KOMPAS.com - Seperti juga bentuk kemajuan lain, teknologi digital yang antara lain melibatkan komputer, aneka gadget, dan jaringan internet tak ubahnya pedang bermata dua.
Ia bisa menghasilkan manfaat, tapi tak jarang pula berbuah masalah buat penggunanya apabila tidak dipakai dengan bijak.
Akibatnya bisa sekedar salah paham menafsirkan hasil pencarian mesin pencari, hingga yang lebih gawat seperti penayangan video porno di billboard elektronik secara tidak sengaja.
Kemunculan teknologi digital juga kerap memicu pro-kontra, terlebih ketika kemajuan yang ditawarkan berpotensi mengancam pihak lain yang sudah mapan, atau sekedar memicu kontroversi. Pemblokiran dan demonstrasi pun bisa terjadi.
Tahun 2016 banyak diwarnai kehebohan atau peristiwa sensasional yang berkaitan dengan teknologi digital karena alasan di atas. Apa saja? Berikut ini beberapa di antaranya yang terekam oleh KompasTekno.
1, Pemblokiran Netflix
Baca: Netflix Resmi Masuk Indonesia
Adu argumen antara Telkom yang ngotot memblokir dan Netflix sempat menjadi perhatian netizen Tanah Air dan ramai diberitakan. HIngga kini, pelanggan Telkom (IndiHome) dan Telkomsel masih belum bisa menonton tayangan streaming dari Netflix.
Tak lama setelahnya, Telkom memboyong pesaing Netflix, yakni iFLix, ke Indonesia. Sementara, operator seluler anak usahanya, Telkomsel, melenggang dengan layanan serupa bernama Hooq.
2. Demo tolak taksi online
Para penyedia layanan ride sharing dipandang melanggar undang-undang tentang lalu lintas dan angkutan jalan karena tidak menjalani prosedur sebagai penyelenggaran transportasi.
Baca: Demo Tolak Taksi Online
Pemerintah berusaha berlaku adil ke semua pihak dengan mewajibkan uji kendaraan dan sejumlah syarat lain bagi penyedia ride sharing, sementara para pengusaha taksi konvensional diminta menyesuaikan diri dengan aplikasi digital berbasis internet.
Belakangan, taksi konvensional mulai bekerjasama dengan penyedia ride sharing, seperti Blue Bird yang bermitra dengan Go-Jek dan Express yang menggandeng Uber.
3. Fahri Hamzah mengaku Steve Jobs
Menanggapi pemecatan itu, Fahri malah menyebutkan bahwa dirinya mirip dengan pendiri Apple, Steve Jobs, yang awalnya keluar tapi kembali untuk membesarkan perusahaannya.
Baca: Menelisik Kesamaan Fahri Hamzah dan Steve Jobs
Pernyataan Fahri yang sebatas menyinggung seorang tokoh di dunia teknologi menarik untuk ditelisik meskipun di antara keduanya terdapat perbedaan mendasar. Fahri adalah politisi, sementara Jobs merupakan pimpinan perusahaan.
4. Argo kuda mobil Uber
Nama Uber kembali mencuat pada pertengahan tahun ini di bulan Agustus. Seorang pelanggan mengeluh dikerjai sopir nakal yang tidak melakukan "end trip" ketika perjalanan sudah selesai.
Walhasil, si pelanggan menghadapi tagihan kartu kredit sebesar hampir Rp 600.000 untuk perjalanan Uber tersebut, meski sebenarnya hanya menempuh rute pendek dengan biaya Rp 18.000.
Baca: "Argo Kuda" Tembus Rp 595.000, Sopir Uber Diberhentikan
Kejadian "argo kuda" serupa sebenarnya sudah banyak terjadi sebelumnya, namun kali ini menuai banyak perhatian karena angka kerugian pelangggan yang relatif tinggi.