Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nostalgia Jalur Kentang di Atas Puffing Billy

Kompas.com - 08/09/2009, 15:27 WIB

Oleh: Iwan Juwana

SALAH satu lagu favorit anak-anak, mungkin termasuk kita sewaktu kecil, adalah Naik Kereta Api. Walaupun beberapa waktu lalu lagu ini sempat masuk daftar lagu yang dianggap memiliki dampak kurang baik bagi anak-anak. Ya, katanya dalam lagu tersebut terindikasi adanya kesan naik kereta api Bandung-Surabaya boleh tidak bayar. Itu terlihat dari sebaris syair “bolehlah naik dengan percuma” alias tidak bayar.

Bagaimanapun kereta api adalah satu ikon favorit untuk kurun waktu yang sangat lama, diwariskan dari generasi ke generasi sampai sekarang. Terutama bagi anak laki-laki, memiliki mainan kereta api adalah keharusan, entah dalam bentuk yang paling sederhana dan murah sampai desain yang modern dan mahal. Bahkan tak sedikit orang dewasa yang kini menempatkan mainan kereta api sebagai hobi. Tidak sedikit orang dewasa yang masih keranjingan mainan kereta api dan menjadi kolektor, khususnya kereta api lokomotif atau kereta api uap.

Bagi para pelancong, kereta api tua adalah juga incaran untuk dikunjungi dan bahkan dinaiki. Di Indonesia, kereta api tua di Ambarawa bisa menjadi salah satu ikon kereta api tua Indonesia. Di Australia, salah satu yang menjadi ikon kereta api tua adalah Puffing Billy. Nama Puffing Billy berawal dari suatu jalur kereta api yang dibangun tahun 1900.

Dalam masa-masa awal pembangunannya, kereta api tua yang melewati jalur Puffing Billy digunakan untuk mengangkut kayu dan kentang ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau di daerah pegunungan. Saat ini, nama Puffing Billy juga populer untuk kereta api tua yang beroperasi di jalur ini. Kereta-kereta tua dan jalur asli Puffing Billy masih berfungsi dengan sempurna, dan menjadi salah satu ikon pariwisata di kota Melbourne, bahkan di Australia.

Untuk mencapai lokasi, dan tentu saja untuk melakukan perjalanan dengan menggunakan salah satu kereta Puffing Billy, pilihan terbaik adalah menggunakan tranportasi umum dari pusat kota Melbourne. Dari stasiun utama, pilihlah kereta menuju stasiun Belgrave. Lama perjalanan dari pusat kota ke stasiun Belgrave kurang lebih 75 menit. Pastikan untuk membeli tiket zona 1 dan 2, mengingat stasiun Belgrave ini telah berada di zona 2 kota Melbourne.

Kesalahan membeli tiket dapat berakibat fatal berupa denda sekitar 150 dolar Australia. Bandingkan dengan tiket menuju stasiun Belgrave, yang hanya sekitar 5,80 dolar Australia untuk sekali jalan, atau jika menggunakan tiket harian sekitar 10,6 dolar Australia.

Setelah tiba di lokasi Belgrave, pelancong akan sangat mudah menuju Puffing Billy karena penunjuk arah sudah tersedia. Cukup berjalan kaki sejauh kurang lebih 200 m, kita akan menemukan pusat informasi dan loket untuk membeli tiket. Usai membeli tiket dan menunggu jadwal keberangkatan kereta,  manjakan diri dengan menikmati suasana pegunungan yang sangat segar. Stasiun Belgrave terletak di kaki perbukitan. Seperti lazimnya daerah perbukitan atau pegunungan, udara di tempat ini sangat bersih, selain itu temperaturnya di bawah rata-rata alias dingin. Untuk itu persiapan kostum musim dingin adalah keharusan, terlebih jika bepergian antara Juni-Agustus.

Sambil menunggu keberangkatan, untuk mengabadikan suasana, beberapa objek foto juga jangan sampai terlewatkan di stasiun Belgrave. Foto bangunan stasiun tua, lokomotif kereta beserta gerbongnya, gudang kereta, para pekerja lokomotif, masinis yang berseragam lengkap dan beberapa objek menarik dan unik lainnya.

Setelah puas berfoto, pilihlah gerbong dan tempat duduk yang akan ditempati.  Ketika kereta sudah berjalan, dan udara juga tidak terlalu dingin, posisi duduk favorit adalah dengan mengeluarkan kedua kaki dan duduk di pinggiran jendela, sambil berpegangan pada besi-besi jendela. Dengan posisi ini, suasana segar pegunungan dan perbukitan akan sangat terasa, termasuk angin yang berhembus menerpa wajah kita, serta pemandangan yang tidak terhalang. Karena jalur yang akan dilewati merupakan jalur asli, maka kita pun akan disuguhi pengalaman menyebrangi jembatan yang menghubungkan dua bukit kecil. Ini menjadi tambahan pengalaman yang mendebarkan dan layak untuk diceritakan ulang nanti.

Dalam waktu sekitar 45 menit kereta uap ini sampai di tujuan, yakni Lakeside. Di sini pelancong diberi kesempatan beberapa jam untuk kembali ke tempat asal, yakni stasiun Belgrave. Apabila belum puas menaiki kereta uap, pelancong bisa melanjutkan perjalanan ke Gembrook, tempat pemberhentian selanjutnya sekitar 9,6 km dari Lakeside.

Jika ingin lebih puas bermain dan menghabiskan waktu di Lakeside, disarankan untuk datang lebih pagi ke stasiun Belgrave. Dengan demikian, terdapat cukup banyak waktu untuk menikmati Lakeside sampai kereta terakhir pada hari tersebut siap kembali ke stasiun Belgrave. Di Lakeside ini, selain pemandangan yang masih sangat alami dan layak untuk dinikmati, pelancong juga berkesempatan untuk bersepeda air, bermain di taman, berkunjung ke museum, dan tentunya menikmati makanan hangat. Salah satu yang menjadi favorit dan selalu laris manis adalah fish and chips.

Setelah berpuas diri di Lakeside pastikan untuk tidak ketinggalan kereta, karena jika ketinggalan tidak ada opsi transportasi umum lainnya dan kita dipaksa bermalam di Lakeside. Jika masih memiliki tenaga dan hasrat, perjalanan pulang dengan jalur kereta yang sama dapat kembali dinikmati. Namun jika tidak, ambillah poisisi tidur, dan siap-siap dibangunkan ketika sampai di stasiun Puffing Billy.

IWAN JUWANA sedang menempuh PhD di bidang Water Management di  Victoria University, Melbourne, Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com