Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meraup Untung dari "Bisnis" Ramadhan

Kompas.com - 14/09/2008, 08:34 WIB

SIAPA yang menangguk untung dari "bisnis" Ramadhan? Banyak. Salah satunya operator ponsel yang gencar menawarkan program Ramadhan dan Lebaran. Telkomsel, misalnya. Pelanggan Telkomsel yang mengakses *123# bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari ibadah puasa sampai mudik Lebaran. Apa saja? Ada SMS siraman rohani dari Opick, SMS obat hati dari Jefri Al Bukhori, dan seabrek SMS lain. Mobile-8 (Fren) juga mengeluarkan SMS zakat dan infak.

Esia bahkan mengeluarkan ponsel Esia Hidayah. Dengan membeli ponsel Rp 299.000, termasuk nomor telepon, pelanggan memperoleh berbagai fitur, antara lain wallpaper kaligrafi Islam, ayat-ayat Al Quran, pengingat waktu shalat, hingga info mudik.

Untuk mengakses ayat Al Quran, pelanggan harus berlangganan Rp 1.000 per minggu, begitu pula dengan layanan lain. "SMS pelanggan dihubungkan ke server kami," ujar Corporate Communication Esia A Noorman Ilyas.

Sampai saat ini 100.000 ponsel Esia Hidayah laku terjual. "Tahap kedua sudah indent 100.000 dan untuk tahap ketiga sedang diproduksi," kata Noorman. Lewat ponsel ini pelanggan bisa mengunduh 10 lagu pemenang lomba cipta lagu Islami yang juga diadakan Esia. "Memang harus aktif untuk menghadapi persaingan," ujarnya.

Mari kita cermati layar kaca yang berjubel dengan iklan bernuansa puasa. Program-program yang disajikan, seperti diakui Senior Manager Public Relation SCTV Budi Darmawan, berpotensi meraup banyak iklan. Dibandingkan dengan bulan lain, pada bulan ini pemasukan iklan bertambah ratusan kali lipat meski pengeluaran bertambah pula.

Iklan bertambah karena SCTV memanfaatkan jam tayang mati antara pukul 03.00 dan 05.00 yang biasanya tak beriklan. "Sekarang jam tayang itu justru menumpuk iklan. Sinekuis Para Pencari Tuhan 2 dengan durasi 120 menit iklannya bisa 50 persen. Ceritanya paling 50 menit, sisanya untuk kuis dan iklan," ujar Budi. Sinetron ini diputar lagi sore hari dengan slot iklan berbeda. Duit lagi.

Stasiun seperti Metro TV yang lebih banyak menawarkan program bincang-bincang, seperti Ensiklopedi Islam dan Tafsir Al Misbah, pun meraup iklan besar. "Iklan sudah tumbuh 16 persen. Kami masih menggenjot iklan untuk sisa Ramadhan hingga Lebaran," ujar Hadiansyah, Kepala Departemen Marketing PR Trans TV.

Bagaimana dengan rumah produksi? Komando Production milik Eko Patrio tahun ini dikontrak dua stasiun televisi untuk menjalankan program, yakni SBY: Sambil Buka Yuk di Antv dan Kolak Ramadhan di Trans TV. Satu episode biaya produksinya mencapai Rp 75 juta. Rumah produksi, seperti SinemArt, Soraya Intercine Films, dan MD Entertainment, tentunya mendapatkan untung dari jualan sinetron.

Usahawan skala kecil pun memanfaatkan peluang Ramadhan, seperti penjual makanan dan lauk-pauk yang berderet di Jalan Panjang, Jakarta Barat. Masnah (30), warga Meruya, sudah lima tahun ini berjualan menu buka puasa, mulai dari kolak hingga pepes ikan mas. Untungnya? "Bisa 250.000 sehari," ujar Masnah yang sehari-hari membuka kantin di SMA ini.

Beginilah pada zaman serba konsumtif. Momen apa pun laku dijual. (IVV/BSW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com