Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple Klaim 100 Persen Pakai Energi Terbarukan

Kompas.com - 11/04/2018, 17:04 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Verge


KOMPAS.com - Sebagai raksasa teknologi, Apple dikenal getol soal pemakaian energi terbarukan (renewable) yang lebih ramah lingkungan, dibanding sumber energi tidak terbarukan dari bahan bakar fosil.

Pekan ini, Apple mengumumkan bahwa kegiatan operasionalnya di seluruh dunia sudah 100 persen memakai energi terbarukan. Sebelumnya, dua tahun lalu, angka tersebut masih berada di kisaran 93 persen.

Energi terbarukan itu dipakai di berbagai fasilitas Apple yang tersebar di 43 negara, termasuk toko ritel, data center, dan kompleks perkantoran.

“Sejak 2014, semua data center Apple sudah 100 persen memakai engergi terbarukan. Lalu, sejak 2011, proyek-proyek energi terbarukan Apple telah mengurangi emisi gas rumah kaca (Co2e) sebanyak 54 persen dari fasilitas-fasilitasnya di seluruh dunia,” tulis Apple dalam pengumumannya.

Secara global, Apple mengoperasikan 25 proyek energi terbarukan dengan total kapasitas 626 megawatt. Ada 15 proyek lagi yang sedang dibangun. Nantinya, total kapasitas energi terbarukan Apple akan meningkat menjadi 1,4 gigawatt.

Baca juga: Kantor Baru Apple yang Serba Kaca, Keren tetapi Bikin Celaka

Secangkir kopi di sungai

Meski mengklaim demikian, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Rabu (11/4/2018), bukan berarti energi listrik yang dikonsumsi semua fasilitas Apple “100 persen” berasal dari sumber terbarukan.

Sebab, listrik dari sumber energi terbarukan yang sudah didistribusikan ke keseluruhan sistem power grid tidak bisa dibedakan dari listrik milik pembangkit konvensional, ibarat secangkir kopi yang sudah larut di sungai.

Perusahaan pun tidak bisa memilih untuk hanya menggunakan energi dari sumber terbarukan saja. Contoh kasusnya seperti toko ritel Apple yang tersambung ke jaringan listrik di sebuah kota, yang notabene listriknya berasal dari berbagai sumber.

Untuk mengatasi keterbatasan ini, perusahaan yang ingin lebih “hijau” seperti Apple kemudian membeli Renewable Energy Certificate (REC), berupa sertifikat kepemilikan energi bersih dalam jumlah tertentu yang sama dengan angka konsumsi energinya.

“Di mana tidak memungkinkan untuk membangun generator sendiri, kami menandatangani kontrak pembelian energi jangka panjang untuk mendukung proyek lokal yang sesuai dengan prinsip energi terbarukan kami,” sebut Apple.

REC bisa diibaratkan sebagai kebalikan pajak karbon (carbon tax). Alih-alih dikenakan pajak untuk pemakaian sumber bahan bakar dari karbon, produsen energi terbarukan justru diberikan insentif. Penjelasan selengkapnya bisa dilihat dalam dokumen pemerintah AS di tautan berikut.

Cara serupa juga ditempuh oleh Google yang beberapa hari lalu mengumumkan sudah “membeli” energi dari sumber terbarukan dengan jumlah lebih banyak dari yang dikonsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer 'Orcs Must Die! 3'

Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis, Ada Permainan Multiplayer "Orcs Must Die! 3"

Game
Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Akhirnya, Mirrorless Canon Bisa Pakai Lensa Sigma dan Tamron

Gadget
'Honkai Star Rail' Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

"Honkai Star Rail" Bagi-bagi 1.600 Stellar Jade Gratis, Begini Cara Mendapatkannya

Game
Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenapa WhatsApp Desktop Keluar Sendiri? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Software
Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

e-Business
2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

2 Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Windows 11 dengan Mudah dan Cepat

Software
Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Komparasi: Spesifikasi Samsung Galaxy A05 Vs Galaxy A05s

Gadget
Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Cara Menggunakan Privacy Extension for WhatsApp Web di Mozilla Firefox untuk Blur Chat

Software
Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Apa Itu Fiber Optik? Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

Hardware
Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Kenapa E-mail Hilang dari Kotak Masuk Gmail? Begini Cara Mengeceknya

Software
Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Akhirnya, Samsung Galaxy AI Sudah Bisa Bahasa Indonesia

Software
Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Unik, Ada Mesin Gacha Berhadiah CPU Intel di Jepang

Hardware
Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

e-Business
Siap-siap, Harga SSD dan Hard Disk Bakal Makin Mahal

Siap-siap, Harga SSD dan Hard Disk Bakal Makin Mahal

Hardware
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com