"Startup" Sukar Dapat Pinjaman Bank

JAKARTA, KOMPAS.com — Usaha rintisan (startup) masih sukar mendapatkan pinjaman dari perbankan. Hal ini mengingat usaha ini tidak mempunyai track record.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam konferensi pers ASEAN Regional Entrepreneurship Summit di Jakarta, Rabu (13/7/2011).

Namun, Mari menuturkan, sejumlah bank sudah mulai melakukan pendanaan. Untuk itu, perbankan perlu meningkatkan pemahamannya akan usaha yang berkaitan dengan dunia teknologi dan informasi. "Dan, Bank Indonesia-nya sendiri belum memasukkan itu sebagai sektor yang ingin ini dikembangkan," katanya.

Oleh karena itu, ia menjadikan ini pekerjaan rumah bagi pemerintah, khususnya dalam membentuk cetak biru bagi ekonomi kreatif ini. "Ini memang PR (pekerjaan rumah) yang menantang bagi pemerintah supaya perbankan dan Bank Indonesia lebih memahami bagaimana meng-handle startup yang sudah bankable," ujarnya.

Selain itu, Mari mengharapkan investor lokal juga semakin paham dan berminat dalam berinvestasi di startup lokal.

Mari juga mengharapkan akan adanya rekomendasi dari penyelenggaraan ASEAN Regional Entrepreneurship Summit yang akan diselenggarakan di Bali, 22-24 Juli ini. "Sebenarnya yang kami harapkan justru rekomendasi. Dari summit ini akan muncul sejumlah rekomendasi, dengan perbandingan dari negara-negara lain (sebagai upaya untuk mengetahui) apa yang harus kita lakukan," ucapnya.

Rekomendasinya ini, tuturnya, akan diteruskan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Perekonomian.