Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Terpaksa Tidak Gratiskan Gmail, Chrome, dan Play Store di Eropa

Kompas.com - 18/10/2018, 09:08 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google mulai mengubah konsep bisnisnya setelah mendapat tekanan dari Komisi Eropa terkait tuduhan pelanggaran undang-undang anti-pakat.

Selama ini Google tidak pernah memungut biaya ke pabrikan smartphone Android yang memasang aplikasi Google.

Namun mulai 29 Oktober nanti, setiap vendor akan dikenakan biaya lisensi untuk memasang Gmail, Google Play Store, Google Maps, dan aplikasi populer Google lain di smartphone yang diluncurkan di Eropa.

"Karena pra-instalasi Google Search dan Chrome bersamaan dengan aplikasi lain membantu kami mengembangkan dan mendistribusikan Android secara gratis, kami akan memperkenalkan perjanjian lisensi pembayaran baru untuk pengapalan smartphone dan tablet di Wilayah Ekonomi Eropa," tulis Kepala Android, Hiroshi Lockheimer dalam blog resmi Google.

Keputusan ini akan berlaku bagi semua smartphone dan tablet yang dirilis di Eropa.

Perubahan ini dibuat menyusul keputusan Komisi Eropa yang meminta Google untuk menghentikan bundling aplikasi besutan Google di perangkat Android, seperti Google Chrome dan Google Search yang dianggap melakukan monopoli.

Baca juga: Denda Kasus Monopoli Google Bisa Pecahkan Rekor

Setelah perubahan ini berlaku, pabrikan ponsel Android bisa memilih tiga opsi. Pertama, menjual ponsel tanpa Google Play Store atau aplikasi Google apapun.

Kedua, membuat ponsel dengan Google Play Store terpasang dan aplikasi Google lain, kecuali Chrome dan Search.

Terakhir, mereka bisa menginstal semua aplikasi Google, seperti yang dipasarkan saat ini namun dengan membayar lebih mahal.

Para vendor juga diberi keleluasaan untuk melisensikan aplikasi Google yang bekerja di sistem operasi forking secara terpisah.

Aplikasi Android yang berbayar tadi kemungkinan harus diunduh secara manual, alih-alih pra-instal seperti hari ini.

Sebelumnya, hingga hari ini, Google mendulang keuntungan dari akses Google Search dan Google Chrome yang terpasang secara pra-instal di semua smartphone Android. Dengan menarik biaya ke vendor, otomatis akan memengaruhi keuntungan Google ke depannya.

Sayangnya, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Digital Trends, Kamis (18/10/2018), Google tidak menyebutkan berapa banderol yang dipatok untuk para vendor smartphone untuk bisa menggunakan aplikasi mereka.

Setidaknya, tiga tuntutan yang dialamatkan Google dari komisi Eropa, telah dipenuhi. Komisi Eropa sempat mengancam denda 5 miliar dollar AS (sekitar Rp 75 triliun) kepada Google jika tidak patuh atas putusan Komisi Eropa.

Baca juga: Terbukti Monopoli Android, Google Didenda Rp 72 Triliun

Meski ada pemberlakuan pembayaran untuk Google Search dan Chrome, namun secara keseluruhan adopsi Android masih berlaku gratis. Hal itu ditegaskan oleh Lockheimer dalam blog Google, jika Android masih bekerja sebagai platform gratis dan terbuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Software
Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Gadget
Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Software
Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Gadget
Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com