Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuku Kaki Jadi Petunjuk Risiko Kanker

Kompas.com - 07/03/2011, 15:47 WIB

Kompas.com - Kuku kaki Anda mungkin bisa jadi petunjuk sederhana untuk menentukan risiko kanker paru. Riset menunjukkan pria perokok yang memiliki kadar nikotin tinggi dalam kukunya beresiko 3,5 kali lebih tinggi menderita kanker paru.

Para peneliti mengatakan, untuk melihat risiko kanker paru tidak cukup hanya bertanya mengenai kebiasaan menghisap tembakau. Pasalnya, bisa saja orang tersebut tidak mau jujur atau karena orang itu sebenarnya tidak merokok tapi terpapar asap rokok dari lingkungan di sekitarnya.

Untuk mencari indikator paparan tembakau yang lebih akurat, para peneliti dari University of California, San Diego, berpaling kepada kuku kaki. Mereka menyebutkan, kuku kaki tumbuh dengan lambat sehingga kadar nikotin dalam potongan kuku relatif lebih stabil dibanding dengan level nikotin dalam saliva (air liur) atau urin.

Penelitian dilakukan pada pria yang mengikuti kuesioner di tahun 1986 dan di-follow up setiap dua tahun. Pada tahun 1987, sekitar 33.737 pria memberikan contoh potongan kuku mereka.

Dari seluruh responden itu, 210 pria menderita kanker paru antara tahun 1988 - 2000. Kemudian para peneliti membandingkan dengan potongan kuku dari kelompok pria yang tidak menderita kanker.

Tidak mengejutkan, pria yang memiliki riwayat merokok terkena kanker paru. Yang menarik pria yang kadar nikotin di kukunya 10 persen lebih tinggi ternyata tidak pernah merokok alias perokok pasif.

"Studi sebelumnya yang mengetahui risiko kanker paru dari penggunaan tembakau pada perokok aktif mungkin meremehkan efek asap tembakau," kata peneliti.

Ditegaskan juga bahwa nikotin tidak bersifat karsinogen. Akan tetapi nikotin bisa menjadi penanda (biomarker) paparan tembakau dalam tubuh. Karena itu dengan mengetahui level nikotin dalam tubuh seharusnya kita bisa lebih berhati-hati terhadap asap rokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com