Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Karyawan Twitter Bikin Medsos Spill

Kompas.com - 19/06/2023, 12:30 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah seorang mantan karyawan Twitter membuat aplikasi baru bernama Spill. Walau aplikasi tersebut masih dalam tahap uji coba (alias beta), Spill sudah tersedia di toko aplikasi resmi, Apple App Store.

CEO Spill merupakan Alphonzo Terrell atau akrab disapa Phonz. Terrell merupakan mantan karyawan Twitter yang menjabat sebagai Kepala Divisi Sosial dan Editorial Global, sebelum Twitter diakuisisi oleh Elon Musk.

Setelah Musk duduk sebagai CEO Twitter, Terrell menjadi salah satu petinggi perusahaan yang kena imbas PHK (pemutusan huubungan kerja). Alhasil, ia pun menciptakan bisnis baru dan berhasil menerima suntikan dana pre-seed sebesar 2,75 juta dollar AS (Rp 41,2 miliar).

Baca juga: Twitter Didenda Rp 3,7 Triliun karena Pakai Musik Tanpa Izin

Sebagai gambaran, dana pre-seed merupakan suntikan dana atau jenis pendanaan yang diberikan kepada startup pemula yang baru merintis. Lantas, apa sebenarnya aplikasi Spill itu?

Apa itu Spill?

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari Tech Crunch, Senin (19/6/2023), Spill merupakan platform microblogging berbasis multimedia yang memiliki tampilan antarmuka aplikasi Tumblr.

Beberapa ilustrasi tampilan dari aplikasi SpillTech Crunch Beberapa ilustrasi tampilan dari aplikasi Spill

Jadi, saat mengakses laman Spill, pengguna bakal langaung menemukan halaman Feeds. Halaman Feed berisikan unggahan terbaru dari orang yang diikuti (following). Unggahan yang muncul juga mengadopsi sistem algoritma.

Di dalam Spill, pengguna dapat menggeser menu (slide) dari atas ke bawah untuk mencari unggahan atau hashtag (tagar/ tanda pagar) yang sedang tren di aplikasi. Setiap tagar bakal menyematkan nama “spill”, misalnya “spillionaires”, “zaddiesofspill”, dan seterusnya.

Ringkasnya, aplikasi ini ditujukan untuk berbagi informasi, mengumbar atau membocorkan informasi terkait isu terkini, dan sebagainya. Di bagian bawah menu, pengguna dapat mengunggah positng-an dalam bentuk teks, foto, video, GIF, jajak pendapat (polling), dan tautan (link).

Baca juga: Curhatan Pendiri Twitter Lihat Kelakuan Elon Musk

Dari gambaran yang diungkap, Spill tampaknya punya kesamaan yang cukup banyak dengan Twitter. Dikarenakan fitur dan kemampuan yang dimiliki Spill juga terdapat di Twitter.

Menurut beberapa pihak, kehadiran Spill bisa menjadi pesaing baru baru Twitter. Sebab, keduanya sama-sama memiliki misi untuk menciptakan atau mengembangkan komunitas yang beragam, dan sebagainya.

Utamakan kelompok yang terpinggirkan

Terrell mengatakan bahwa nilai yang mendorong terciptanya Spill adalah ingin membangun platform bagi seluruh pengguna, khususnya kelompok yang terpinggirkan dan sulit untuk menyuarakan pendapatnya.

Spill juga disebut lebih berfokus pada kreator berkulit hitam dan kelompok queer, sebuah istilah untuk kelompok LGBTQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, dan quesioning), untuk bergabung ke dalam platfrom.

“Di platform lain, pendorong budaya seperti orang berkulit hitam dan cokelat, kelompok yang terpinggirkan, kelompok queer harus “berjuang” untuk menciptakan ruang sendiri (di masyarakat),” jelas Global Vice President of Community and Partnerships Kenya Parham yang bergabung ke perusahaan pada Maret lalu.

“Kami ingin memulai dari kelompok seperti mereka untuk berdiri di garda terdepan dan kami pikir itu akan menciptakan ekosistem yang benar-benar sehat,” tambah Kenya.

Kemunculan platform Spill dianggap dapat menjadi wadah yang lebih baik ketimbang Bluesky, aplikasi bikinan pendiri Twitter, Jack Dorsey. BlueSky juga berfokus pada pengguna kulit hitam, tetapi sempat gagal memoderasi komentar yang mengancam pengguna wanita kulit hitam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com