Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Merawat Baterai Ponsel agar Tak Cepat "Bocor"

Kompas.com - 04/12/2023, 18:01 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Baterai lithium ion di perangkat mobile dan gadget modern mampu menampung daya berjumlah besar, tapi lambat laun kapsitas tampungnya berkurang karena penuaan kimiawi alias chemical aging.

Proses penuaan ini tak dapat dihindari karena terjadi seiring dengan pemakaian perangkat. Namun, jika perangkat tidak dipakai dengan benar, kapasitas baterai bisa lebih cepat berkurang menjadi lebih sedikit dari aslinya atau umum disebut "bocor" karena cepat habis.

Bagaimana supaya baterai bisa lebih awet dan tak lekas bocor? Ada berberapa langkah mudah yang bisa Anda lakukan selaku pengguna gadget, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Android Authority, Senin (4/12/2023).

Jangan tunggu sampai baterai benar-benar habis sebelum di-charge

Chemical aging baterai lithium paling cepat terjadi apabila voltase internalnya berada di titik terendah (baterai habis) atau titik tertinggi (baterai penuh).

Baca juga: 7 Tips Hemat Baterai iPhone biar Tidak Sering Mengecas

Karena itu, jangan membiarkan ponsel kehabisan baterai sebelum menancapkan charger. Idealnya angka kapasitas dijaga antara 30-80 persen supaya baterai bisa awet maksimal.

Lebih baik sering-sering mengisi baterai agar tetap berada di kisaran kapasitas tersebut, ketimbang melakukan charging dari nol hingga 100 persen setiap kali.

Menurut penelitian oleh Battery University, daya tampung baterai lithium paling awet ketika kapasitasnya dijaga di kisaran 65-75 persen. Pengisian dari kapasitas rendah 25 persen hingga penuh 100 persen paling menurunkan daya tampung. Battery University Menurut penelitian oleh Battery University, daya tampung baterai lithium paling awet ketika kapasitasnya dijaga di kisaran 65-75 persen. Pengisian dari kapasitas rendah 25 persen hingga penuh 100 persen paling menurunkan daya tampung.
Perlu ditambahkan bahwa charging cycle yang merupakan spesifikasi seberapa sering baterai bisa diisi sebelum mulai kehilangan daya tampung secara signifikan dihitung berdasarkan presentasi pengisian, bukan frekuensi charging.

Dengan demikian, pengisian dari 20-70 persen, misalnya, akan dihitung sebagai 1/2 siklus (50 persen), sementara pengisian dari 0-100 dianggap sebagai 1 siklus (100 persen). Jadi, sering mengisi baterai sebelum benar-benar habis pun tak mempengaruhi charging cycle.

Baterai lithium biasanya memiliki charging cycle 300-500 kali, atau kira-kira 2-3 tahun dalam pemakaian normal. Namun, daya tahan sebenarnya bisa lebih atau kurang dari rating tersebut, tergantung perawatan oleh pengguna.

Hindari menancapkan charger ke ponsel semalaman

Menancapkan ponsel ke charger semalaman sehingga baterai berada di kapasitas 100 persen dalam waktu lama adalah kebiasaan yang dilakukan banyak pengguna, tapi bagaimana pengaruhnya terhadap baterai?

Seperti diuraikan oleh Battery University dalam artikelnya, itu pun tak sehat untuk baterai karena terus-menerus menahan voltase di angka tertinggi. Sebab, voltase tinggi meningkatkan stress di komponen baterai dan mempercepat chemical aging.

Baca juga: 8 Tips dari Google Agar Baterai Android Lebih Tahan Lama

Para pabrikan perangkat punya cara untuk mencegah hal ini. Sistem operasi iOS di iPhone, misalnya, memiliki fitur Optimized Battery Charging yang hanya akan mengisi baterai hingga 80 persen di situasi tertentu untuk menjaga kesehatannya.

Ilustrasi charging baterai di ponselKOMPAS.com/ OIK YUSUF Ilustrasi charging baterai di ponsel

Fitur serupa juga bisa ditemukan di ponsel Android, tergantung pabrikan dan tipe perangkatnya. Untuk OS Android "polos" seperti di ponsel Pixel Google, ada fitur Adaptive Charging yang cara kerjanya mirip dengan Optimized Battery Charging di iOS.

Diamkan ponsel selagi diisi baterainya, jangan sambil main game atau nonton

Hal yang satu ini dikenal sebagai "parasitic load", di mana baterai ponsel dikuras dan diisi dalam waktu bersamaan, misalnya apabila pengguna menancapkan ponsel ke charger/ power bank sambil main game atau menonton video.

Parasitic load berdampak buruk pada baterai karena mengganggu siklus charging dan menyebabkan mini-cycle yang dapat mengakibatkan sebagian komponen baterai mengalami penuaan lebih cepat.

Baca juga: 6 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Cas HP, Perhatikan biar Baterai Awet

Cara terbaik untuk menghindari parasitic load adalah dengan mematikan perangkat sepenuhnya, tapi ini sering kali tidak praktis karena ponsel jadi tak bisa menerima pesan masuk atau menampilkan notifikasi.

Sebagai gantinya, cukup diamkan saja perangkat saat di-charge tanpa diutak-atik apabila tidak diperlukan. Jangan lupa untuk mencabut charger begitu baterai terisi sesuai kisaran yang dikehendaki.

Jaga suhu ponsel agar jangan kepanasan

Selain hal-hal di atas, musuh besar lainnya dari baterai adalah panas. Temperatur yang terlalu tinggi membuat ketahanan baterai jadi berkurang dan lebih cepat kehilangan daya tampung, demikian pula sebaliknya jika suhu terlalu rendah.

Sebuah penelitian di Research Gate menyebutkan bahwa suhu ruangan ideal untuk melakukan pengisian baterai adalah antara 25 hingga 40 derajat Celsius.

Temperatur sekitar (ambient) saat melakukan charging ikut mempengaruhi usia pakai baterai. Agar life cycle bisa maksimal alias awet, jaga agar suhu tidak terlalu panas atau dingin. Research Gate/ Zongchang Liu, Jay Lee Temperatur sekitar (ambient) saat melakukan charging ikut mempengaruhi usia pakai baterai. Agar life cycle bisa maksimal alias awet, jaga agar suhu tidak terlalu panas atau dingin.

Di kisaran temperatur ini, life cycle baterai bisa terjaga di angka maksimal dan daya tampungnya bisa bertahan hingga 96 persen kapasitas awal setelah pemakaian selama setahun.

Daya tampung bisa berkurang drastis apabila baterai terus-menerus diisi hingga 100 persen dan berada dalam kondisi panas.

Misalnya, pada pengujian charging di temperatur 40 derajat Celsius dan pengisian selalu ke angka 100 persen, daya tampung baterai berkurang hingga hanya 65 persen kapasitas awalnya setelah setahun.

Baca juga: Macam-macam Teknologi Fast Charging HP, Ngecas Baterai Kilat

Karena itu, selain hindari mengisi baterai hingga 100 persen, sebaiknya jangan pula menempatkan perangkat di situasi yang bisa meningkatkan panas selagi charging, seperti misalnya ditaruh di bawah bantal.

Fast charging cenderung menghasilkan suhu tinggi di baterai, terutama yang menggunakan daya besar.Android Authority Fast charging cenderung menghasilkan suhu tinggi di baterai, terutama yang menggunakan daya besar.

Bagaimana dengan fast charging? Teknologi yang satu ini masih jadi poin perdebatan. Mengisi baterai dengan cepat memang praktis, tapi ada konsekuensi berupa suhu tinggi hingga melebihi 40 derajat Celsius, menurut pengujian Android Authority.

Karena itu, disarankan agar hanya menggunakan fast charging untuk mengisi sebagian kapasitas baterai saja, misalnya selama 5-15 menit, agar suhu tak naik terlalu tinggi.

Bisa juga menggunakan charger berdaya lebih rendah yang biasanya juga menghasilkan suhu lebih adem pula, apabila tidak sedang buru-buru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com