Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari 5 Kebiasaan Ini kalau Tak Mau Smartphone Cepat Rusak

Kompas.com - 18/09/2023, 10:20 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber PCMagazine

Ada beberapa hal yang bisa mempercepat proses degradasi ini sehingga baterai lekas rusak, misalnya menggunakan charger dan/ atau kabel abal abal seperti poin nomor satu di atas.

Kebiasaan buruk lainnya adalah terlalu sering menguras baterai ponsel hingga benar-benar kosong sebelum diisi lagi. Sebab, chemical aging baterai lithium paling cepat terjadi apabila voltase internalnya berada di titik terendah (baterai habis) atau titik tertinggi (baterai penuh).

Karena itu, jangan membiarkan ponsel sampai mati kehabisan baterai sebelum menancapkan charger. Idealnya angka kapasitas dijaga antara 30-80 persen supaya baterai bisa awet maksimal.

Baca juga: 6 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Cas HP, Perhatikan biar Baterai Awet

Bagaimana dengan hal sebaliknya, misalnya menancapkan ponsel ke charger semalaman sehingga baterai berada di kapasitas 100 persen dalam waktu lama?

Para pabrikan perangkat punya cara untuk mencegah hal ini. Sistem operasi iOS di iPhone, misalnya, memiliki fitur Optimized Battery Charging yang hanya akan mengisi baterai hingga 80 persen di situasi tertentu untuk menjaga kesehatannya.

Fitur serupa juga bisa ditemukan di ponsel Android, tergantung pabrikan dan tipe perangkatnya. Untuk OS Android "polos" seperti di ponsel Pixel Google, ada fitur Adaptive Charging yang cara kerjanya mirip dengan Optimized Battery Charging di iOS.

4. Kebanyakan "selfie" atau memotret di dalam air

Ilustrasi smartphone tercebur ke airgadgetstouse.com Ilustrasi smartphone tercebur ke air
Ponsel Anda tahan air dengan sertifikasi IP67 atau IP68? Jangan terlalu percaya diri dan membawanya nyemplung ke kolam renang untuk jepret-jepret foto.

Perlu diingat bahwa Pengujian IP rating dilakukan di dalam keadaan terkontrol dengan air yang diam tanpa gerakan. Tekanannya statis alias tidak berubah-ubah

Sebaliknya, situasi di kolam renang, misalnya, pasti berbeda karena ada banyak gerakan yang akan mempengaruhi tekanan air terhadap perangkat. Jadi, selalu ada kemungkinan air atau uap air bisa menyelusup masuk dan merusak elektronik di dalamnya.

Risiko konektor di ponsel mengalami korosi juga akan meningkat apabila sering basah atau didiamkan terlalu lama dalam keadaan basah. Ponsel biasanya akan menolak di-charge apabila konektor masih basah atau lembap.

Baca juga: Mengenal Angka-angka Rating IP di Smartphone Masa Kini

Kemudian, air seperti di kolam renang biasanya juga ditambahi bahan kimia seperti kaporit (untuk membunuh kuman) yang bisa mengurangi ketahanan terhadap air atau meningkatkan risiko karat.

Yang pasti, jangan sampai ponsel terkena air laut karena kandungan garamnya sangat merusak untuk komponen elektronik, termasuk pin-pin di konektor yang terbuat dari logam.

Apabila ingin mengambil gambar di dalam air, sebaiknya gunakan kamera aksi saja yang memang dirancang agar punya ketahanan lebih tinggi dibanding ponsel.

5. "Jorok" dalam memasang aplikasi

Ilustrasi malware Android.Gizchina Ilustrasi malware Android.
Kebiasaan satu ini menyangkut aspek software pada ponsel yang akibatnya tak kalah gawat dibanding kerusakan hardware, kalau bukan lebih parah.

Seperti halnya perangkat komputer lain, smartphone rawan disusupi program jahat alias malware atau virus. Tujuan program tersebut bermacam-macam, mulai dari menampilkan iklan untuk mencari uang bagi pembuatnya, hingga mencuri informasi perbankan.

Untuk mencegah infeksi malware, hindari kebiaaan "jorok" alias asal-asalan memasang aplikasi. Bisa jadi aplikasi tersebut ditunggangi oleh malware tanpa Anda sadari.

Baca juga: Alasan Hacker Masa Kini Lebih Mengincar Smartphone ketimbang Laptop

Aplikasi macam demikian bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk toko aplikasi di luar toko resmi. Karena itu, sebaiknya hanya pasang aplikasi yang Anda dapatkan dari Google Play Store atau Apple App Store saja.

Memang, menggunakan toko resmi tak menjamin keamanan 100 persen karena kadang mereka kebobolan juga meloloskan aplikasi berbahaya. Namun, paling tidak risikonya jauh lebih rendah ketimbang mengunduh dari sumber tak jelas.

Untuk keamanan ekstra, Anda juga bisa coba memasang aplikasi antivirus. Banyak di antara antivirus mobile dibuat oleh perusahaan-perusahaan sekuriti beken seperti Norton, Trend Micro, McAfee, hingga ESET.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com