Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri WhatsApp Keluarkan Rp 684 Miliar untuk Aplikasi Chat Pesaing

Kompas.com - 23/02/2018, 13:53 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Techtimes

KOMPAS.com - Salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton, menggelontorkan dana 50 juta dollar AS atau setara Rp 684 miliar ke Signal. Tujuannya mempromosikan pentingnya pesan terenkripsi agar menjamur di mana-mana.

Diketahui, Signal adalah perusahaan yang dibentuk atas semangat perlindungan privasi. Salah satu divisinya, “Signal Protocol”, dirancang untuk menciptakan sistem anti-pengintaian yang saat ini digunakan beberapa aplikasi terenkripsi semacam WhatsApp, Facebook Messenger, dan Skype.

Layanan inti dari Signal sendiri adalah aplikasi pesan singkat “Signal Messenger”. Karenanya, meski turut memasok sistem keamanan bagi WhatsApp dkk, Signal bisa dibilang sebagai kompetitor.

Brian Acton pun menggelontorkan dana ke Signal karena ia telah meninggalkan WhatsApp sejak tahun lalu. Pasca hengkang, ia memang semakin dekat dan terlibat dengan Signal.

Dalam waktu dekat, Brian Acton bakal menjabat sebagai presiden direktur “Signal Foundation”. Lembaga non-profit di bawah naungan Signal itu fokus meningkatkan performa Signal Messenger.

“Semakin jauh hidup kita terjadi secara online, proteksi data dan privasi sangat kritikal,” kata Brian Acton, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (23/2/2018), dari TechTimes.

“Semua orang layak dilindungi. Kami menciptakan Signal Foundation sebagai respons yang dibutuhkan dunia global,” ia menambahkan.

Dana Rp 684 miliar yang digelontorkan Brian Acton diharapkan mampu memperluas ruang gerak Signal. Perusahaan tersebut bakal merekrut lebih banyak orang, meningkatkan kapasitas, dan memasang target lebih ambisius.

Baca juga : Pendiri WhatsApp: Lamaran Kerja Saya Ditolak Facebook

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Techtimes

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com