Bodi X-Pro3 berbalut bahan mirip kulit dengan bottom dan top plate dari logam. Layar lipat di belakang bisa ditutup sehingga hanya memperlihatkan layar sekunder berukuran kecil berisi informasi setting, agar menguatkan kesan retro.
Spesifikasi X-Pro3 sepenuhnya modern, mencakup sensor APS-C 26 MP X-Trans khas Fujifilm, touchscreen 3 inci, serta kemampuan merekam video hingga resolusi DCI 4K 30 fps dengan bitrate mencapai 200 Mbps.
Di Indonesia, Fujifilm X-Pro3 bisa diperoleh dengan harga sekitar Rp 28 juta.
Satu lagi kamera retro dari Fujifilm. Lini X-T dan X-Pro merupakan seri flagship dengan konsep berbeda. Tak seperti X-Pro yang menganut faktor bentuk rangefinder, X-T berbentuk ala SLR, tapi tetap dengan nuansa jadul.
X-T5 adalah model terbarunya yang dirilis akhir tahun lalu. Kamera bertampang lawas ini pun dibekali dengan aneka teknologi teranyar, seperti sensor APS-C 40 MP X-Trans dengan IBIS 7-stop, tilting touchscreen 3 inci, dan weather resistance.
Baca juga: Fujifilm Perkenalkan Kamera Medium Format GFX100 II, Lebih Kencang dan Lebih Murah
Fujifilm X-T5 turut memiliki dua slot untuk kartu memori SD, EVF OLED 3,96 million dot, teknologi AI dalam mengenali subyek secara otomatis ketika autofokus, serta burst speed 20 fps dan kecepatan rana maksimal 1/180.000 detik ketika mengunakan shutter elektronik.
Seperti X-Pro3 dan model-model sebelumnya dari seri X-T, Fujifilm X-T5 pun datang dengan aneka kenop pengaturan ala kamera analog, termasuk untuk memillih ISO, kecepatan rana, dan exposure compensation.
Retro nan powerful, Fujifim X-T5 dipasarkan di Indonesia dengan kisaran harga Rp 28 juta.
Salah satunya adalah A7C yang merupakan kamera mirrorless full-frame berbentuk ringkas. Bodinya menganut desain ala rangefinder seperti seri mirrorless APS-C A6000 dari pabrikan yang sama, tapi sensornya berukuran full frame (24 MP).
Baca juga: Sony Umumkan Kamera Mirrorless Alpha A7C II dan A7CR
A7C pun tak ubahnya kamera mirrorless Sony A7 versi "mini", karena spesifikasinya juga mirip, termasuk kemampuan merekam video HLF, S-Log2/3, dan 4K 30p, serta turut dibekali IBIS 5-axis, EVF 2,36 dot, berikut layar sentuh fully articulating.
Sony memasarkan A7C dengan kisaran harga Rp 23 juta. Satu hal yang perlu ditambahkan, model penerus dari kamera ini, yakni A7C Mark II, akan menyusul dirilis di Indonesia dalam waktu dekat.
Kamera A7C Mark II pun dibekali serangkaian peningkatan yang membuatnya lebih mumpuni dari A7C generasi pertama, seperti sensor full frame yang meningkat jadi 33 MP, kemampuan video lebih tinggi, autofokus dengan AI, hingga tambahan front dial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.