Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kritik Pedas dari Pendiri Twitter untuk Threads

Secara khusus, Dorsey mengkritik soal privasi aplikasi Threads. Berdasarkan temuannya dari Threads versi iOS, aplikasi yang mirip Twitter ini meminta izin akses hingga 14 poin.

Beberapa poin akses itu termasuk akses ke data kesehatan dan kebugaran, riwayat pencarian, informasi sensitif hingga data keuangan.

Adapun Threads versi Android, meminta izin akses ke data terkait orientasi seksual, politik atau agama, alamat hingga nomor telepon.

Karena praktik itu, Dorsey berkata "Semua (data) Threads Anda adalah milik kami," melalui akun Twitter pribadinya berhandle @jack, disertai gambar tangkapan layar aneka izin akses yang diminta Threads.

Cuitan itu juga ditanggapi oleh pemilik Twitter saat ini, Elon Musk. Musk tampak setuju dengan cuitan Dorsey dan berkata "yeah".

Adapun cuitan Dorsey yang membongkar aneka izin akses Threads menunjukkan apa saja data yang bakal dikelola oleh Meta. Kendati begitu, pengguna lainnya turut mengomentari cuitan Dorsey serta membandingkan data yang dihimpun Twitter.

Terlepas dari kritik Dorsey itu, Threads sendiri sudah diunduh lebih dari 30 juta kali hanya 18 jam setelah dirilis. CEO Meta, Mark Zuckerberg berharap aplikasinya itu punya lebih dari satu miliar pengguna.

"Ini akan memakan waktu, tapi saya kira harus ada aplikasi percakapan publik dengan lebih dari satu miliar orang di dalamnya. Twitter memiliki kesempatan untuk melakukannya tetapi belum berhasil. Semoga kita bisa mewujudkannya," kata Zuck, dihimpun KompasTekno dari Livemint, Senin (10/7/2023).

Manfaatkan celah Twitter

Seperti disunggung di atas, Threads merupakan mikroblog yang sangat mirip dengan Twitter. Di Threads, pengguna bisa menuliskan berbagai hal dalam 500 karakter. Pengguna juga bisa mengunggah foto dan video, serupa di Twitter.

Dalam sebuah wawancara dengan media teknologi The Verge, CEO Instagram, Adam Mosseri, mengaku bahwa perusahaannya memanfaatkan kondisi yang sedang dialami Twitter untuk meluncurkan Threads.

Seperti diketahui, Twitter saat ini merilis berbagai kebijakan yang "memaksa" pengguna untuk membayar langganan Twitter Blue. Yang terbaru adalah pembatasan jumlah twit harian yang bisa dibaca pengguna.

Mosseri melihat kondisi ini sebagai peluang bagi perusahaan. Adanya kecenderungan mudah berubah (volatilitas) dan ketidakpastian yang tengah terjadi di Twitter menjadi celah yang dimanfaatkan Meta untuk memperkenalkan aplikasi barunya, Threads.

“Tentu saja, Twitter sudah menjadi pelopor di segmen ini. Ada berbagai macam hal yang bisa ditawarkan ke dalam percakapan publik,” ujar Mosseri.

“Tetapi, mengingat apa yang sedang terjadi, kami melihat adanya peluang untuk mengembangkan sesuatu yang terbuka dan baik untuk komunitas pengguna yang sudah memiliki Instagram,” tambah Mosseri.

Meski demikian, Mosseri mengatakan bahwa hal ini menjadi tantangan yang besar untuk membangun jaringan yang begitu besar seperti Twitter. Bos Instagram itu berkata akan menjadi keputusan yang salah jika meremehkan Twitter dan Elon Musk.

https://tekno.kompas.com/read/2023/07/10/07000077/kritik-pedas-dari-pendiri-twitter-untuk-threads-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke