Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPTV Telkom Bakal Ubah Perilaku Penonton

Kompas.com - 30/10/2010, 03:00 WIB

Keputusan Telkom tepat untuk masuk ke bisnis broadcasting melalui IPTV karena studi mengenai televisi berbasis internet di beberapa negara menunjukkan animo pasar yang relatif baik. Saat ini, operator IPTV dengan pelanggan paling banyak adalah PCCW (Hongkong) dengan pelanggan mencapai sekitar 1 juta, kemudian QualiTVision (Hongkong) yang mencapai 850.000 pelanggan, dan France Telecom (Perancis) dengan 800.000 pelanggan. Operator IPTV lainnya yang juga sukses adalah Verizon di Amerika Serikat dengan 600.000 pelanggan.

Keterbatasan IPTV

Namun, IPTV sensitif terhadap packet loss dan penundaan jika streaming data tidak dapat diandalkan karena IPTV memiliki persyaratan ketat terkait kecepatan minimum untuk memfasilitasi jumlah frame gambar per detik sebagai gambar bergerak. Ini berarti bahwa kualitas pelayanan kepada pelanggan IPTV akan berkurang jika koneksi atau bandwidth yang tersedia terbatas.

Pihak Telkom sadar dengan tuntutan koneksi cepat jika ingin menggelar layanan IPTV sebagai home digital services yang akan memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan pelanggan perumahan, terutama bagi pelanggan yang ingin jaringan komunikasi dengan cara berbeda dan lebih maju.

Telkom optimistis bisa menyelenggarakan layanan IPTV karena sudah mulai membangun infrastruktur jaringan akses pita lebar (broadband) dengan gencar di berbagai wilayah.

Dalam satu kesempatan, Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah memaparkan bahwa Telkom berkomitmen mengembangkan jaringan akses pita lebar sebagai pendukung berbagai layanan berbasis telecommunication, information, media, edutainment (TIME). Dengan demikian, ada tiga isu penting yang harus dijawab Telkom dalam menghadapi tantangan pengembangan infrastruktur jaringan pita lebar, sesuai portofolio bisnis TIME, yakni menjaga teknologi agar senantiasa mampu mengakomodasi kebutuhan konsumsi bandwidth yang terus meningkat, menciptakan pendapatan baru, dan mempertahankan biaya.

Sebagai konsekuensi perubahan portofolio layanan ke arah service berbasis ”TIME”, Telkom sudah mulai mengembangkan kapabilitas akses. Antara lain sudah merencanakan pengembangan akses pita lebar, menambah cakupan kapasitas true broadband (yakni akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps) yang di tahun 2010 diperkirakan hanya mencapai 21 persen, ditingkatkan menjadi 85 persen pada tahun 2015.

Apabila ingin mencapai rencana tersebut, Telkom harus bekerja keras karena sebagian besar jaringan akses di Indonesia yang ada masih didominasi kecepatan di bawah 4 mbps dengan porsi 79 persen. Jika kondisinya tidak membaik, pelanggan tak mungkin menikmati layanan IPTV dengan nyaman.

Namun, Telkom optimistis dengan strategi lima tahun ke depan akan mampu mengembangkan infrastruktur jaringan akses dengan fokus pada penyediaan jaringan akses pita lebar secara penuh hingga ke rumah- rumah atau gedung-gedung.

Targetnya, komposisi jaringan akses FTTE (end-to-end copper) 15 persen, akses FTTC (Fiber to the Curb) yang menggunakan teknologi MSAN, GPON, dan VDSL 70 persen, serta akses FTTB/H (Fiber to the Building/Home) 15 persen.

Executive General Manager Divisi Akses PT Telkom Muhammad Awaluddin mengutarakan, akses kabel tembaga (copper) diharapkan sudah tergantikan semuanya oleh serat optik pada tahun 2015, paling tidak di kota-kota besar Indonesia. Target dari pengembangan akses pita lebar di antaranya Broadband for Home Digital Environment yang meliputi digital home communication, digital home office, digital entertainment, dan digital surveillance and security.

Kini, kita berharap Telkom mampu merealisasikan infrastruktur jaringan akses pita lebar sehingga pelanggan di dalam negeri bisa menikmati layanan IPTV yang disebut-sebut berkembang pesat di beberapa negara karena sifat-sifat layanannya yang ”personal”, ”ubiquitous”, dengan kualitas gambar dan suara yang prima, serta bernilai ”jual” yang tinggi.

Selain itu, kita berharap IPTV tidak hanya mendorong perkembangan industri penyiaran di Tanah Air, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi serta memberikan tontonan yang mendidik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com