Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niepce dan Cerita Pembuatan Foto Tertua di Dunia

Kompas.com - 14/09/2016, 20:08 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

KOMPAS.com - Foto tertua di dunia yang masih bisa dilihat hingga saat ini dipotret oleh pionir fotografi Perancis bernama Joseph Nicephore Niepce. Proses pembuatannya pun melibatkan berbagai hal rumit, jauh berbeda dengan kondisi zaman sekarang.

Cerita foto pertama di dunia ini berawal dari sekitar tahun 1816. Di masa itu, Niepce mulai tertarik untuk mengeksplor berbagai teknik baru dalam litografi dan mulai bereksperimen dengan macam-macam materi yang sensitif cahaya.

Materi yang sensitif cahaya itu dipakai sebagai medium untuk mencetak gambar di permukaan sebuah plat logam atau batu.

Niepce kemudian mengembangkan teknik heliografi yang memanfaatkan cahaya matahari, camera obscura (kotak ruang gelap), bitumen of Judea (sejenis aspal) dan teknik litografi untuk menghasilkan sebuah foto. Ini merupakan salah satu cara pemrosesan foto tertua yang diketahui.

Caranya, dia melarutkan bitumen dan memakainya untuk melapisi sebuah plat logam. Plat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam camera obcura dan dibiarkan terekspos cahaya dalam durasi waktu tertentu.

Bitumen yang terkena cahaya akan mengeras, sedangkan bagian yang tidak terkena cahaya akan tetap lunak. Saat plat dicuci menggunakan minyak lavender dan terpentin, bitumen yang lunak akan gugur, sementara yang keras akan tinggal dan membentuk gambar foto.

Teknik heliografi ini pada 1826, dipakai oleh Niepce untuk mencetak foto tertua di dunia yang masih bisa dilihat hingga sekarang. Foto tersebut dikenal dengan nama View from the Window at Le Gras dan menggambarkan sebuah pemandangan yang dilihat dari jendela lantai dua tempat tinggal pria itu.

Di zaman sekarang yang serba canggih, mungkin orang tak terbayang lagi betapa sulit dan rumitnya proses heliografi yang dipakai Niepce untuk mencetak foto itu. Agar bisa menghasilkan foto View from the Windows at Le Gras, Niepce mesti memprosesnya selama 8 jam.

Total ada 16 hasil cetak heliografi karya Niepce yang masih ada hingga saat ini, termasuk View from the Windows at Le Gras. Karya-karya tersebut tersebar dan disimpan di berbagai museum berbeda di seluruh dunia.

Saat ini View from the Windows at Le Gras sendiri disimpan sebagai bagian dari Gernsheim Collection di University of Texas.

Tiga lainnya, yaitu gambar Le Cardina d’Amboise, foto sebuah lokasi yang mirip dengan pemakaman, serta foto Yesus sedang memanggul salib, berada di tangan Royal Photographic Society.

Sedangkan sisanya tersebar di Museum Niepce, Societe Francaise de Photographie serta koleksi milik J. Niepce di Perancis.

Pada 1829, Niepce sempat bekerja sama dengan pionir fotografi lain, yaitu Louis Jacques Mande Daguerre, untuk mengembangkan teknik heliografi. Namun Niepce meninggal pada 1833, dan Daguerre pun melanjutkan penelitian tersebut hingga berhasil menciptakan teknik daguerreotype.

Kemudian pada 1839, Daguerre memperkenalkan teknik miliknya ke seluruh dunia dan mulailah era fotografi komersil. Teknik Daguerreotype terus dipakai hingga lebih dari 100 tahun setelah penemuannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

Axiata-Sinar Mas Sepakati Merger XL dan Smartfren, Lahir Entitas Baru MergeCo

e-Business
Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Oppo Reno 12 Pro Segera Masuk Indonesia

Gadget
Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

Cara Bikin Stiker Langsung di Instagram Stories, Cepat dan Otomatis

Software
Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

Berkat AI, Cari Foto di Google Photos Jadi Gampang

Software
Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

Starlink Terpapar Gelombang Geomagnetik Luar Biasa Selama Badai Matahari

e-Business
2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

2 Cara Cek Kelayakan Bus Secara Online, Penting buat Memastikan Keselamatan

e-Business
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Pekan Kedua Dimulai Hari Ini, Tim Indonesia di Tiga Besar

Game
Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

Tampilan WhatsApp di iOS Berubah, Begini Bedanya dengan yang Lama

Software
Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

Google Rilis AI Gemini 1.5 Pro, Bisa Analisis Lebih Banyak Data dan Input

Software
Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

Menjajal Sennheiser Momentum True Wireless 4, TWS Premium Rp 5 Juta

Gadget
Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

Peringatan tentang AI yang Pintar Menipu dan Bahayanya bagi Manusia

Internet
Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

Perbandingan Spesifikasi iPad Pro 2024 dan iPad Air 2024

Gadget
Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

Meta Tutup Facebook Workplace, Jejaring Sosial Khusus Perkantoran

e-Business
5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

5 Pro Player Wanita Asal Indonesia Jadi Pemain Utama Tim Mobile Legends di Perancis

Game
Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

Pendiri Facebook Rayakan Ultah Ke-40, Nostalgia dan Pamer Foto Tempat Bersejarah di Hidupnya

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com