Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M. Eng, CISA, ATD
Dosen STEI ITB & Founder Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Indonesia

Dimitri Mahayana adalah pakar teknologi informasi komunikasi/TIK dari Bandung. Lulusan Waseda University, Jepang dan ITB. Mengabdi sebagai Dosen di STEI ITB sejak puluhan tahun silam. Juga, meneliti dan berbagi visi dunia TIK kepada ribuan profesional TIK dari ratusan BUMN dan Swasta sejak hampir 20 tahun lalu.

Bisa dihubungi di dmahayana@stei.itb.ac.id atau info@sharingvision.com

kolom

Bagaimana Perkembangan Mutakhir Aplikasi ICT? (Bagian II - Selesai)

Kompas.com - 07/11/2023, 10:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAIN superapps, Internet of Place, VR/AR, dan ChatGPT, tren aplikasi berikutnya adalah composable architecture. Yakni pendekatan arsitektur software yang memungkinkan bagian-bagian dari sistem untuk dikombinasikan dan digabungkan secara independen dan fleksibel.

Hal ini memungkinkan untuk mengembangkan, menguji, dan menyebarluaskan komponen sistem secara terpisah, sehingga memudahkan pemeliharaan dan evolusi sistem secara keseluruhan.

Baca artikel sebelumnya: Bagaimana Perkembangan Mutakhir Aplikasi ICT? (Bagian I)

Modularitas, reusabilitas serta interoperabilitas menjadi karakter utama composable architecture.

Lebih lanjut, kecepatan dan fleksibilitas pada pengembangan aplikasi, skalabilitas, efisiensi dan kemudahan berbagai pihak bergabung dalam sebuah sistem bisnis digital, - misalnya sistem pembayaran dan eCommerce- menjadi keuntungan utamanya.

Maka itu, merujuk data Gartner CIO Agenda 2022, sebanyak 80 CIO pada 2024 akan mencantumkan modular business redesign melalui composable architecture sebagai lima alasan utama mempercepat kinerja bisnis.

Adapun pendekatan terpopuler dalam composable architecture adalah microservice pada sisi back end.

Aplikasi berbasis microservice dinyatakan akan menjadi mainstream pada masa depan, dan perusahaan yang tidak dapat mengadopsinya akan lebih sulit dalam berkompetisi. Hal ini tergambar dalam survei dari API & Microservices Connectivity Report, Kong (2022).

Disebutkan, 45 perseb responden menyatakan mereka telah berpindah secara full ke distributed software architecture, 44 persen (telah mengadopsi mix architecture antara microservice dan monolithic), 10 persen (menggunakan monolithic architecture tetapi berencana pindah ke distributed architecture dalam 12 bulan ke depan), serta 1 persen (menggunakan monolithic architecture dan tidak berencana berpindah dalam 12 bulan ke depan).

Persentase itu menunjukkan tren migrasi dari monolithic architecture (arsitektur pada proses pengembangan aplikasi di mana seluruh komponen untuk membangun aplikasi menjadi satu single unit) ke microservice architecture (arsitektur pada proses pengembangan aplikasi dimana setiap fitur dikembangkan terpisah dan independen antara satu sama lain).

Terkait microservice architecture ini, kami di Sharing Vision telah melakukan survei 31 responden institusional pada tahun lalu.

Hasilnya mayoritas adalah 48 persen cukup mengetahui, 39 persen pernah mendengar tapi tidak memahami, serta 13 persen memahami. Sebanyak 45 persen responden juga mengaku sudah menerapkan microservice architecture selama 1-3 tahun terakhir.

Respoden yang belum menjawab bahwa mereka belum mengadopsi Microservice karena kurangnya keahlian/talenta yang memiliki skill serta kurangnya dukungan manajemen sebagai alasan utama.

Selain itu, composable architecture juga bisa menggunakan pendekatan Low Code/ No code Development dengan memungkinkan terciptanya solusi software yang lebih lincah dan tahan banting.

Platform low-code merupakan seperangkat tools untuk membantu developer membuat aplikasi dengan lebih cepat daripada harus membuat coding dari awal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Indonesia U23 vs Guinea U23, Gratis dan Bisa Ditonton dari HP

Link Live Streaming Indonesia U23 vs Guinea U23, Gratis dan Bisa Ditonton dari HP

Internet
Tablet Lenovo Tab K11 Meluncur, Chip Helio G88 Baterai 7.040 mAh

Tablet Lenovo Tab K11 Meluncur, Chip Helio G88 Baterai 7.040 mAh

Gadget
Cara Pasang Iklan di Facebook untuk UMKM dan Tipsnya

Cara Pasang Iklan di Facebook untuk UMKM dan Tipsnya

e-Business
Cara Hapus Riwayat Pencarian di TikTok dengan Mudah

Cara Hapus Riwayat Pencarian di TikTok dengan Mudah

Software
Insta360 Dituding Melanggar Paten GoPro, Terancam Diblokir di AS

Insta360 Dituding Melanggar Paten GoPro, Terancam Diblokir di AS

e-Business
2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 10 dengan Mudah

2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 10 dengan Mudah

Software
Berapa Harga Pasang Internet Starlink di Indonesia? Ini Rinciannya

Berapa Harga Pasang Internet Starlink di Indonesia? Ini Rinciannya

Internet
Selebgram Tewas Ditembak setelah Posting Makanan di Instagram

Selebgram Tewas Ditembak setelah Posting Makanan di Instagram

Internet
Komparasi: Samsung Galaxy A54 Vs Samsung Galaxy A55

Komparasi: Samsung Galaxy A54 Vs Samsung Galaxy A55

Gadget
Cara Buat Filter Bunga Nama Jadi Wallpaper HP yang Ramai di TikTok

Cara Buat Filter Bunga Nama Jadi Wallpaper HP yang Ramai di TikTok

Internet
Penyebab Munculnya Notifikasi 'This device isn’t part of your Netflix Household' dan Cara Mengatasinya?

Penyebab Munculnya Notifikasi "This device isn’t part of your Netflix Household" dan Cara Mengatasinya?

Software
Headphone Wireless Sennheiser Accentum Plus Masuk Indonesia, Harganya?

Headphone Wireless Sennheiser Accentum Plus Masuk Indonesia, Harganya?

Hardware
TikTok Gugat Pemerintah AS, Buntut UU yang Ancam Eksistensi

TikTok Gugat Pemerintah AS, Buntut UU yang Ancam Eksistensi

e-Business
Gojek Rilis Langganan 'Gojek Plus', Diklaim Bisa Bikin Hemat hingga Rp 25 Juta

Gojek Rilis Langganan "Gojek Plus", Diklaim Bisa Bikin Hemat hingga Rp 25 Juta

Internet
30 Link Twibbon Hari Kenaikan Yesus Kristus 2024 yang Menarik buat Dibagikan ke Medsos

30 Link Twibbon Hari Kenaikan Yesus Kristus 2024 yang Menarik buat Dibagikan ke Medsos

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com