Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkomsel Siap Implementasikan LTE Kapan Saja

Kompas.com - 23/07/2011, 08:40 WIB

SHENZHEN, KOMPAS.com — Operator seluler dengan jumlah pelanggan terbesar di Indonesia, Telkomsel, siap mengimplementasikan jaringan 4G dengan teknologi LTE (long term evolution). Hal itu ditegaskan Herfini Haryono, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Jaringan serta CIO Telkomsel dalam Telkomsel Media Education 2011 di Shenzhen, China, Jumat (22/7/2011) malam.

"Kami siap dengan teknologi ini," kata Herfini di depan sejumlah jurnalis Indonesia yang baru melakukan kunjungan ke pusat R&D dan kantor pusat Huawei. Ia mengatakan, Telkomsel telah melakukan uji jaringan dengan empat vendor penyedia infrastruktur sejak Juni 2011, yakni Huawei, Ericsson, Nokia Siemens, dan ZTE.

Herfini mengatakan, dari 38.000 BTS (base transceiver station) yang dipakai Telkomsel saat ini, 20-30 persen atau sekitar 8.000 unit sudah menggunakan teknologi 3G atau biasa disebut Node B. Dari semua Node B itu, sekitar 50 persen sudah mendukung LTE. Hanya perlu menambahkan modul LTE di BTS tersebut.

Menurut dia, satu-satunya hal yang membuat Telkomsel belum dapat mengimplementasikan LTE tinggal izin dari pemerintah dan mendapatkan alokasi spektrum frekuensi yang diinginkan. Meskipun demikian, Herfini menegaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pengaturan frekuensi kepada pemerintah.

"Andaikata Telkomsel mendapat izin dari pemerintah, kalau pemerintah ready dengan LTE, blessing, saya kira dalam waktu cepat 4.000-5.000 BTS dengan mudah akan dipasang LTE," ujarnya.

Untuk mendukung implementasi LTE, lanjut Herfini, Telkomsel juga sudah mempersiapkan untuk menambah investasi di jaringan 3G. Kalau saat ini investasi lebih banyak untuk jaringan 2G, tahun depan sekitar 50 persen capex (capital expenditure) akan dialokasikan untuk 3G. Ia mengatakan, tahun 2011, capex Telkomsel akan disiapkan Rp 10 triliun dari Rp 21 triliun capex keseluruhan Telkom grup.

Fokus Telkomsel tersebut tidak lepas dari tren industri telekomunikasi yang mulai mengarah ke layanan data. Herfini menjelaskan, revenue dari layanan SMS dan voice sudah tidak tumbuh lagi. Bahkan, revenue per minute (RPM) turun dari Rp 1.000 menjadi hanya Rp 150 saat ini. Layanan broadband dalam setahun terakhir tumbuh sekitar 60 persen.

"Revenue broadband tanpa SMS dan voice sekarang sudah di angka 10 persen dan 5 persen dari seluruh revenue konten, seperti T-cash. Revenue voice dan SMS 85 persen, new business 15 persen," kata Herfini. (Tri Wahono, wartawan KOMPAS.com melaporkan dari Shenzhen, China)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com