Sudah belasan tahun terakhir Basuki (37) berkecimpung di bidang teknologi komunikasi nirkabel. Ia mendesain algoritma pemrosesan sinyal digital telepon pintar generasi keempat untuk perusahaan telekomunikasi di Swedia, salah satu negara yang menjadi ”pusat” teknologi komunikasi nirkabel di Eropa. Basuki tercatat sebagai pemegang belasan paten desain algoritma.
Salah satu contoh paten itu semisal algoritma dalam ”heterogeneous networks” untuk teknologi telepon genggam generasi keempat (4G). Dia mendesain algoritma agar telepon pintar mampu memproses sinyal yang diterima—kendati mengalami banyak interferensi (sinyal pengganggu)—sehingga tetap bisa menerima data dengan kecepatan tinggi.
Teknologi 4G, kata Basuki, memiliki banyak tantangan karena di satu sisi terdapat besarnya permintaan data berkecepatan tinggi, sementara di sisi lain sangat banyak interferensi akibat sel-sel base-station yang saling bertumpukan.
Belasan paten dicatatkan atas nama Basuki beserta tim melalui perusahaan tempatnya dulu bekerja, Ericsson AB, dan Huawei Technologies Sweden AB, tempatnya kini bekerja. Di Huawei, dia jadi spesialis senior yang memimpin tim kecil beranggotakan lima-enam peneliti multinasional yang bertugas mendesain algoritma agar telepon pintar punya performa tinggi, tetapi mampu menggunakan energi seefisien mungkin.
”Kami coba mencari teknologi, bagaimana menyelesaikan persoalan itu dalam konteks matematika, lalu dibuat modelnya. Setelah disimulasikan dan terbukti berhasil, model itu diberikan ke bagian pengembangan untuk diimplementasikan ke chipset (’otak’ telepon pintar),” kata Basuki.
Kami berbincang di sela-sela santap siang pada pertengahan Desember lalu di kawasan Ideon, kota Lund, Swedia. Ideon merupakan salah satu kawasan sains terkemuka di Skandinavia yang jadi ”markas” perusahaan- perusahaan berskala global di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Basuki mulai berkiprah di Eropa sejak 2005. Ia mendapat beasiswa sebagai mahasiswa program doktoral bidang komunikasi nirkabel di Aalborg Universitet, Denmark. Saat itu penelitiannya didukung Nokia Siemens Networks.
Dunia industri
Selulus tahun 2008, ia tiba di persimpangan jalan, antara mengabdi di dunia akademik dan terjun ke dunia industri. Aalborg Universitet menawarinya pascadoktoral, tetapi Basuki pun berpeluang bekerja di dua perusahaan besar, Nokia di Finlandia atau Ericsson di Lund, Swedia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.