Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Animasi Bukan Cuma Tontonan Bocah!

Kompas.com - 15/03/2016, 07:11 WIB
Anne Anggraeni Fathana

Penulis

KOMPAS.com – Langkahnya tak lagi sekuat dulu. Tak heran, Carl Fredricksen pada hari itu genap berusia 78 tahun.

Di rumah tuanya, Carl hidup sebatang kara. Namun, ia tidak sendiri. Kenangan indah bersama mendiang istri serta mimpi-mimpi mereka menemani Carl dan menguatkannya untuk selalu bangun pada pagi hari.

Lalu, masih ada satu utang yang harus Carl lunasi sebelum menutup usia. Dahulu, ia dan Ellie, sang istri, bercita-cita menerbangkan rumah mereka ke Paradise Falls, sebuah air terjun terindah di Venezuela.

www.pixar.com Film animasi Up produksi Pixar Animation Studio pada 2009

Carl bekerja keras hari demi hari untuk mewujudkan mimpi itu. Petualangan pun dimulai ketika berhasil mengikatkan rumahnya pada beribu-ribu balon gas dan memenuhi mimpinya meski tanpa Ellie lagi.

Bukan cuma buat bocah

Cerita di atas merupakan sepenggal kisah pembuka film Up yang diluncurkan Pixar Animation Studios dan Walt Disney Pictures pada 2009. Tak sekadar animasi biasa, lakon ini sangat digemari karena membawa begitu banyak pesan di dalamnya.

Up mengajarkan, apa pun dapat dilakukan asal orang punya tekad kuat dan pantang menyerah. Carl Fredricksen menunjukkan pula, bahwa kehidupan tidak berhenti meski seseorang mencapai usia tertentu, bahkan berusia senja.

Selama ini film animasi kerap salah kaprah diartikan sebagai tontonan anak kecil. Padahal, seperti karya seni umumnya, kisah dalam genre film ini tetap merupakan cermin dari kehidupan dan isu sosial dalam masyarakat.

Tengok juga Inside Out, pemenang Oscar 2016 untuk kategori film animasi. Sekilas, isinya hanya mendongengkan perjalanan seorang gadis kecil. Padahal, sinema keluaran tahun lalu tersebut sejatinya mengajak penonton memahami emosi dan suara-suara dalam pikiran manusia.

Personifikasi

ist Film animasi Inside Out

Inside Out menghadirkan lima emosi manusia dalam personifikasi pikiran-pikiran tokoh Riley. Lima emosi itu terwakili oleh "sosok" pikiran Joy (kebahagiaan), Sadness (kesedihan), Fear (ketakutan), Anger (kemarahan), dan Disgust (rasa jijik), yang hidup di pusat pengendalian pikiran Riley, Headquarters.

Awalnya peran Joy begitu dominan, tetapi satu persatu empat karakter lain muncul mengimbangi. Terselip pesan, bahwa untuk benar-benar tahu rasanya bahagia Anda sewajarnya mencicipi terlanda kesedihan, diselingi ketakutan, kemarahan, dan bahkan rasa jijik.

Pelajaran tersebut dibungkus dalam animasi kompleks penuh warna berupa komedi sehari-hari. Contohnya, adegan kebingungan tokoh ayah saat sang istri memberikan kode pada waktu makan malam.

Berbekal kekuatan pesan moralnya, Inside Out pun jadi tontonan menyenangkan baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Michelle Obama, Ibu Negara Amerika Serikat, adalah salah satu penyukanya.

Di balik layar animasi

Sutradara Inside Out, Pete Docter, saat bertandang ke Indonesia pada Agustus 2015, menegaskan animasi bukan sekadar gambar bergerak. Kekuatan cerita, kata dia, tetap harus menjadi kekuatan utama sebuah film animasi, sekalipun basisnya fiksi bahkan bila "meminjam" sosok benda mati maupun binatang.

DISNEY PIXAR Sutradara film Inside Out, Pete Docter
Penting untuk tetap membuat cerita yang saintifik, tetapi yang paling penting adalah bagaimana emosi yang ditimbulkan dari cerita itu terikat dengan penonton,” ungkap Docter yang juga adalah petinggi di Pixar Animation Studio tersebut.

Meski memiliki bendera besar yang sekarang telah berkibar, Docter menegaskan bahwa pembuatan film-film animasi di studionya tetap tidak gampang. Terlebih lagi, dia berkeinginan mendapatkan sesuatu yang baru dan belum pernah dibuat orang dalam film-film besutan mereka.

Soal tips membuat animasi berkualitas, Docter malah tidak bicara soal teknis. Menurut dia, soal teknologi sekarang sudah lebih menunjang pembuatan film semacam Up dan Inside Out. Dia justru menekankan nilai-nilai filosofis untuk mendapatkan film yang benar-benar orisinal.

Menurut Docter, bersiap akan menghadapi kesalahan sekaligus mengakui bahwa ada kemungkinan setiap orang berbuat salah justru akan menjadi pelecut kreativitas. "Jika tidak siap gagal, (justru) Anda tidak akan datang dengan sesuatu yang orisinal," ujar dia seperti dikutip www.21cneplex.com.

Alternatif hiburan

Di tengah beragamnya variasi acara yang cenderung tak mendidik di televisi, kedua film animasi di atas bisa menjadi pilihan hiburan bagi Anda. Terlebih lagi, film-film tersebut dapat dinikmati bersama keluarga.

Orangtua dapat ikut menyaksikan film-film ini sambil menjelaskan kepada sang anak tentang kebaikan dan keburukan. Sementara itu, si anak pun mendapatkan pendidikan melalui tontonan seru yang tidak membosankan.

Satu lagi, Anda tidak perlu khawatir soal kualitas gambar dan warna. Hari ini penonton televisi sudah bisa mendapatkan kualitas serupa layar lebar bioskop. Teknologi hexa chroma drive di Panasonic Viera, misalnya, menggunakan enam warna dasar digital—yaitu merah, hijau, biru, cyan, magenta, dan kuning—untuk reproduksi warna senatural mungkin.

Teknologi warna tersebut melengkapi dukungan resolusi 4K—juga merupakan standar bioskop terkini—untuk memastikan Anda tak akan kehilangan kesempatan melihat kekayaan warna dari film-film bermutu seperti ini. Seting dan ekspresi para tokoh pun bakal tertayangkan optimal.

Selamat menyaksikan!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com