Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nokia PHK 14.000 Karyawan

Kompas.com - 20/10/2023, 19:15 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan teknologi Nokia akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 hingga 14.000 karyawan mereka hingga 2026 mendatang. Informasi ini disampaikan oleh perusahaan di laman resminya.

Keputusan tersebut diambil sejalan dengan penurunan pendapatan perusahaan pada kuartal III-2023. Pendapatan Nokia tercatat turun 20 persen secara year-on-year (YoY/tahunan) menjadi 4,98 miliar euro (sekitar Rp 83,47 triliun).

Keuntungan selama periode tersebut juga turun, sekitar 69 persen secara YoY menjadi 133 juta euro atau sama dengan Rp 2,2 triliun (estimasi kurs hari ini Rp 16.761).

PHK sebanyak 14.000 karyawan ini merupakan bagian dari strategi Nokia untuk melakukan efisiensi pengeluaran.

Nokia saat ini memiliki sekitar mempekerjakan 86.000 karyawan. Dengan langkah restrukturisasi ini, rencananya, Nokia akan memangkas jumlah karyawannya menjadi sekitar 72.000 sampai 77.000 karyawan.

Pemangkasan karyawan ini dilaporkan dapat membantu perusahaan menekan biaya sekitar 10 persen hingga 15 persen.

Baca juga: Nokia XR21 Meluncur, HP Pertama HMD Global Buatan Eropa

“Kami memiliki karyawan yang sangat berbakat di Nokia dan akan mendukung semua orang yang terpengaruh proses ini. Mengatur ulang basis biaya menjadi upaya yang diperlukan untuk menyesuaikan diri di tengah ketidakpastian pasar, mengamankan profitabilitas dan daya saing jangka panjang,” ujar Presiden dan CEO Nokia, Pekka Lundmark.

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari CNBC, Jumat (20/10/2023), Nokia berupaya memangkas pengeluaran kotornya antara 800 juta euro (sekitar Rp 13,4 triliun) dan 1,2 miliar euro (sekitar Rp 20,1 triliun) hingga akhir 2026 nanti.

Penghematan aman dimulai per 2024. Nokia akan melakukan penghematan biaya sebesar 400 juta euro (Rp 6,7 triliun) selama satu tahun penuh. Kemudian, berlanjut pada penghematan kedua sebesar 300 juta euro (RP 5,02 triliun) di 2025.

Nokia juga mengalami penurunan pendapatan dari bisnis jaringan selulernya. Melansir CNN Business, perusahaan asal Finlandia ini mengalami penurunan sebesar 19 persen pada kuartal III-2023 dibanding tahun lalu untuk kuartal yang sama.

Baca juga: HMD Global Mau Bikin Ponsel Merek Sendiri, Setelah Produksi HP Nokia sejak 2016

Penurunan dapat terjadi karena lambatnya laju penyebaran jaringan 5G di pasar, seperti India. Adapun bisnis jaringan seluler Nokia tercatat turun 24 persen secara YoY menjadi 2,16 miliar euro (sekitar Rp 36,2 triliun) disertai penurunan laba operasi sebesar 64 persen secara YoY.

Secara keseluruhan, bisa dikatakan bahwa bisnis Nokia sedang tidak berjalan begitu baik. Kendati demikian, Nokia tetap mempertahankan prospek penjualan tahunannya.

Perusahaan diharapkan dapat meraup nilai penjualan sekitar 23,2 miliar euro (sekitar Rp 388,8 triliun) hingga 24,6 miliar euro (sekitar Rp 412,3 triliun) sampai akhir tahun ini.

“Kami percaya pada daya tarik jangka menengah hingga panjang dari pasar kami,” tegas Lundmark.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com