Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Tanpa Facebook Selama Februari di Australia

Kompas.com - 02/02/2013, 17:52 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com - Di Australia istilah Dry July, Febfast, dan Oct-sober sudah muncul sebelumnya guna mengingatkan warga untuk berhenti menenggak alkohol, maka sekarang muncul kampanye "Facebook FreeFebruary", kampanye tanpa Facebook selama Februari.

Mereka yang merasa telah menghabiskan waktu tidak berguna di Facebook, kuatir bahwa identitas mereka bisa dicuri orang, dan juga bosan membaca berbagai status dengan teman-teman mereka, telah  berjanji untuk berhenti bulan ini, dan memilih untuk kembali ke pola kontak "tradisional."

Menurut laporan situs news.com.au, pasangan Ben dan Emma Payne dari Richmon di negara bagian New South Wales, berjanji untuk berinteraksi lebih banyak dengan ketiga anak mereka Jacinta, (6), MacKenzie (4) dan Max (1). Ben Payne (34) menyebut dirinya sendiri sudah kecanduan Facebook, dan setiap harinya menghabiskan waktu 3 jam di sosial media tersebut.

"Saya mengecek ketika bekerja, juga di kereta, dan di rumah, dan dari waktu ke waktu." kata Ben. "Bahkan di akhir pekan, saya mengecek hampir setiap jam sekali. Selama setahun, kalau dihitung sudah begitu banyak waktu yang habiskan di Facebook."

Pekerjaan Ben adalah web developer dan ini adalah kali kedua dia mencoba untuk berhenti mengikuti Facebook. "Dan ketika itu, kadang saya tidak tahu apa yang harus saya kerjakan karena bosan tanpa kegiatan." katanya lagi. Payne merasa bahwa sosial media "tidak diragukan" lagi memiliki dampak buruk terhadap anak-anak, dengan banyak orangtua sibuk melakukan tweeting dan meng-update status mereka di Facebook.

"Saya tahu banyak orangtua yang ketika berlibur mentelantarkan anak mereka, dan sibuk dengan telepon mereka mengecek Facebook." Ahli kecanduan internet Dr Philip Tam mengatakan bahwa Facebook-Free February memang menunjukkan gejala adanya "obsesi tidak sehat" masyarakat terhadap sosial media. "Sosial media memang membuat perilaku kita jadi instan, kita selalu ingin mendapatkan jawaban atau reaksi dari apa yang kita tulis, dan ketika terjebak dalam putaran itu, sering kali sulit untuk keluar." kata Dr Tam.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, pekerja paruh waktu asal Brisbane Jenny King (49) muncul dengan ide ini setelah dia mengatakan kecewa dengan sosial media, dan menemukan bahwa dia ternyata tidak sendirian. "Saya berpikir mengenai Dry July dan Movember, dan kemudian muncul dengan istilah Facebook-Free February, dan ternyata banyak orang lain juga berpikiran sama." kata King.

"Saya ingin menguasai kembali hidup saya. Saya merasa Mr Facebook perlahan menguasai semuanya, dan saat ini saya hanya ingin mengatakan saya tidak butuh semua ini. Mereka juga mulai penuh iklan, dan juga ada perubahan privacy settings. Ini membuat saya khawatir, jadi saya akan berhenti selama sebulan dan mengkaji kembali apakah saya akan betul-betul kehilangan." kata King.

Seorang ibu dua anak Gretel Sneath dari Port Macdonnell (South Australia) memutuskan berhenti setelah dia merasa Facebook mulai "membosankan". Penulis lepas berusia 37 tahun tersebut mengatakan dia marah karena setiap kali masuk ke Facebook, dia hanya disibukkan dengan berbagai posting yang tidak bermanfaat. "Ini tidak sehat bagi jadwal kerja yang produktif, dan sebagian besar tidak berguna. Tidak banyak hal-hal yang bermanfaat dan menghibur." kata Sneath.

Menurut Dr Philip Tam, yang membuat jaringan Peyelidikan dan Penelitian Internet Australia mengatakan sama sekali berhenti dari Facebook mungkin bukan cara terbaik untuk mengatasi kecanduan sosial media. "Sama seperti orang melakukan diet, menggunakan sosial media adalah kebutuhan, jadi kalau kebutuhan tiba-tiba dihentikan, keinginan untuk kembali lagi dan melakukannya dengan lebih giat lagi, akan lebih besar." "Yang perlu dilakukan adalah melakukan refleksi mengapa kita tergantung begitu besar pada sosial media,  dan kemudian mencari bantuan profesional kalau memang ada masalah." kata Dr Tam.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com