Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Amazon Ultimatum Karyawan yang Tolak Kerja di Kantor

Kompas.com - 01/09/2023, 12:40 WIB
Caroline Saskia,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber AP News

KOMPAS.com - Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Amazon mulai memberlakukan sistem kerja hybrid (bekerja dari rumah dan kantor) sejak bulan Mei lalu. Karyawan diminta untuk masuk kantor, setidaknya tiga hari dalam sepekan. 

Namun, kebijakan ini memicu protes dari karyawan Amazon. Hal ini tampaknya membuat CEO Amazon, Andy Jassy geram. Ia bahkan mengancam karyawan yang enggan menaati aturan hybrid ini.

Dalam sesi tanya jawab internal yang berlangsung pada awal Agustus 2023, Jassy mengatakan karyawan yang menolak masuk kantor dan tidak ingin berkomitmen dengan regulasi perusahaan, bisa mencari tempat kerja lainnya.

“Jika Anda tidak sepakat dan enggan berkomitmen (dengan regulasi perusahaan), mungkin Anda tidak cocok bekerja di Amazon," gertak Jassy, sebagaimana dikutip KompasTekno dari AP News, Jumat (1/9/2023).

Ultimatum tersebut diberikan karena Jassy menganggap penolakan bekerja di kantor dari beberapa karyawan, tidak adil bagi karyawan yang menerima dan mematuhi aturan tersebut. Sebab, karyawan yang patuh, rela masuk kantor selama tiga hari dalam seminggu.

Baca juga: Bos Amazon Minta Semua SDM Kembangkan Generative AI

Amazon mulai mengubah kebijakan sistem kerja perusahaan sejak awal tahun 2023. Pada bulan Februari, Jassy mengumumkan bahwa karyawan harus bekerja secara hybrid dengan masuk kantor selama tiga hari dalam seminggu.

Aturan ini mulai efektif per bulan Mei 2023. Jassy mengatakan, kebijakan ini diberlakukan setelah perusahaan melakukan observasi dan meminta pandangan dari sejumlah pemimpin perusahaan lain.

Para eksekutif senior Amazon yang dikenal dengan sebutan "tim S", akhirnya menyimpulkan bahwa dengan bekerja di kantor, karyawan cenderung lebih terlibat secara langsung dan lebih mudah berkolaborasi.

Jassy juga pernah mengatakan bahwa pertemuan secara daring di rumah, tidak seefektif rapat di kantor.

Kebijakan bekerja secara hybrid rupanya mendapat protes dari sejumlah karyawan Amazon. Pada Mei 2023, ratusan karyawan Amazon melakukan aksi protes dan mogok kerja secara massal di kantor pusat Amazon di Seattle.

Sebagian dari mereka meminta data yang mendukung klaim Jassy, yang menyatakan bahwa bekerja di kantor lebih baik ketimbang bekerja dari rumah.

Mereka juga menyebut bahwa bekerja dari kantor, justru dapat meningkatkan jejak karbon. Hal tersebut bertolak belakang dengan upaya Amazon yang ingin mengurangi jejak karbonnya.

Baca juga: Twitch PHK 400 Karyawan, Imbas Layoff Gelombang Kedua di Amazon

Bulan Juli lalu, Amazon juga disebut meminta karyawan yang bekerja di kantor di kota kecil, untuk pindah ke kantor utama yang berada di kota besar.

Hingga saat ini, jumlah karyawan Amazon tercatat sebanyak 1,4 juta orang dan tersebar di seluruh dunia. Namun, tidak diketahui berapa karyawan yang bekerja di lingkungan perkantoran. Sebab, ada pula karyawan yang bekerja di lapangan, termasuk gudang dan lokasi lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com