Lebih fokus, apakah ada nama yang bisa memenuhi kriteria itu?
“Dari semua orang di industri IT yang saya tahu dan kenal (ngga banyak), mungkin kandidat yang paling cocok buat jadi Menkominfo adalah Bp. Gatot S. Dewabroto,” ujar Andry Suhaili, CEO PriceArea.
Alasannya, beliau salah satu yang memiliki jejak karir di postel dan sudah lama di jajaran kementrian kominfo sebagai juru bicara jika ada situasi yang tidak diterima oleh masyarakat.
“Selain itu beliau terbukti mendukung kegiatan startup dengan menghadiri di acara ITeC (Indonesia Top eCommerce) yang pernah saya selenggarakan tahun 2012 lalu. Saya melihat Pak Gatot punya visi misi yang jelas untuk membangun internet Indonesia,” Andry membeberkan.
Sarat Pengalaman
Ferry Tenka, CEO Bilna menambahkan, Menteri mendatang harus punya cukup pengalaman di dunia teknologi. “Kalau tentang karakternya, menurut saya harus seseorang yang memang pernah bekerja atau punya pengalaman di perusahaan berbasis teknologi yang extensive, perferably di negara maju. Karena menurut saya, sangat penting untuk Menkominfo memiliki pemikiran yang terbuka, luas dan memiliki passion di bidang teknologi,”jelas Ferry.
Tegas dalam Penegakan Hukum
Menteri Kominfo terpilih juga diharapkan bisa tegas dalam penegakan hukum guna menyelesaikan berbagai masalah yang ada saat ini.
“Tentunya Menteri terpilih juga akan mendukung net neutrality dan juga membuat hukum cyber yang lebih jelas untuk segala macam penipuan, plagiarisme dan pelanggaran hak cipta di dunia maya. Sebagai tambahan –mungkin ini bukan full tanggung jawab menkominfo–tapi ada baiknya juga untuk mendukung small-medium business dengan insentif pajak yang lebih menarik,” ujar Aria Rajasa, co-founder Tees Indonesia.
Mampu Mengayomi
Terakhir, kualitas calon menteri yang diharapkan praktisi bisnis teknologi, adalah mampu mengayomi dan mendidik demi kemajuan kualitas para pelaku dunia teknologi.
“Menurut saya pribadi, Menteri Kominfo sebaiknya orang dengan kualifikasi pendidik, sehingga tidak hanya memahami cara mengendalikan informasi, tetapi sekaligus juga memahami informasi mana yang akan diperbanyak demi meningkatkan pengetahuan, memperkuat karakter, menumbuhkan semangat kompetitif dan memperdalam keikhlasan,” founder Qbaca Adrian Syam berharap.
Hal ini juga dituturkan oleh Arip Tirta, CEO Urbanindo. “Pendidikan dan pengembangan (yang) didasarkan pada teknologi yang diimpor tidak akan dapat berkompetisi dengan penyedia asal teknologinya. Investasi dalam sumber daya manusia (pendidikan) akan menjadi kunci untuk mengubah Indonesia menjadi negara berteknologi maju dan mobilitas sosial ke taraf yang lebih tinggi.”
Arip juga mengaribawahi soal adopsi teknologi. Menurut penjelasan Arip, di negara-negara maju penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan pendorong utama untuk kemajuan teknologi dan perubahan struktural yang sangat dibutuhkan di negara berkembang. “R&D di negara berkembang masih sangat terbatas karena itu difusi teknologi dari negara maju sangat penting untuk “technology transfer” ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia,” ujar Arip.
Disclosure: Artikel ini sebelumnya telah dimuat di DailySocial.net. DailySocial.net merupakan salah satu rekanan sindikasi konten dari KompasTekno.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.