Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BlackBerry Bakal Dipecah Jadi Dua Perusahaan

Kompas.com - 07/10/2023, 10:00 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - BlackBerry akan memecah perusahaannya menjadi dua entitas terpisah. Keduanya meliputi unit bisnis Internet of Things (IoT) dan bisnis unit keamanan siber.

Semula, kedua bisnis tersebut berada di satu entitas yang sama. Namun, BlackBerry mempertimbangkan pemisahan bisnis IoT menyusul pertumbuhan unit bisnis tersebut yang positif.

Saat ini, BlackBerry fokus ke industri software atau perangkat lunak. Perusahaan juga fokus pada sektor keamanan, termasuk IoT.

Menurut BlackBerry, pemisahan entitas bisnis IoT akan meningkatkan kecepatan operasional serta membuat perusahaan fokus menciptakan solusi IoT yang lebih baik.

"Baik bisnis IoT maupun keamanan siber, menjawab peluang pasar yang besar dan terus berkembang. Struktur baru yang diusulkan akan semakin meningkatkan ketangkasan operasional dan kemampuan mereka untuk fokus memberikan solusi yang luar biasa," kata CEO BlackBerry, John Chen.

Perusahaan baru BlackBerry yang nantinya fokus ke bisnis IoT, ditargetkan untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun fiskal selanjutnya atau sekitar paruh pertama 2024.

Chen juga meyakinkan investor bahwa perusahaan baru IoT nantinya akan memungkinkan pemegang saham lebih jelas mengevaluasi kinerja dan potensi masa depan dari aneka bisnis utama BlackBerry. Selain itu, praktik ini juga memungkinkan setiap bisnis BlackBerry mejalankan strategi dan kebijakan modal masing-masing.

Sejak kabar pemisahan entitas bisnis BlackBerry diumumkan, saham perusahaan naik dari 4,24 dollar AS (Rp 66.231) per lembar saham menjadi 4,38 dollar AS (Rp 68.412) hingga puncaknya sampai 4,50 dollar AS (Rp 70.286) per lembar saham, pada perdagangan Rabu, (4/10/2023) waktu AS.

Baca juga: Ponsel 5G BlackBerry Resmi Tutup Usia

Padahal, saham BlackBerry sempat anjlok lebih dari 18 persen pada Agustus lalu, khususnya sejak isu Veritas Capital ingin mengakuisisi BlackBerry mencuat, dilansir dari Reuters, Sabtu (7/10/2023).

Adapun rencana pemisahan unit bisnis BlackBerry sudah dipertimbangkan sejak Mei lalu. Saat itu perusahaan berkata bahwa pihaknya mempertimbangkan pemisahan satu hingga beberapa unit bisnis.

Kegagalan Blackberry di pasar ponsel

Pada era 2000-an, BlackBerry pernah menjadi merek ponsel paling populer. Popularitasnya saat itu menggeser dominasi merek Nokia yang sudah berjaya bertahun-tahun.

Setalah tahun 2010, kejayaan BlackBerry mulai menunjukan tanda-tanda meredup. Tidak butuh waktu lama, beberapa tahun kemudian, dominasi ponsel BlackBerry di pasar ponsel global, benar-benar anjlok.

Puncaknya, pada tanggal 4 Januari 2022, perusahaan asal Kanada itu menghentikan seluruh dukungan sistem operasi BlackBerry OS.

Salah satu faktor besar yang mempengaruhi kebangkrutan bisnis ponsel BlackBerry adalah persaingan ponsel pintar alias smartphone yang semakin sengit. Terutama setelah kelahiran iPhone (Apple) generasi pertama di tahun 2007 dan smartphone Android (Google) pertama di tahun 2008.

BlackBerry tidak cakap mengantisipasi kompetisi yang sengit. Saat Steve Job memperkenalkan iPhone, BlackBerry sempat menganggap remeh.

Mereka malah mengabaikannya dan menganggap iPhone sebagai ponsel yang disempurnakan dengan fitur terbaru dan ditargetkan pada konsumen yang lebih muda.

Sementara BlackBerry, kala itu memiliki pangsa pasar khusus untuk bisnis dan korporat. Namun, pemikiran itu justru berbuah tulah.

iPhone yang saat itu membawa sejumlah terbosoan dibanding kebanyakan ponsel, seperti inovasi layar sentuh dan koneksi internet, justru menuai sukses besar hingga merebut pasar utama Blackberry, yakni para pebisnis.

Baca juga: Pernah Berjaya, BlackBerry Kenapa Tumbang?

Faktor penting lain yang menjadi penyebab runtuhnya kejayaan era BlackBerry adalah revolusi teknologi ponsel. Banyak pihak menilai Blackberry gagal dalam mendorong dan mengembangkan revolusi smartphone.

Pilihan desain ponsel BlackBerrry cenderung kurang memiliki inovasi terbaru dan terkesan tua dibandingkan berbagai produk smartphone lain seperti Apple, Samsung, LG dan Panasonic.

Pada akhirnya, BlackBerry menyerah dan menyetop bisnis smartphonenya tahuh 2022. Sejak saat itu, perusahaan juga mencoba menjual paten teknologi terkait perangkat mobile.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com