Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

TechTrip Kompas.com x Vivo, Merasakan "Kota di Dalam Taman" di Singapura

Didirikan pada 2012 sebagai bagian dari upaya Singapura bertransformasi menjadi “kota di dalam taman”, Gardens by the Bay menampung hampir 1,5 juta tanaman dari sekitar 5.000 spesies.

Tak hanya taman terbuka, di Gardens by the Bay juga terdapat konservatori alias rumah kaca raksasa yang menyediakan area indoor berpenyejuk udara, yakni Flower Dome dan Cloud Forest.

Suhu di dalam kedua kubah kaca raksasa itu dijaga agar berada di kisaran 23-25 derajat celsius sehingga terasa sejuk jika dibandingkan udara luar di siang hari.

Kondisi tersebut menarik perhatian para peserta TechTrip KompasTekno saat mengunjungi Gardens by the Bay akhir pekan lalu.

Selain sibuk mengabadikan hamparan bunga dan tanaman dengan ponsel Vivo V17 Pro dari Vivo Indonesia yang mensponsori perjalanan kali ini, mereka juga mengomentari udara yang adem sehingga membuat nyaman.

“Di dalam video saya jelaskan mekanismenya kenapa bisa dingin,” ujar Roby Hartono, fotografer profesional yang membuat vlog dari kunjungannya ke taman itu. Dia ingin membuat videonya informatif buat penonton.

Dua rumah kaca ini memang istimewa, Selain melingkupi area yang terbilang besar -masing-masing luasnya sekitar 1 hektar- tanpa pilar penopang, keduanya menggunakan kaca dengan lapisan khusus yang meneruskan cahaya matahari tapi menolak panas.

Bentuknya pun dirancang sedemikian rupa sehingga sistem penyejuk hanya mendinginkan udara di bagian bawah kubah tempat pengunjung berada. Sementara, udara panas terkumpul di atas untuk dilepas ke luar.

Kubah yang melengkung berfungsi mengumpulkan air hujan untuk keperluan irigasi tanaman, sementara struktur-struktur SuperTrees yang serupa pohon raksasa dipasangi panel surya untuk menghasilkan listrik.

“Untuk mengurangi jumlah energi yang diperlukan untuk mendinginkannya, udara terlebih dahulu dikeringkan dengan liquid dessicant,” bunyi penjelasan di situs Gardens by the Bay.

Teknologi yang serba ramah lingkungan ini membuat Daris Suryansyah, seorang arsitek yang juga peserta rombongan TechTrip, terkagum-kagum.

“Dengan mekanisme tersebut, suhu bisa dijaga konsisten dalam kubah kaca. Memang di Singapura segala teknologinya sudah lengkap,” kata dia.

Air terjun buatan, awas takut ketinggian

Bagian dalam kubah yang melingkupi area seluas 0,8 hektar ini menirukan kondisi sejuk dan lembap yang biasa ditemukan di daerah pegunungan di ketinggian antara 1.000 meter hingga 3.000 meter di atas permukaan laut.

Suguhan utama di Cloud Forest adalah air terjun buatan tertinggi di dunia dengan ketinggian 35 meter.

Air diterjunkan dari struktur “Cloud Mountain” setinggi 42 meter yang bisa dinaiki lewat lift di bagian dalammya.

Sisi luar dari cloud mountain diselimuti aneka tumbuhan yang biasa ditemukan di gunung, seperti anthurium, semak, pakis, hingga anggrek.

Mulai dari Secret Garden di lantai dasar hingga The Cavern yang menirukan pemandangan di gua, lengkap dengan stalakmit dan stalaktit asli.

Setelah melalui bagian bawa air terjun yang marak menjadi obyek foto pengunjung, perjalanan dimulai dengan naik lift ke puncak Cloud Mountain.

Dari sini, pengunjung bergerak turun mengitari struktur bukit dari arah luar sehingga menyajikan pemandangan ke segala arah dari ketinggian.

Mereka yang takut ketinggian mungkin bakal merasa kecut saat menapaki walkway tersebut.

Itulah yang dialami oleh YouTuber Taufik Nobo ketika mengunjungi kubah Cloud Forest di Gardens by the Bay.

Selain dari kedua kubah Flower Dome can Cloud Forest, pengunjung Gardens by the Bay juga dapat mengunjungi SuperTrees Grove berupa taman vertikal yang disusun sehingga tampak mirip pohon-pohon raksasa tadi.

Pohon-pohon itu saling terhubung dengan jembatan yang bisa dilewati dan tampak indah saat malam hari karena diterangi aneka lampu.

https://tekno.kompas.com/read/2019/11/06/10030017/techtrip-kompascom-x-vivo-merasakan-kota-di-dalam-taman-di-singapura

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke