Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Google Umumkan "Indexing Mobile First" Selama 7 Tahun Akhirnya Selesai

Sistem ini secara umum membuat seluruh situs web di Google Search harus ramah perangkat seluler (mobile friendly), seperti smartphone dan tablet.

Hal ini harus menjadi perhatian pemilik situs (site-owner/web master) di Google Search. Dengan begitu, situs web miliknya akan bisa ditemukan (crawling), dimasukkan ke Google Index (indexing), di-ranking, terakhir ditampilkan di halaman pencarian Google Search.

"Perjalanan dari sana ke sini sangat panjang. Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa perjalanan menuju Pengindeksan Mobile First kini telah selesai," tulis Search Advocate Google, John Mueller di laman Google Search Central Blog, Selasa (31/10/2023).

Seperti namanya, mobile-first indexing merujuk pada sistem pengindeksan situs web di Google Search yang mengutamakan keramahan situs web untuk perangkat seluler (mobile-friendly). Sistem ini hadir dengan tujuan meningkatkan pengalaman pengguna (user experience) ketika mengakses konten via Google Search di perangkat seluler.

Situs web yang mobile friendly memungkinkan pengguna (user) nyaman melakukan browsing di smartphone. Misalnya, pengguna tak perlu menyesuaikan ukuran teks atau gambar untuk membaca konten ketika mengakses via aplikasi Google Search mobile.

Menurut Google, selama bertahun-tahun, lalu lintas web via koneksi seluler terus meningkat. Bahkan di beberapa daerah, masyarakat hampir secara eksklusif menggunakan ponsel mereka untuk mengakses internet.

Butuh waktu 7 tahun

Hal ini membuat Google Search semakin fokus pada perangkat seluler mulai 2015, dengan meluncurkan pembaruan sistem ramah seluler "mobile-first indexing". Namun, penerapan sistem baru ini ternyata memakan waktu yang cukup lama, bahkan Google berkali-kali melewati batas tenggat waktu (deadline) yang ditetapkannya sendiri.

Google pertama kali memperkenalkan pengindeksan yang mengutamakan seluler pada November 2016. Pada Desember 2018, Google menyebut, baru setengah dari semua situs di hasil penelusuran Google berasal dari sistem "mobile-first indexing" yang baru.

Kemudian pada awal Maret 2020, sebelum lockdown pandemi diberlakukan di berbagai penjuru dunia, Google menetapkan deadline bagi semua situs untuk beralih ke sistem mobile-first indexing, yakni pada September 2020.

Pada saat itu, Google berkata, “untuk menyederhanakan, kami akan beralih ke pengindeksan yang mengutamakan seluler untuk semua situs web mulai September 2020".

Namun, deadline itu berubah lagi. Pada Juli 2020, Google kembali memindahkan tenggat waktu tersebut ke Maret 2021. Pun, tenggat waktu ini dilewati.

Baru pada 31 Oktober 2023 atau setelah hampir 7 tahun, peralihan pengindeksan situs web di Google Search ke sistem mobile-first indexing yang mobile friendly itu benar-benar rampung. 

Nah, dengan diberlakukannya sistem "mobile-first indexing", kini Google lebih banyak menggunakan Googlebot versi smartphone. Googlebot versi smartphone itu diprioritaskan untuk menemukan halaman website versi mobile. Salah satu metriknya adalah situs web yang mobile friendly.

Googlebot versi smartphone ini mengikuti tautan antar-halaman untuk menemukan halaman baru atau yang diperbarui. Menurut data status crawling Google, Googlebot smartphone mengambil peranan menemukan situs paling besar di Search, yakni 63 persen.

Dalam menemukan situs web, Google punya crawling lain seperti Googlebot desktop berkontribusi sebanyak 26 persen, Googlebot image berkontribusi sebanyak 8 persen, Googlebot page resource load sebanyak 2 persen, dan Googlebot tipe lainnya skurang dari 1 persen.

Dari data crawling tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa situs web di Google Search yang tidak mobile friendly bakal sulit ditemukan oleh Googlebot smartphone. Bila tidak berhasil di-crawling, situs web tidak bisa di-indeks, di-ranking, dan bakal semakin sulit muncul di hasil pencarian pengguna.

Indexing dan ranking situs web

Setelah di-crawling, Google akan menganalisis halaman dan konten situs web berdasarkan sistem "mobile-first". Kemudian, Google akan menambahkan situs web tersebut ke basis data miliaran halaman, yang disebut Indeks Google. Proses inilah yang disebut indexing.

Menurut Google, crawling dan indexing yang mengutamakan perangkat seluler merupakan perubahan besar bagi infrastruktur Google.

"Ini juga perubahan besar bagi web publik. Laman web seluler kini harus selengkap versi desktop yang bersangkutan," tulis Mueller.

Hanya dengan di-crawling dan di-indexing, situs web bisa diberi peringkat untuk permintaan pencarian yang relevan.

Dengan kata lain, tanpa di-crawling dan diindeks terlebih dahulu, situs web tidak akan diberi peringkat oleh Google. Tidak ada peringkat sama dengan tidak ada lalu lintas pencarian, alias tidak akan muncul di hasil pencarian pengguna Google Search mobile.

Matikan Search Console

Dengan peralihan ke sistem "mobile-first indexing", Google juga menonaktifkan informasi crawler pengindeksan di halaman pengaturan di Search Console. Informasi ini tidak lagi diperlukan karena semua situs web yang berfungsi pada perangkat seluler kini di-crawling dengan Googlebot smartphone.

Menurut Google, saat ini masih ada sejumlah kecil situs yang sepenuhnya belum mendukung  perangkat seluler. Laman tersebut menampilkan kesalahan (error) karena diblokir dengan eobots.txt.

Jenis kesalahan ini tidak bisa diselesaikan oleh Google. Jadi, untuk sementara, situs macam itu akan terus di-crawling dengan Googlebot desktop, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari blog Google Search Central.

"Nanti, kami akan evaluasi ulang situs macam itu beberapa kali dalam setahun. Kami akan terus mengurangi crawling dengan Googlebot desktop lama sebanyak mungkin. Hal ini membantu menghemat sumber daya bagi pemilik situs dan kami," tulis Mueller.

https://tekno.kompas.com/read/2023/11/03/08080067/google-umumkan-indexing-mobile-first-selama-7-tahun-akhirnya-selesai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke