pada Jumat, 17 Agustus 1945.

Baca juga: Leica Rilis Laser Scanner 3D Mungil BLK360 di Indonesia

Frans sempat tak percaya. Namun, pada 17 Agustus 1945 pagi, Alex dan Frans kemudian berangkat menuju rumah Presiden Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta (kini menjadi Jalan Proklamasi).

Keduanya berangkat secara sembunyi-sembunyi dengan membawa "senjata" bermerek Leica. Kamera Leica itu disebut-sebut selalu menemani Mendur bersaudara sehari-harinya sebagai wartawan foto.

Sayangnya, tak disebutkan dengan jelas model kamera Leica mana yang digunakan Mendur bersaudara.

Namun, bila melihat sejarah perusahaan Leica, Leica memproduksi beberapa model kamera dalam periode 1869 hingga 1945-an, yakni:

  • Leica I (1924)
  • Leica Luxur dan Leica Compur (1925)
  • Leica I Schraubgewinde alias Leica Thread Mount (1930)
  • Leica II (1932)
  • Leica III (1933)
  • Leica II dan III versi upgrade (1945 hingga 1950-an)

Alex dan Frans Mendur kemungkinan menggunakan salah satu model Kamera Leica di atas.

Menjelang pukul 10.00 WIB, Soekarno-Hatta dan tokoh nasional lainnya keluar dari rumah. Tak lama kemudian, Bung Karno mengeluarkan secarik kertas dari sakunya dan membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Seusai pembacaan teks proklamasi oleh Bung Karno, pecahlah pekik "Merdeka!" berulang-ulang oleh hadirin yang ada sembari mengepalkan tangan ke udara.

Frans diceritakan yang turut larut emosinya, sehingga nyaris lupa menjepretkan kamera. Ketika itu, diceritakan hanya Alex dan Frans Mendur yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI.

Frans sempat menjepret tiga foto bersejarah, yakni saat Soekarno membacakan teks proklamasi, pengibaran bendera merah putih oleh anggota Pembela Tanah Air (PETA) Kolonel Latief Hendradiningrat, dan suasana upacara pengibaran bendera Merah Putih.

Baca juga: 100 Gambar Ucapan HUT Ke-78 RI buat Rayakan Hari Kemerdekaan Indonesia

Ketiga foto inilah yang kini banyak beredar di buku sejarah dan pelajaran sehingga bisa terus dikenang oleh masyarakat Indonesia. Foto jepretan Frans ini juga yang menjadi saksi kunci momen bersejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agusuts 1945.

Penaikan bendera pusaka sesudah dibacakan teks proklamasi, 17 Agustus 1945.Arsip Kompas Penaikan bendera pusaka sesudah dibacakan teks proklamasi, 17 Agustus 1945.
36 foto Proklamasi RI jepretan Alex dimusnahkan Jepang

Sebenarnya, menurut anak Alex Mendur, Lexi, ayahnya menjadi orang yang paling banyak memotret detik-detik proklamasi. Alex diceritakan menghabiskan satu rol film penuh berisi 36 foto untuk mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI.

Hal ini diungkap Lexi dalam buku bertajuk "Alexius Impurung Mendur (Alex Mendur) yang ditulis oleh Wiwi Kuswiah. Buku ini dipublikasi pada 1986 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional sebagai bagian dari Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah nasional Jakarta.

Diceritakan, setelah tugas di Pegangsaan selesai, Alex cepat-cepat pulang kembali ke kantornya dan langsung memproses rol film-nya. Sayangnya, semua foto tersebut dirampas dan dimusnahkan oleh tentara Jepang.

Berbeda dengan Alex, Frans Mendur tidak langsung memproses rol film miliknya. Frans diceritakan menyembunyikan rol film itu dengan cara menguburnya di halaman belakang kantor Asia Raya.

Rol film milik Frans yang berhasil diselamatkan itu baru bisa diproses enam bulan sejak pembacaan teks proklamasi. Hasil bidikan Frans akhirnya diterbitkan di halaman pertama Harian Merdeka edisi 20 Februari 1946.

Cetakan foto bersejarah yang dijepret Frans itulah yang abadi sampai sekarang. Murid-murid sekolah yang tengah belajar sejarah bisa menyaksikan detik-detik saat Bung Karno membaca teks proklamasi didampingi Bung Hatta serta pengibaran Sang Saka Merah Putih, lewat jepretan kamera Frans.

Baca juga: 100 Link Download Twibbon 17 Agustus 2023 Menarik buat Rayakan HUT Ke-78 RI

Setelah proklamasi, Alex dan Frans mendirikan Indonesia Press Photo Service (IPPHOS) pada 2 Oktober 1946. Pendirian tersebut bertujuan untuk menyediakan foto-foto kepada kantor berita lokal dan asing mengenai keadaan serta perjuangan kemerdekaan di Indonesia.

Para fotografer IPPHOS diberi kredit untuk banyak foto terkenal yang mendokumentasikan perjuangan kemerdekaan dan dipandang sebagai "saksi" penting sejarah.

Penghargaan dan Tugu Pers Mendur

Jolly Rompas, pengelola Tugu Pers Mendur, berdiri di depan patung Alex Impurung Mendur (kiri) dan Frans Soemarto Mendur di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (22/1/2014). Tugu Pers Mendur didirikan untuk mengenang jasa kakak beradik tersebut yang mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lewat kamera mereka. Keduanya adalah putra asli Minahasa.KOMPAS/ARIS PRASETYO Jolly Rompas, pengelola Tugu Pers Mendur, berdiri di depan patung Alex Impurung Mendur (kiri) dan Frans Soemarto Mendur di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (22/1/2014). Tugu Pers Mendur didirikan untuk mengenang jasa kakak beradik tersebut yang mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lewat kamera mereka. Keduanya adalah putra asli Minahasa.
Alex Mendur meninggal pada 30 Desember 1984 pada usia 77 tahun, sedangkan Frans Mendur meninggal pada 24 April 1971 pada usia 58 tahun.

Keduanya menerima Bintang Jasa Utama pada 9 November 2009 untuk peran jurnalistik foto pada awal republik. Tahun berikutnya, mereka menerima Bintang Mahaputera Nararya pada 12 November 2010.

Untuk mengenang Alex dan Frans, keluarga besar Mendur mendirikan Tugu Pers Mendur di Tanah kelahiran kedua bersaudara ini, tepatnya di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Tugu Pers Mendur diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Februari 2013. Tugu Pers Mendur terdiri dari patung Alex dan Frans serta bangunan rumah adat Minahasa berbentuk panggung berbahan kayu.

Sebagian besar foto yang dipamerkan adalah foto pada masa awal Indonesia merdeka. Beberapa di antaranya adalah foto suasana perundingan antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, perang gerilya Panglima Besar Soedirman, foto kabinet di bawah kepemimpinan Soekarno sebagai presiden pertama Republik Indonesia.

Menurut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Utara Jotje Kumayas, banyak hal yang bisa diteladani dari Mendur bersaudara oleh wartawan masa kini. Misalnya soal semangat, keberanian, dan kegigihan mereka saat menjalankan tugas.

Selain itu, keduanya rela mempertaruhkan nyawa saat bertugas memotret detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang jika ketahuan tentara Jepang ancamannya hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com