Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Stasiun Luar Angkasa Terinfeksi Virus

Kompas.com - 13/11/2013, 08:36 WIB
Penulis Aditya Panji
|
EditorWicak Hidayat
KOMPAS.com — Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) telah terinfeksi program jahat atau virus Stuxnet dari media penyimpanan data stik USB yang dibawa ke luar angkasa oleh astronot Rusia.

Hal ini diungkapkan oleh ahli keamanan siber Eugene Kaspersky. Ia berpendapat, astronot Rusia yang mengunjungi ISS menancapkan USB flashdrive ke laptop di ISS dan virus itu dengan cepat menyebar ke laptop lainnya.

Program Stuxnet berpotensi mencuri data dan melakukan mata-mata. Namun, ia tidak mengungkapkan secara rinci dampak infeksi Stuxnet terhadap operasional dan sistem kontrol di ISS.

Ini bukanlah kali pertama stasiun luar angkasa terinfeksi program jahat. Kaspersky mengatakan, dari waktu ke waktu, selalu ada "epidemi virus" di stasiun luar angkasa.

Sebelumnya, puluhan laptop di ISS menjalankan sistem operasi Windows XP yang lebih rentan terhadap serangan program jahat. Pada Mei 2013, United Space Alliance mengganti sistem tersebut dengan Linux agar lebih stabil dan dapat diandalkan.

Kaspersky menegaskan, contoh kasus di atas menunjukkan bahwa sistem komputer yang tidak terhubung dengan internet juga dapat terinfeksi program jahat. Kaspersky memberi contoh lain, di mana fasilitas nuklir Rusia yang tidak disebut namanya, juga terinfeksi program Stuxnet meskipun sistem tersebut tidak terhubung ke internet.

"Semua data itu dicuri secara global, setidaknya dua kali," kata Kaspersky dalam sebuah jumpa pers, seperti dikutip dari International Business Times, Senin (11/11/2013).

Stuxnet merupakan salah satu program jahat yang paling terkenal. Selama ini, para ahli meyakini, Stuxnet diciptakan bersama oleh Pemerintah AS dan Israel untuk menonaktifkan fasilitas pengembangan nuklir milik Iran di kota Natanz. Salah satu tujuan Stuxnet adalah mengganggu pembangunan senjata nuklir negara lain.

Meski fasilitas nuklir Iran di Natanz tidak terhubung dengan internet, Stuxnet berhasil menjangkiti sistem komputer di sana. Dalam kasus ini, Stuxnet diprediksi tersebar melalui perangkat USB flashdrive.

Kaspersky mengatakan, untuk menciptakan program jahat seperti Stuxnet, Gauss, Flame, dan Red October, dibutuhkan proses yang sangat kompleks dan menelan biaya hingga 10 juta dollar AS untuk pengembangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke