Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponsel ZTE Tak Bisa Pakai Chip Qualcomm

Kompas.com - 17/04/2018, 15:57 WIB
Yudha Pratomo,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Departemen Perdagangan Amerika Serikat resmi menjatuhkan hukuman pada vendor ponsel asal China, ZTE. Hukuman tersebut berupa larangan bagi perusahaan-perusahaan AS untuk menjual komponen peralatan telekomunikasi pada ZTE, selama tujuh tahun ke depan.

Putusan ini dijatuhan lantaran ZTE tidak mematuhi perjanjian perdagangan dengan pemerintah AS dengan mengirim barang serta teknologi asal AS ke Iran secara ilegal. Selain dikucilkan dalam perdagangan di AS, perusahaan China itu juga harus membayar denda sebesar 890 juta dollar AS (sekitar Rp 12 triliun) dan denda tambahan 300 juta dollar AS (sekitar Rp 4 triliun).

"Jika perusahaan tak mampu menyelesaikannya, maka mereka akan kehilangan bisnis ini. Banyak bank dan perusahaan yang bahkan di luar AS tidak akan mau lagi berurusan dengan mereka," ujar Eric Hirschhorn, mantan Sekretaris Perdagangan AS yang ikut menangani kasus ini.

Putusan ini membuat ZTE akan kehilangan pasokan komponen utama untuk ponselnya. salah satunya adalah Qualcomm sebagai pemasok prosesor ponsel milik ZTE. Qualcomm yang notabenenya adalah perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tak akan lagi bisa menjadi pemasok chipset.

Alhasil, ZTE harus bergerak cepat mencari solusi alternatif pemasok komponen utama ini.

Baca juga: Trump Larang Qualcomm Dijual ke Perusahaan Asing

Hukuman ini ternyata tak hanya berimbas pada ZTE saja, tapi juga pada perusahaan besar lainnya yang menjadi pemasok produsen ponsel China itu. Salah satunya adalah perusahaan pembuat peralatan jaringan optik, Acacia Communications yang sahamnya merosot drastis hingga 35 persen.

"Ini akan menghancurkan perusahaan, mengingat ketergantungan mereka pada produk dan perangkat lunak asal AS. Ini tentu akan membuat mereka kesulitan memproduksi dan memberi pengaruh negatif baik jangka pendek maupun jangka panjang," ungkap Douglas Jacobson, pengacara yang mewakili salah satu perusahaan pemasok ZTE, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Reuters, Selasa (17/4/2018).

Hukuman ini sepertinya juga muncul dari persaingan industri kedua negara, yakni Amerika Serikat dan China. Tindakan AS pada ZTE kemungkinan besar akan memperparah ketegangan hubungan antara AS dan China dalam urusan perdagangan.

Pada 2016 lalu, AS juga telah mulai membatasi jumlah ekspor ke ZTE. Penyelidikan federal mendapati bahwa ZTE telah melakukan kecurangan dengan mendistribusikan komponen buatan AS ke Iran secara ilegal. 

ZTE membeli komponen tersebut, kemudian memasukkannya pada peralatan dan mengirimkannya ke Iran. ZTE yang merancang skema ini juga telah mengaku bersalah setelah Departemen Perdagangan AS mengancam akan memutus rantai pasokan globalnya.

Kendati demikian, hingga saat ini pihak ZTE belum memberi tanggapan lebih lanjut terkait pemblokiran ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apple Pencil Pro Meluncur, Bawa Fitur Meremas dan 'Haptic Feedback'

Apple Pencil Pro Meluncur, Bawa Fitur Meremas dan "Haptic Feedback"

Gadget
Pixel 8A Meluncur, Ponsel 'Murah' Google dengan Layar 120 Hz

Pixel 8A Meluncur, Ponsel "Murah" Google dengan Layar 120 Hz

Gadget
Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

Internet
Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

Hardware
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

e-Business
Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Internet
Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Gadget
iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

Gadget
Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Software
Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com