Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersahabat Tanpa Batas dengan Mig33

Kompas.com - 27/05/2011, 03:04 WIB

MuDAers yang punya ”smartphone” pasti memiliki aplikasi agregator atau penghubung layanan ”messaging”, seperti Yahoo Messenger, Goggle Talk, maupun Facebook Chat yang terpasang di dalamnya.

Sebelum Blackberry Messenger marak, aplikasi-aplikasi semacam ini menjadi andalan untuk tetap terhubung dengan rekan kita meski tidak berada di depan layar komputer.

Di antara aplikasi tersebut, MuDAer pasti pernah mendengar aplikasi bernama mig33 (dibaca mig-tiga-tiga) yang mulai beredar di Indonesia sejak tahun 2005. Selama enam tahun, mig33 rupanya masih bertahan berkat 48,3 juta pengguna yang tersebar di seluruh dunia. Tahu enggak, 27 juta di antaranya rupanya berada di Indonesia!!

Mig33 bertahan dengan resep dasar, yaitu mendengarkan keinginan para pemakai sehingga dari sebelumnya hanya layanan agregator kini berevolusi menjadi wadah sosialisasi para migers, istilah pengguna mig33. Di sana para migers bisa masuk dalam chatroom berdasarkan minat mereka dan ngobrol bersama.

Bersosialisasi di chatroom memungkinkan mereka untuk mendapatkan teman di luar lingkungan sebelumnya, seperti tempat kerja, sekolah, kuliah, atau sekitar rumah. ”Dengan mig33, kita bisa bersahabat tanpa batas. Tidak lagi terkait dengan lingkungan di sekitar kita,” ujar Agung Darajat yang memiliki nama akun age6.

Agung menuturkan, para migers lebih saling mengenal dengan nama akun yang mereka pakai. Kerap terjadi, dua orang migers tidak saling mengenal saat menyapa dengan nama asli mereka, tapi malah jadi akrab setelah mengetahui nama akun di mig33.

Sebuah chatroom dikelola oleh seorang admin, jumlah peserta yang bisa berpartisipasi tergantung pada tingkatan yang dia miliki. Artinya, semakin tinggi tingkatan, semakin banyak room tersebut bisa menampung peserta. Chatroom bisa berdasarkan minat, domisili, maupun preferensi lainnya. ”Chatroom itu bagaikan negara kami. Harus dipertahankan dari pengguna lain yang niatnya kurang baik,” kata Andi Kusnandi, admin chatroom Bandung Niis, dengan wajah datar, serius rupanya.

Kiki Rizki, Country Manager mig33 Indonesia, menerangkan, rasa kekeluargaan dari para pengguna aplikasi itulah yang membuat mig33 bisa bertahan sampai sekarang. Pengembang aplikasi membuka saluran saran dari seluruh pengguna untuk inovasi di masa mendatang. Ada yang memberikan masukan mengenai desain tampilan, masukan untuk fitur, bahkan menyumbang ide untuk permainan di dalamnya.

”Migers” yang guyub

Saking akrabnya, para migers dari sebuah chatroom sering kopi darat atau bertatap muka secara langsung secara rutin, biasanya di tempat makan. Namun, tidak jarang digelar kopi darat dengan skala lebih besar, seperti per wilayah atau bahkan nasional.

Salah satunya kopdar yang digelar untuk wilayah Bandung Raya di Universitas Sangga Buana YPKP, Minggu (22/5). Di sana ada panggung musik dengan suguhan musik yang mengentak agar migers bisa jingkrak-jingkrak sepuasnya. Acara itu ternyata juga dihadiri migers dari daerah lain, seperti Bekasi yang kabarnya berangkat sejak pukul 02.00. Wuih!

Di halaman kampus yang beralamat di Jalan PHH Mustofa, Bandung, itu, migers kebanyakan memakai kaus. Yang menarik, kaus yang dikenakan hampir semuanya terdapat lambang mig33 maupun logonya, yakni robot. Desainnya beragam, ternyata disesuaikan dengan chatroom yang mereka kerap sambangi. Misalnya Bandung Niis yang dikelola Andi menggunakan kaus berwarna hitam, sedangkan yang lain ada yang memakai warna abu- abu maupun putih.

Beda tidak bisa bersama? Tidak berlaku tuh untuk para migers. Meskipun mengenakan kaus identitas berbeda, tidak menghalangi mereka untuk berjingkrak bersama dalam alunan musik dari panggung di hari yang mendung itu. Karena kita adalah sahabat. (Didit Putra Erlangga Rahardjo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com