Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Riset Greenpeace

Alat-alat Elektronik Ini Paling Ramah Lingkungan

Kompas.com - 19/01/2011, 18:40 WIB

KOMPAS.com — Hampir semua produsen alat elektronika mengklaim ramah lingkungan. Namun, di antara yang ramah lingkungan itu pasti ada yang paling ramah lingkungan, bukan? Rekomendasi Greenpeace mungkin bisa menjadi pertimbangan.

Di sela-sela Consumer Electronic Show (CES) pada 6-9 Januari 2011 lalu di Las Vegas Convention Center, Las Vegas, Amerika Serikat, LSM lingkungan tersebut mengumumkan hasil penilaiannya. Produk-produk elektronik yang dinilai oleh Greenpeace meliputi komputer desktop, notebook, netbook, monitor, ponsel, ponsel pintar, dan televisi. Seluruh produk yang terlibat dalam survei bernama "Green Electronic Survey" ini tersedia dalam kuartal pertama tahun 2011.

Renee Blanchard, Greenpeace International Toxics Campaigner, menyebutkan bahwa ada kemajuan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, Greenpeace menganggap masih banyak yang harus dilakukan.

"Produsen membuat produk yang bebas bahan kimia paling beracun, efisien dalam penggunaan energi, dan mudah didaur ulang," ujarnya. "Kami berharap inovasi terus dilanjutkan dengan standar yang lebih tinggi," lanjut Blanchard.

Sebanyak 21 perusahaan elektronik diundang untuk turut serta dalam survei ini. Sebanyak 18 perusahaan mengirimkan produk yang dianggap paling ramah lingkungan. Greenpeace menilai berdasarkan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produk, penggunaan energi saat produk dioperasikan, umur produk, penggunaan energi untuk pembuatan produk, serta inovasi dan pemasaran.

Berikut ini adalah daftar pemenang yang diumumkan Greenpeace.

Monitor: Asus VW-247H-HF
Notebook
: Asus UL30A
Netbook: Acer TM8172
Desktop: HP Compaq 6005 Pro
Televisi: Sharp LC-52SE1
Ponsel: Samsung GT-575550
Ponsel pintar: Sony Ericsson Aspen

Survei ini melibatkan beberapa merek besar, antara lain, di luar pemenang adalah Dell, Fujitsu, Lenovo, LG, Motorola, Nokia, Panasonic, RIM, dan Toshiba. Apple dan Philips diundang untuk berpartisipasi, tapi keduanya termasuk perusahaan yang menolak terlibat. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com