Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos Populer tentang Smartphone, Benar atau Salah?

Kompas.com - Diperbarui 15/01/2024, 09:01 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Visible

Itulah alasannya baterai lithium dianjurkan supaya dijaga kapasitasnya agar jangan terlalu penuh dan jangan terlalu kosong.

Night mode membuat tidur lebih pulas

Night mode di sini mengacu pada fitrur ponsel yang membuat tampilan layar jadi lebih "hangat" alias kekuningan untuk mengurangi cahaya biru (blue light) yang masuk ke mata.

Tujuannya agar membuat layar lebih nyaman dilihat, sekaligus membuat pengguna bisa tidur lebih pulas setelah memakai ponsel karena pola istirahat tak terganggu oleh pancaran sinar biru dari layar yang membuat tetap terjaga. Namun benarkah demikian? Ternyata tidak juga.

Sebuah studi yang dilakukan Lighting Research Center pada 2019 menemukan bahwa ternyata tidak ada perbedaan produksi melatonin (hormon yang menenangkan tubuh dan membuat tidur) antara pengguna gadget yang mengatkifkan night mode dan yang tidak.

Sebab, kebiasaan tidur turut dipengaruhi oleh paparan cahaya dalam bentuk apapun, tak hanya blue light.

Karena itu, dianjurkan agar mengurangi tingkat brightness layar saat memakai ponsel di malam hari. Lebih baik lagi jika tak menggunakannya sama sekali menjelang tidur.

Mitos: airplane mode bikin smartphone tidak bisa dilacak

Mode pesawat terbang alias airplane mode mematikan koneksi seluler dan WiFi sehingga ponsel terputus dari sambungan internet, tapi bukan berarti smartphone menjadi tidak bisa dilacak.

Penelitian oleh Northeastern University pada 2018 mengungkapkan bahwa posisi perangkat masih bisa diendus bahkan ketika location services (GPS) dimatikan, melalui berbagai sensor seperti gyroscope dan accelerometer yang mendeteksi arah gerakan.

Bagaimana jika ponsel dimatikan? Ada malware yang bisa meniru seolah-olah ponsel sudah shutdown, padahal tidak, dan mungkin sedang berupaya melacak pengguna.

Baca juga: Google Didenda Lagi karena Lacak Lokasi Pengguna, Kini Harus Bayar Rp 459 Miliar

Satu-satunya cara untuk menghindari pelacakan adalah dengan melepas baterai agar perangkat tidak bisa dihidupkan sama sekali, atau dengan membuangnya.

Namun, kekhawatiran itu agaknya berlebihan. Jika Anda tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, tak perlu takut pihak berwajib perlu atau berniat melacak Anda lewat ponsel.

Hanya gunakan charger dari merek yang sama dengan ponsel

Mitos yang satu ini ada benarnya karena charger abal-abal kualitasnya buruk bisa merusak baterai ponsel, malah bisa memicu risiko kebakaran.

Meski demikian, Anda tak mesti hanya menggunakan charger bawaan atau dari pabrikan yang sama dengan ponsel. Sebab, ada banyak pabrikan aksesori pihak ketiga yang membuat produk berkualitas tinggi, termasuk charger.

Baca juga: Macam-macam Teknologi Fast Charging HP, Ngecas Baterai Kilat

Gadget mobile memang bisa diisi baterainya dengan charger apapun asalkan kemampuannya sesuai, misalnya sanggup memasok daya sebesar yang diperlukan oleh perangkat.

Beberapa fitur seperti fast charging juga mensyaratkan kompatibilitas antar ketiga alat yang digunakan, yakni ponsel, charger, dan juga kabel, agar bisa berfungsi maksimal.

Jadi, jangan khawatir untuk menggunakan charger buatan pihak lain. Pastikan saja Anda memilih charger dari pabrikan yang memiliki reputasi positif dan produknya dikenal berkualitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com