Konten terbaik diakses di mana pun
Pada awal mula internet, penggalian informasi semata-mata dilakukan melalu penjelajahan situs versi PC. Seiring migrasi ke arah mobile, semakin banyak netizen yang menuntut informasi lintas media.
Mereka semakin banyak menonton video, semakin sering bermain game, semakin candu mendengar musik, semakin gila baca buku, dan semakin tak bisa lepas dari aplikasi mobile.
Untuk itu, Google mengklaim terus meningkatkan performa YouTube dan Google Play. Dua divisi tersebut dianggap paling mengakomodir kebutuhan visual dan kebutuhan mobile pengguna.
Google tak ingin YouTube sekadar didefinisikan sebagai perpustakaan video, namun juga tempat membangun komunitas yang solid.
Para kreator dirangkul untuk bertukar pikiran soal hal-hal yang perlu dikembangkan dari YouTube. Penikmat YouTube pun diharapkan bisa memaknai platform tersebut sebagai wadah bersosialisasi.
Platform komputasi yang kokoh
Ada masa di mana komputasi dimaknai sebagai komputer besar di meja kerja. Lalu dalam kurun waktu relatif cepat, ukuran prosesor dan sensor berevolusi menjadi kecil dengan harga murah.
Saat itulah era perangkat mobile dimulai. Google mengambil kesempatan itu dengan membangun ekosistem Android. Kini, sistem operasi tersebut menjalankan mayoritas smartphone di muka bumi.
Tak puas sampai di smartphone, Android menyelinap pada pergelangan tangan manusia menjadi "Android Wear". Menamai diri sebagai arloji pintar alias smartwatch, Android Wear hendak meningkatan konektivitas yang lebih fleksibel.
Lalu, bersamaan dengan upaya pengembangan Android Wear, Google pun turut meramaikan industri virtual reality. Tak cuma Google, vendor kawakan lain semacam Samsung, LG, dan Apple juga mulai fokus menggarap perangkat tersebut.