Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Facebook Bayar Pengguna Supaya Berhenti dari Jejaringnya

Tawaran ini merupakan bagian dari penelitian yang akan digelar Facebook untuk menilai dampak media sosial pada pemilihan umum Amerika Serikat yang akan berlangsung 3 November mendatang.

Tidak semua pengguna mendapat kesempatan ini. Menurut juru bicara Facebook, Liz Bourgeois, hanya pengguna terpilih saja yang mendapat penawaran.

"Siapapun yang memilih untuk ikut serta - entah mengisi survei atay menon-aktifkan akun Facebook atau Instagram untuk periode tertentu - akan diberi kompensasi. Ini standar dalam penelitian akademis" kata Bourgeois.

Kompensasi yang ditawarkan bervariasi. Mulai dari 10-60 dollar AS (sekitar Rp 150.000-Rp 889.000) per minggu, 15-90 dollar AS (sekitar Rp 222.000-Rp 1,3 juta) per minggu, dan 20-120 dollar AS (sekitar Rp 296.000-Rp 1,7 juta) per minggu.

Selain menon-aktifkan akun, pengguna juga akan diminta mengisi survei setelah pemilu 3 November. Survei akan diberikan sebelum mereka mengaktifkan kembali akunnya. Facebook menargetkan ada 200.000 hingga 400.000 pengguna yang akan berpartisipasi.

"Anggota dewan, sampel dari orang-orang AS akan dipilih dan diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Beberapa calon peserta akan mendapat pemberitahuan di Facebook atau Instagram untuk mengundang mereka dalam studi ini," jelas Facebook.

"Untuk terus memperkuat semua hal baik untuk demokrasi di media sosial dan mengurangi hal-hal yang buruk, kami butuh penelitian yang lebih obyektif, tidak memihak, dan didasarkan secara empiris," jelas Facebook, dirangkum KompasTekno dari New York Post, Rabu (9/9/2020).

Facebook mengatakan penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti independen. CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengumumkan beberapa langkah yang akan dilakukan perusahaannya menyambut pemilu AS.

Salah satunya adalah peluncuran pusat informasi pemilu di Facebook dan Instagram yang akan memberikan informasi seperti bagaimana tata cara mendaftar sebagai pemilih hingga berita terkait pemilu.

Facebook juga akan memblokir iklan terkait isu politik selama pekan terakhir masa kampanye. Zuckerberg mengatakan, pengiklan bisa lanjut memasang iklan yang telah mereka mulai sebelum pekan terakhir masa kampanye dan mengatur target iklan mereka.

"Tapi iklan-iklan tersebut akan dipublikasikan secara transparan di Ads Library, jadi siapapun, termasuk pemeriksa fakta dan jurnalis, bisa mencermatinya," tulis Zuckerberg dalam status yang diunggah pada 3 September 2020.

Facebook juga membtasi pesan yang diteruskan (forwarded) di aplikasi Messenger dan menghapus beberapa informasi keliru yang disebar secra eksplisit dan implisit terkait pemilu di platform Facebook.

https://tekno.kompas.com/read/2020/09/09/18450007/facebook-bayar-pengguna-supaya-berhenti-dari-jejaringnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke