Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Ketahanan Siber Perusahaan Indonesia Rendah, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/06/2024, 18:00 WIB
Bill Clinten,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berdasarkan laporan "Cybersecurity Readiness Index 2024" yang dirilis perusahaan teknologi perangkat dan solusi jaringan Cisco, hanya sekitar 12 persen organisasi di Indonesia yang memiliki ketahanan terhadap risiko keamanan siber modern.

Angka ini bisa dibilang cukup rendah, mengingat bahaya dan dampak yang bisa diakibatkan oleh berbagai serangan siber yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. 

Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu mengatakan salah satu faktor utama mengapa banyak perusahaan di Indonesia kurang memperhatikan risiko keamanan siber karena mereka belum memiliki pengetahuan (awareness) tentang hal tersebut.

"Awareness ini menjadi penting karena perusahaan bisa saja belum mengetahui jenis serangan apa yang bisa mengancam sistem merek, jelas Marina kepada KompasTekno di sela acara Cisco Security Summit yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).

"Bahkan, mereka mungkin juga belum tahu apa itu program berbahaya (malware) yang bisa menginfeksi sistem," imbuhnya.

Baca juga: Cisco Pamer Solusi Keamanan Berbasis AI di Jakarta, Ada ChatBot Penjaga Jaringan

Rendahnya awareness ini dapat menimbulkan sebuah fenomena yang lumrah terjadi, di mana suatu perusahaan akan membeli produk atau solusi keamanan siber setelah mereka terkena serangan. 

"Hal ini tentunya bukan solusi yang tepat lantaran serangan tersebut sudah tidak bisa dicegah, dan respons perusahaan terhadap serangan yang sudah menginfeksi itu juga akan lambat karena perbaikan dari serangan akan semakin kompleks," imbuh Marina. 

Faktor selanjutnya adalah pemahaman (understanding) tentang produk dan solusi keamanan yang dibutuhkan perusahaan. Jika tidak ada atau minim pemahaman, maka perusahaan tentunya tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan solusi keamanan yang tepat.

Selain itu, faktor jumlah dan kemampuan (skill) sumber daya manusia (SDM) di bidang informasi teknologi (IT) juga bisa mempengaruhi apakah suatu perusahaan membutuhkan solusi keamanan siber atau tidak.

Apabila orang IT suatu perusahaan tidak menganggap dan mendorong pemilik perusahaan untuk memahami bahwa keamanan cukup penting, maka sistem mereka kemungkinan besar akan mudah terkena risiko serangan siber. 

Baca juga: Cisco Bangun Pusat Data Security Cloud di Indonesia

Strategi Cisco edukasi ke perusahaan

Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu di sela acara Cisco Security Summit yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).Kompas.com/BILL CLINTEN Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu di sela acara Cisco Security Summit yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024).

Mengingat risiko keamanan siber yang semakin berkembang, maka kebutuhan akan solusi keamanan siber dan jaringan tentunya juga akan semakin relevan. 

Oleh karena itu, Cisco rajin mengedukasi masyarakat, terutama perusahaan akan pentingnya memiliki infrastuktur dan sistem jaringan perusahaan yang aman dari risiko keamanan siber. 

Salah satu edukasi yang dihadirkan Cisco, lanjut Marina, adalah lewat Cisco Indonesia Security Summit 2024 yang digelar pada Rabu kemarin. 

"Di sini, para ahli Cisco, ahli di bidang IT, dan pelaku bisnis dipertemukan untuk melihat dampak dan bahaya yang mengintai sistem perusahaan, serta solusi bagaimana melindungi perusahaan dari risiko keamanan tersebut,". jelas Marina.

Di samping itu, Cisco juga rutin membuat laporan terkait kesiapan industri dan perusahaan di beberapa negara akan serangan siber, salah satunya adalah laporan "Cybersecurity Readiness Index 2024" di atas.

Untuk Cisco sendiri, perusahaan asal San Jose, California, Amerika Serikat itu juga semakin berupaya agar solusi mereka berkembang seiring dengan kemajuan zaman, terutama di era maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti saat ini. 

Yang terbaru, mereka meluncurkan dua solusi keamanan berbasis AI dengan nama Cisco Hypershield dan AI Assistant for Security. 

Kedua solusi keamanan ini bisa dipakai oleh perusahaan untuk mengamankan sistem dan infrastruktur mereka dari risiko keamanan siber dan serangan jaringan lainnya secara menyeluruh, mudah, dan efisien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com