Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Dituding Menyabot Firefox Selama 10 Tahun

Kompas.com - 19/04/2019, 16:17 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber ZDNet

KOMPAS.com - Mantan General Manager dan VP Grup Firefox di Mozilla, Jonathan Nightingale, menuduh Google telah menyabotase browser Firefox secara sengaja dan sistematis.

Nightingale mengatakan sabotase ini telah dilakukan selama 10 tahun terakhir untuk mendongkrak adopsi peramban Chrome besutan Google sendiri.

Dalam rangkaian tweet yang diunggahnya pekan lalu, Nightingale mengatakan bahwa Google sebenarnya bekerjasama dengan Mozilla untuk bagi hasil dari fungsi pencarian di Firefox.

Revenue sharing ini disebutnya menyumbang 90 persen pemasukan Firefox selama 8 tahun Nightingale bekerja di Mozilla . "Saat saya pertama berkiprah di Mozilla tahun 2007, Google Chrome belum ada," kicau Nightingale.

Baca juga: Persulit Iklan dari Pesaing, Google Didenda Rp 24 Triliun di Eropa

Menurut Nightingale, hubungan kedua perusahan mulai canggung ketika Google merilis peramban Chrome pada 2008. Google kini memiliki browser yang bersaing langsung dengan Firefox, tapi kedua pihak tetap melanjutkan kerja sama bagi hasil dari search.

Di sinilah akar masalahnya, lanjut dia. Semenjak memiliki Chrome, produk-produk online Google mulai bertingkah aneh apabila diakses dengan peramban Firefox.

"Gmail dan docs mulai mengalami masalah kinerja dan bug di Firefox. Situs demo akan memblokir Firefox karena mengira browser 'tak kompatibel', padahal tidak demikian," sebut Nightingale.

Setiap kali Mozilla komplain soal masalah produk Google di Firefox. Google selalu mengatakan hal itu tidak disengaja dan segera memperbaikinya dalam hitungan minggu. Tapi masalah serupa selalu berulang, ratusan kali selama bertahun-tahun.

Baca juga: Mozilla Luncurkan Layanan Firefox Send Pesaing Google Drive

Padahal, kata Nightingale, perusahaan teknologi sekaliber Google mestinya tak melakukan kesalahan yang sama terus menerus. Tiap kali Firefox tertimpa persoalan, pengguna meninggalkan browser Mozilla itu.

Akibatnya, Firefox lama kelamaan kehilangan basis pengguna yang pindah ke Chrome, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari ZD Net, Jumat (19/4/2019).

Data terbaru dari NetMarketShare menunjukkan Chrome kini menguasai pasaran peramban dengan market share lebih dari 65 persen. Sementara, Firefox hanya memiliki pangsa sekitar 9 persen.

Nightingale bukan satu-satunya eksekutif Mozilla yang menuding Google telah sengaja melakukan sabotase terhadap Fifefox.


Pada Juli 2018, Program Manager Mozilla Chris Peterson pernah menuduh Google sengaja memperlambat kinerja YouTube di Firefox.

Baca juga: Chrome Makin Populer, Google Akan Depak Firefox?

Peterson mengatakan Firefox dan peramban Edge buatan Microsoft lebih cepat dari Chrome dalam loading video YouTube.

Untuk menjegal kedua kompetitornya itu, ujar Peterson, Google kemudian beralih memakai library JavaScript yang tak didukung oleh Firefox dan Edge di YouTube. Kinerja loading YouTube kedua browser pun terjerembap jadi 5 kali lebih pelan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Gadget
Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Software
Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Gadget
Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Internet
Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

e-Business
Good Lock, Aplikasi Eksklusif Smartphone Samsung Galaxy Tersedia di Play Store

Good Lock, Aplikasi Eksklusif Smartphone Samsung Galaxy Tersedia di Play Store

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com