Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wicak Hidayat

Penulis teknologi yang saat ini terjun bebas ke dunia startup digital. Ia aktif di Code Margonda bersama komunitas lainnya di Depok. Juga berperan sebagai Tukang Jamu di sebuah usaha rintisan bernama Lab Kinetic.

kolom

Memahami Jenis-jenis "Hujan Duit" di Dunia Startup

Kompas.com - 18/05/2017, 11:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorReska K. Nistanto

Seri A

Untuk yang tidak melakukan penggalangan dana seed investment, pendanaan Seri A adalah tahapan investasi yang pertama. Ini adalah pertama kalinya sekumpulan anak muda dengan mimpi besar itu akan berhadapan dengan gerombolan ikan hiu bernama investor yang akan mencabik-cabik mimpi mereka.

Jangan salah, bukan berarti itu hal yang buruk lho! Ada fase dalam perjalanan sebuah startup ketika memang harus berhadapan dengan kenyataan. Namun jika tahapan sebelumnya telah dicapai (dengan ataupun tanpa menerima dana dari orang lain ya) harusnya para pendiri bisa menghadapi tahapan ini dengan lebih baik.

Di Seri A, ada beberapa hal yang bisa dicapai dengan siraman dana yang datang, termasuk: mengoptimalkan jangkauan produk ke pasar; emperluas jangkauan produk ke pasar yang baru; naik level ke tahap berikutnya, bisa jadi dalam bentuk target baru atau produk baru; atau pilihan terakhir adalah untuk memadamkan dana yang “terbakar”.

Ya, di Seri A ini salah satu opsinya adalah memperpanjang nafas startup karena kekurangan dana. Wajar kok, namanya juga usaha. Mungkin terjadi sesuatu di luar kuasa para pendiri sehingga harus ada suntikan dana segar, selama para investor masih melihat potensi dan peluang, mengapa tidak?

Seri B

Kalau sudah sampai Seri B, biasanya startup itu sudah siap. Sederhananya, produknya sudah jelas bentuknya, mungkin sudah mulai promosi, atau bahkan sudah ada pengguna yang mau membayar alias sudah ada pemasukan. Lalu, kalau sudah ada pemasukan, buat apa berurusan sama pendanaan lagi?

Opsinya begini, kurang lebih, pendanaan Seri B ini bisa digunakan untuk: Mengembangkan tim menjadi jauh lebih besar, mungkin juga punya kantor baru; atau, mengembangkan pasar hingga ke negara atau wilayah lain. Dan yang ketiga, mungkin startup ini butuh dana untuk akuisisi.

Akuisisi? Yap, sebuah usaha rintisan digital juga boleh kok melakukan akuisisi dengan memanfaatkan dana investasi. Akuisisi tentunya dilakukan terhadap usaha yang dianggap bakal menambah kekuatan startup-nya, bisa jadi dari sisi sumberdaya manusia ataupun teknologi.

Masih ada lagi?

Jujur, saya juga capek nulisnya. Tapi memang masih ada lagi kok. Pendanaan itu tidak ada batasnya. Selama masih ada alasan yang benar, masih ada investor yang mau. Apalagi kalau di tahap-tahap sebelumnya ada banyak yang belum tercapai tapi kolam duit sudah terlanjur kering.

Banyak faktor yang menyebabkan ini, bukan cuma soal bakar-bakaran duit tapi juga karena hal-hal di luar kendali, misalnya ada pesaing yang juga didukung dana besar, sehingga perang tarif terjadi. Atau, ada perubahan di kondisi pasar yang tidak bisa diduga sebelumnya.

Satu hal yang perlu diingat, pendanaan adalah pilihan, bukan kewajiban. Memang, jika dilihat sekilas, hujan duit adalah sesuatu yang tampak menyegarkan. Tapi bisa jadi memang usaha yang sedang dibangun itu tidak butuh guyuran dana.

Bisa jadi, sebenarnya startup bisa bertahan sendiri dengan memanfaatkan penghasilan bisnis (istilahnya: bootstrapping).

Jadi, perhatikan betul apa yang ingin dicapai saat mau mencari pendanaan dari luar. Jangan sampai hujan duit malah jadi banjir yang membuat kapalnya tenggelam.

Baca juga: Bakar Saja Duitnya, Biar Panas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com