Nokia 5610 XpressMusic, Equalizer yang Real-time

Nokia 5610 Xpress Music ini hadir dalam bentuk sliding dan ada tombol pintasan ke musik. Nah, ini adalah persyaratan utama jika mau disebut ponsel musik. Dalam 5610 disuguhkan sesuatu yang unik: tombol geser. Tombol geser horisontal ini mengajak kita berkelana di alam multimedia, yaitu untuk mengakses menu utama, menu musik, dan menu radio. Ketiga menu akan bergeser ke samping jika kita menggeserkan slider itu.

Namun alih-alih menemui tombol tradisional player musik, kita hanya disuguhi sebuah D-pad yang menjadi pusat kegitan mem-play, rewind, fast forward, stop, dan pause. Satu di tengah untuk play dan stop, keempat area di sekitarnya untuk fungsi-fungsi lainnya yang terpampang di layar. Kehadiran tombol ini memang membuat kawasan di bawah layar lebih lapang dan simpel, tidak ribet oleh berbagai tombol dan simbol.

Kinerja musikalnya tidak mengecewakan. Mendukung format musik MP3, MP4, AAC, eAAC+, dan WMA. Anda diberi keleluasaan memilih menu equaliser untuk memroduksi kombinasi nada sesuai selera, baik yang suka nada-nada yang “mak cles”, “mak cring”, “mak bum”, atau “mak jreng”. Equaliser ini bersifat real-time, artinya kombinasi nada yang dihasilkan akan berubah seturut musik yang sedang mengalun ketika kita mengubah pilihan kombinasi bass dan trebel. 

Oleh Nokia, ponsel ini ditancapi dengan sebuah chip DAC33 yang khusus digunakan untuk menggenjot kinerja musik di ponsel-ponsel Nokia, seperti yang juga ditancapkan pada beberapa ponsel Nseries.Didukung dengan speaker kecil di belakang badan, menjadikan tanpa headset pun ponsel ini sanggup menggantikan peranti stereo kita dalam berbagi dengar bersama dengan orang lain. Saran kami tentu saja maksimalkan musik dengan mengenakan headset yang akan menyuguhkan berbagai nada yang dikandung oleh musik secara individual.

Layar, dalam ponsel berbentuk sliding, memang diuntungkan karena bisa tampil lebih leluasa lebarnya. Hal ini tidak disia-siakan oleh Nokia dengan memberi layar selebar 2,2” dengan ketajaman dan kecerahan yang bagus dalam menampilkan 16,7 juta warna yang didukungnya.

Layar yang tampil dominan, apalagi ketika slider ditutup, masih dibungkus pula oleh lapisan plastik kaca, bablas hingga ke bagian D-pad. Teknik ini memberi kesan permukaan datar yang modern dan stylish. Ditunjang dengan warna hitam dominan dengan aksen merah ferrari, ponsel ini menjadi seperti aliran musik beraliran keras. Cocok jika ekspresi musik Anda adalah sekitar-sekitar aliran itu. Namun bukan berarti genre musik lain jadi bisu, semua disuguhkan apik oleh 5610 XpressMusic ini.

Kamera yang dipasang beresolusi 3,2 megapixel. Ada dua “mata” flash di dekat lensa. Hasilnya lumayan untuk memperkuat pencahayaan di kala kuasa kegelapan menyelimuti ruang pemotretan.

Keypad-nya memang terkesan plastik banget. Namun jika Anda sudah memencetnya akan berubah menjadi asyik banget. Tenaga yang harus kita alokasikan untuk memencetnya tak jauh-jauh dari harapan kita. Ditambah dengan “shock breaker” di bawah keypad yang disetel pas sehingga jemari nyaman menghentak tombol. Berapa kali pun kita hantam, tak berasa capai.

Keberatan Sinyal dengan ponsel sliding adalah ketika para pembuatnya meletakkan colokan-colokan untuk charging dan speaker di ujung bodi yang akan “hilang” separuh ketika slider-nya dibuka. Ketika butuh mencolok charger atau speaker dalam posisi membuka, kita akan sedikit dibikin repot mencari lubangnya dan kemudian mendapati ruang pencolokan yang sempit.

Di 5610 ini ada juga tombol “aneh” yang berbaur dengan colokan. Jangan terburu-buru berpikir canggih dulu dengan mendakwanya sebagai bagian dari tombol untuk mengaktifkan salah satu fungsi di dalam ponsel. Tombol ini hanya merupakan tombol untuk membuka tutup casing. Tak lebih.