Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Bayi Max, Zuckerberg Komentari Trump Jadi Presiden AS

Kompas.com - 10/11/2016, 13:12 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Jalannya pemilu di AS turut diikuti oleh Mark Zuckerberg. Pendiri sekaligus CEO Facebook itu memantau proses demokrasi tersebut bersama putrinya yang belum genap berumur dua tahun, Max.

Zuckerberg kemudian mengunggah status dan fotonya bersama sang putri di Facebook mengenai pemilu yang menaikkan pengusaha sekaligus bintang reality show Donald Trump ke kursi kepresidenan itu.

Berbeda dari dedengkot lain di Silicon Valley yang bersuara keras -misalnya venture capitalist Shervin Pishevar yang menuntut kemerdekaan negara bagian Califormia usai Trump menang dan resmi menjadi Presiden AS. Kata-kata yang dilontarkan Zuckerberg cenderung lebih diplomatis.

Baca: Trump Presiden AS, Silicon Valley Ingin Pisah dan Jadi Negara Sendiri

Tanpa menyebut nama Trump dalam komentar, dia menekankan bahwa pengembangan banyak hal baru di masa depan membutuhkan rencana jangka panjang yang terus berlanjut, tak peduli siapapun presidennya.

"Peluang-peluang terpenting di generasi Max -seperti menyembuhkan semua penyakit, meningkatkan edukasi, serta saling menghubungkan dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang- membutuhkan fokus jangka panjang dan cara baru untuk bekerja sama, kadang sampai beberapa dekade," tulis Zuckerberg.

"Tugas ini lebih besar dari kepresidenan manapun dan kemajuan tidak terjadi dalam garis lurus," tambah dia sedikit bermetafora, sebelum mengakhiri dengan ajakan untuk bekerja lebih giat.


Facebook disalahkan

Di sisi lain, beberapa pihak menyalahkan jejaring sosial seperti Facebook atas kemenangan Trump. Biang kerok yang dituding adalah mekanisme algoritma News Feed yang mencoba menyajikan hal-hal yang disukai pengguna saja.

Walhasil, ketika seorang teman membagikan konten yang sebenarnya salah (misalnya teori konspirasi seorang kandidat presiden) tapi sesuai dengan pandangan dan kesukaan pengguna, maka konten tersebut tetap akan ditampilkan di News Feed Facebook.

Sebaliknya, konten yang benar tapi tidak sesuai dengan pandangan dan kesukaan pengguna tidak ditampilkan sehingga lama kelamaan terbentuk "filter bubble" yang mencampuradukkan fakta dengan fiksi dan semakin memperkuat pandangan awal pengguna.  

Efek hal tersebut semakin terasa karena sebagian besar orang dewasa di AS (sebanyak 63 persen) mengandalkan Faceboo sebagai sumber berita mengenai isu-isu terkini, menurut sebuah survei dari Pew Research Center.

Facebook menerapkan algoritma News Feed yang disesuaikan dengan preferensi pengguna ini untuk menjaga engagement. Kalau pengguna banyak melihat hal yang tidak disukai atau berlawanan dengan pandangannya, besar kemungkinan ia akan hengkang sehingga akibatnya buruk untuk bisnis Facebook.  

Jejaring sosial itu tidak merasa bertanggung jawab menyajikan konten yang berimbang ke hadapan pengguna.

"(Perusahaan media) punya orang-orang yang menyunting konten," kata Zuckerberg Agustus lalu. "Itu bukan kami.. Kami perusahaan teknologi, bukan perusahaan media."

Baca: Isi Memo CEO eBay kepada Karyawan Setelah Donald Trump Jadi Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

Internet
Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

Hardware
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

e-Business
Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Internet
Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Gadget
iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

Gadget
Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Software
Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com