Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Jerry Lawson, Penemu "Cartridge" Game yang Terlupakan

Kini, satu konsol game, seperti PS4 hingga Xbox One, bisa memainkan aneka judul game, baik lewat digital maupun medium fisik berbentuk cakram (disc).

Penggunaan software game di medium semacam cakram, atau biasa kita sebut sebagai "kaset" ini berawal dari benda berbentuk persegi yang biasa disebut "cartridge".

Ialah Gerald "Jerry" Anderson Lawson, pria asal Queens, New York, Amerika Serikat (AS), yang menjadi pionir dalam pengembangan konsol game dengan konsep cartridge pertama pada tahun 1970-an.

Meski tinggal dan besar di wilayah Queens, Jerry, nama panggilannya, lahir di Brooklyn, New York, AS. Semasa mudanya, ia tinggal bersama dua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh.

Meski demikian, mereka menasihati Jerry untuk mengenyam pendidikan tinggi. Ia lantas sempat kuliah di Queens College dan City College of New York, AS. Namun, ia tidak menyelesaikan pendidikannya.

Terlepas dari itu, ayah Jerry memiliki hobi membaca buku sains. Hal ini yang kemudian  diyakini menjadi pemicu Jerry memiliki ketertarikan di bidang sains, terutama komputer. Di masa-masa awal, ia mendulang pendapatan dari memperbaiki televisi yang rusak. 

Satu grup hobi dengan pendiri Apple

Minat di bidang elektronik dan komputer membuat Jerry bergaul dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan serupa.

Sekitar tahun 1970-an, ia lantas bergabung dengan sebuah grup hobi komputer bernama "Homebrew Computer Club".

Grup yang bermarkas di Menlo Park, California, Amerika Serikat, ini beranggotakan sederet orang penting yang memiliki pengaruh di industri microcomputer, sebut saja seperti duo pendiri Apple Computer, Steve Jobs dan Steve Wozniak.

Bahkan, tak sedikit yang menganggap grup tersebut merupakan "tempat lahir" para inovator di industri komputer.

Di grup ini, pria keturunan Afrika-Amerika tersebut sukses mendapatkan sejumlah kontrak bisnis dengan beberapa perusahaan dan menekuni industri game sebagai proyek sampingan.

Pada masa ini, ia juga bekerja di perusahaan chip asal AS, yakni Fairchild Semiconductor International, dengan jabatan awal sebagai konsultan teknisi aplikasi di divisi sales.

Berawal dari mesin arcade

Ambisi Jerry di industri game lantas dipicu oleh seorang temannya, Allan Alcorn dari perusahaan game Atari, yang berhasil membuat mesin arcade yang bisa memainkan permainan tenis meja ikonik, "Pong".

Dari celah ini, Jerry, yang saat itu sudah bekerja di Fairchild, terinspirasi dan lantas membuat mesin game baru yang bernama "Demolition Derby". Mesin ini diklaim memiliki sistem yang lebih mumpuni dan aman dibanding mesin arcade Pong.

Setelah berhasil membuat mesin arcade, ia lantas dipercaya oleh Fairchild untuk menduduki posisi Chief Hardware Engineer sekaligus Director of Engineering and Marketing di divisi game perusahaan pada 1975.

Lewat jabatannya, ia memiliki peran untuk merombak sistem konsol game konvensional. Kala itu, konsol dirancang agar bisa memainkan satu game/beberapa game yang terpasang di dalam hardware (built-in).

Jerry lantas berhasil membuat sebuah sistem cartridge, di mana konsol bisa dicolokkan dengan sebuah medium berbentuk layaknya sebuah "kaset" yang telah dipasang (install) oleh sebuah software atau game. 

Konsol pertama dengan cartridge ini bernama Channel F. Konsol tersebut ditenagai microprocessor besutan Fairchild, yakni Fairchild F8, dan diluncurkan pada 1976.

Kalah saing dengan Atari

Sistem cartridge ini ternyata menjadi sebuah terobosan di industri game. Bahkan, konsol Atari 2600, yang meluncur sekitar 1977, mengandalkan cartridge pertama kalinya untuk menjalankan aneka game.

Sebelumnya, mesin game buatan Atari hanya memiliki satu judul game di setiap mesin, seperti Pong.

Hal ini konon menjadi penyebab mengapa nama Jerry tidak begitu dikenal di industri game. Fairchild juga memutuskan untuk tak meluncurkan suksesor dari Channel F.

Merintis perusahaan game sendiri

Pada 1980, Jerry lantas mengundurkan diri dari Fairchild dan merintis perusahaan game bernama Videosoft. Perusahaan ini bertujuan untuk membuat software game untuk konsol Atari 2600.

Selang lima tahun kemudian, Videosoft "gulung tikar" dan Jerry memutuskan untuk membuka jasa konsultasi.

Seiring berjalannya waktu, Jerry sempat melontarkan rasa kecewa terkait arah industri video game masa kini.

Ia memiliki anggapan bahwa game adalah sesuatu yang bisa membuat pemain berkembang. Sehingga, jika seseorang memainkan game, orang tersebut akan mengakhirinya dengan sesuatu yang bernilai.

"Itulah esensi game menurut saya," imbuh Jerry.

Mendapatkan penghargaan dan masuk dokumenter Netflix

Kontribusi Jerry di industri game ternyata mendapatkan pengakuan dari sejumlah pihak.

Pada Maret 2011 lalu, ia mendapatkan penghargaan dari Asosiasi Pengembang Game Internasional (IGDA) karena konsep cartridge yang ia prakarsai.

Ia juga mendapatkan sebuah penghargaan dari ajang Independent Games Festival pada Maret 2019 atas kontribusinya di konsol game generasi pertama yang mengandalkan sistem cartridge.

Ia juga diceritakan dalam sebuah episode di serial dokumenter orisinal Netflix berjudul High Score dari sudut pandang kedua anaknya, yaitu Karen dan Anderson.

Pada 2011, sekitar satu bulan setelah mendapatkan penghargaan IGDA, Jerry meninggal dunia karena penyakit diabetes yang dideritanya dan meninggalkan seorang istri dan kedua anaknya.

Karya peninggalan dan kontribusi Jerry di industri game kini dipajang di The Strong National Museum of Play di Rochester, New York, tepatnya di bagian The World Video Game Hall of Fame.

https://tekno.kompas.com/read/2020/09/09/15230077/mengenal-jerry-lawson-penemu-cartridge-game-yang-terlupakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke