Selain Park, pada tahun 2009 Korut juga menjuluki Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Hillary Clinton dengan sebutan ”perempuan lucu”. Hillary diejek kadang mirip seperti seorang ”anak sekolahan” atau malah seorang ”pensiunan yang sedang sibuk berbelanja”.
Tahun 2005, menlu AS ketika itu, Condoleezza Rice, juga dihina dan disebut seperti ”seekor anjing betina yang berlarian di pantai dengan suara berisik”. Hinaan itu disuarakan sebuah program radio Korut, yang lalu diwartakan kantor berita Korsel, Yonhap.
Lebih lanjut menanggapi pengunduran diri sepihak Korut, pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dahulu menyetujui kesepakatan gencatan senjata, menilai hal itu tak bisa dilakukan.
”Istilah gencatan senjata sendiri tak memungkinkan salah satu pihak melepas diri begitu saja dengan kemauan sendiri,” ujar juru bicara PBB, Martin Nesirky.
Namun dicemaskan pula, secara teori pernyataan mundur Korut bisa diartikan kemungkinan terbukanya kembali permusuhan atau peperangan di antara kedua Korea.
Apalagi, mengutip pernyataan seorang pejabat militer senior Korsel yang dilansir Yonhap, jumlah penerbangan bolak-balik pesawat tempur Korut melonjak tinggi sepekan terakhir. Angkanya bisa mencapai 700 penerbangan untuk satu hari, Senin (11/3) saja.