Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabar Merger Grab dan Gojek Kembali Menyeruak

Hal ini mencuat berdasarkan laporan terbaru Bloomberg, yang mengeklaim bahwa Grab dan GoTo Group kini sedang dalam tahap diskusi awal mengenai berbagai skenario merger antara kedua perusahaan. 

Menurut sejumlah sumber industri yang mengetahui proses diskusi ini, salah satu skenario potensial yang tengah dibicarakan adalah Grab akan mengakuisisi GoTo Group dengan skema pembayaran tunai, saham, atau kombinasi antara keduanya. 

Konon, Grab dan GoTo Group juga tengah mendiskusikan opsi lainnya terkait merger, seperti struktur dan tata kelula perusahaan, hinga fokus pemisahan pasar operasional untuk kedua perusahaan.

Kabarnya, apabila merger terjadi, Grab hanya akan fokus di Singapura dan beberapa pasar lainnya di luar Indonesia. Sementara itu, GoTo Group, yang diwakili Gojek, akan beroperasi dengan penuh di Indonesia.

Dengan begitu, kompetisi antar-kedua perusahaan tak terjadi, dan keduanya akan bisa menaikkan harga saham, menekan kerugian, dan meningkatkan pendapatan perusahaan masing-masing. 

Peningkatan nilai atau pendapatan perusahaan ini disebut merupakan hal penting bagi Grab dan Gojek. Pasalnya, kedua perusahaan ini konon belum meraup pendapatan maksimal dalam beberapa tahun belakangan ini.

Bahkan, laporan Bloomberg menyebut bahwa harga saham Grab dan GoTo Group kini turun sekitar 70 persen sejak debutnya di bursa saham pada 2021 dan 2022 lalu. 

Adapun proses diskusi ini, menurut sumber industri yang dikutip Bloomberg, terjadi setelah GoTo Group kembali membuka "pintu" bagi Grab untuk proses merger, demi mencari solusi keuntungan perusahaan.

Hal ini konon terjadi setelah Patrick Waluyo mengambil alih posisi CEO GoTo Group sekitar pertengahan tahun lalu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Bloomberg, Sabtu (10/2/2024).

Belum dipastikan apakah rumor terkait diskusi merger antara Grab dan GoTo Group ini akurat atau tidak. 

Perwakilan GoTo Group konon hanya menyebut bahwa proses diskusi terkait merger dengan Grab tidak ada atau tidak terjadi (kabar di atas tidak benar), sedangkan Grab kabarnya menolak untuk berkomentar.

Namun apabila merger ini benar terjadi, Grab dan Gojek akan dipantau ketat oleh regulator, lantaran mereka mungkin khawatir akan adanya monopoli pasar. 

Di sisi lain, merger mungkin juga bisa menjadi "angin segar" bagi kedua perusahaan. Sebab, Grab dan Gojek, seperti disebutkan di atas, bisa mengurangi kerugian sekaligus meningkatkan margin pendapatan di berbagai bidang dan pasar operasional yang berbeda.

Rumor merger santer beredar sebelum Gojek tergabung ke GoTo Group

Seperti diketahui, isu merger terkait Grab dan Gojek sebenarnya sudah terdengar pada 2020 lalu, tepatnya sebelum Gojek tergabung ke dalam GoTo Group bersama Tokopedia. 

Kala itu, dorongan merger dua perusahaan ride hailing ini kabarnya diinisiasi oleh Masayoshi Son yang tidak lain adalah CEO Softbank Group, investor terbesar Grab.

Mendekati akhir 2020, isu merger Gojek dan Grab semakin menguat. Bahkan, keduanya disebut hampir menemukan titik temu. Akan tetapi, sejumlah klausul agaknya menjadi ganjalan.

Menurut rumor yang beredar saat itu, Grab disebut ingin menjadi pihak yang dominan setelah merger terjadi. Pendiri dan CEO Grab, Anthony Tan akan menjadi CEO entitas gabungan di wilayah Asia Tenggara.

Sementara petinggi Gojek akan menjalankan gabungan entitas bisnis di wilayah Indonesia dan tetap berada di bawah nama Gojek.

Namun, kesepakatan ini tetap membutuhkan persetujuan dari regulator dan pemerintah. Sebab, keduanya adalah dua perusahaan decacorn di Asia Tenggara yang memiliki nilai valuasi masing-masing lebih dari 10 miliar dollar AS.

Di Indonesia, merger harus mendapat izin dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebagai otoritas persaingan usaha. Indonesia sendiri masih menerapkan sistem post merger notification dalam proses pemberitahuan merger dan akuisisi perusahaan.

Ketika isu merger Gojek dan Grab kian terdengar, muncul kekhawatiran terjadinya monopoli pasar. Sebab, keduanya sama sama kuat di bidang layanan ride hailing.

Bahkan, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia kala itu mengancam akan menggelar aksi besar-besaran, apabila merger antara Grab dan Gojek terwujud.

Menurut salah satu sumber, ketidaksepakatan utama dari rencana merger ini adalah soal struktur kepemilikan saham dari entitas gabungan.

Menurut informasi, Gojek telah meminta 40 persen bagian saham dari entitas merger. Jumlah tersebut, menurut Grab, secara fundamental terlalu banyak mengingat Grab berada dalam kondisi keuangan yang lebih baik dari Gojek.

Gojek yang "kawin" dengan Tokopedia

Kabar merger Gojek dan Grab ternyata hanya sampai di titik rencana. Entah apa yang membatalkan rencana tersebut, isu merger Grab dan Gojek seakan langsung teralihkan dengan kabar pendekatan Gojek dan Tokopedia.

Tepat di pekan pertama bulan Januari 2021, isu merger Gojek dan Tokopedia langsung muncul ke permukaan.

Bahkan di awal informasi ini beredar, Gojek dan Tokopedia disebut telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing.

Namun sejatinya, Gojek dan Tokopedia disinyalir telah lama melakukan pendekatan, bahkan jauh sebelum isu merger dengan Grab. Isu merger antara Gojek dan Tokopedia sempat berhembus tahun 2018 lalu, namun, kabar itu menguap tak terdengar lagi.

Konon, ketika diskusi merger antara Gojek dan Grab menemui jalan buntu, Tokopedia gerak cepat mengambil peluang untuk kembali merencanakan merger dengan Gojek.

Kabarnya, perjalanan merger Gojek dan Tokopedia relatif mulus karena komunikasi di antara kedua pimpinan puncak tidak ada gangguan. Berbeda dengan upaya merger Gojek dan Grab yang sejak awal diprediksi tidak akan berjalan mulus.

Bak gayung bersambut, upaya pendekatan Tokopedia dan Gojek akhirnya terwujud. 17 Mei 2021, keduanya "kawin" dan mengumumkan merger, sekaligus memperkenalkan entitas baru bernama GoTo Group.

Namun "pernikahan" tersebut tak langgeng karena pada 2024 keduanya memutuskan berpisah. Pada Januari 2024, GoTo menjual Tokopedia ke Tiktok dengan mahar Rp 23 triliun.

https://tekno.kompas.com/read/2024/02/10/09064007/kabar-merger-grab-dan-gojek-kembali-menyeruak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke