Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Perjalanan Data di Balapan Formula 1

Kompas.com - 22/09/2015, 10:33 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

Menurut Mayer, semua data tersebut melewati server milik FIA (Federation Internation de l'Automobile), selaku penyelenggara balap Formula 1.

"FIA mendapatkan semua data, semua harus lewat dia sebelum dibagi-bagikan ke tim-tim peserta F1," ujar Mayer.

Menurutnya, hal itu dilakukan FIA untuk mengidentifikasi apakah ada mobil yang melanggar regulasi atau tidak. "Mereka mengoleksi semua data tim untuk melihat apakah ada yang curang atau tidak," jelasnya.

Data lain yang diunduh dari FIA oleh tim antara lain adalah data GPS yang menunjukkan posisi relatif mobil F1 dalam track. "Data itu sangat akurat," aku Mayer.

"Dari data itu kita bisa membuat kalkulasi kecepatan, performa, dan sebagainya," terangnya sekali lagi.

Apa yang terjadi setelah data terkumpul?

Setelah data telemetri dikirim ke FIA dan dibagikan kepada masing-masing tim, kemana perjalanan data itu setelahnya?

Dijelaskan Mayer, biasanya ia akan melakukan duplikasi dan kemudian mengirimnya langsung ke markas tim Lotus yang berada di Inggris.

"Data itu nantinya juga akan dianalisis oleh chief engineer kami, dari situ bisa kelihatan apakah mobil masih dalam ambang batas performanya atau tidak," katanya.

Data yang terkumpul itulah yang menjadi Big Data bagi tim, merupakan sumber referensi yang berharga.

"Kami bisa melakukan pemrosesan data yang lebih lancar secara real time, mencari referensi dari big data dan mendapatkan algoritmanya," imbuh Mayer.

Jika ternyata performa mobil dianggap kurang, maka mekanik akan melakukan perubahan-perubahan dalam setting mobil (fisik/hardware). Perubahan tersebut membutuhkan waktu yang berbeda-beda, tergantung perubahan seperti apa yang harus dilakukan.

"Bisa hanya 10 detik, bisa juga sampai berjam-jam, terlebih kalau soal mesin, itu akan butuh waktu lama sekali," kata Mayer.

Namun jika membutuhkan penyesuaian software, maka itu menjadi ranah pembalap yang mengendarai mobil Formula 1.

"Kami tidak bisa mengubah parameter mobil dari jarak jauh (remote), di mobil yang boleh hanya pembalap, itu hanya satu arah" tegasnya.

Karena itulah pembalap-pembalap Formula 1 saat ini tak hanya harus terampil menaklukkan tikungan demi tikungan, namun juga sekaligus menjadi programmer.

Mereka harus bisa memahami software (peranti lunak) mobil, bisa menganalisis kekurangan, dan melakukan penyesuaian dengan cepat. Semua dilakukan sembari mengebut kecepatan 300 kilometer per jam dengan menahan gaya gravitasi hingga 5G.

Dan jika dulu setiap sesi latihan selesai dilakukan, pembalap F1 bisa berleha-leha nongkrong atau ngopi, maka kini mereka juga harus terlibat dalam proses analisa data.

"Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, saya kagum dan sangat menghargai mereka," demikian pungkas Mayer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com