Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Pesawat Pengangkut WNI Sandera Abu Sayyaf dan Putri Diana

Kompas.com - 06/05/2016, 19:38 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis


Disclaimer: Tulisan ini tidak bermaksud menonjolkan peran seseorang dalam pemulangan WNI sandera kelompok Abu Sayyaf. Penulis hanya tertarik dengan sejarah pesawat BAe 146 yang digunakan.

KOMPAS.com - Sebanyak 10 warga negara Indonesia awak kapal Pandu Brahma 12 yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf, dibebaskan dan tiba di Indonesia melalui bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/5/2016) pukul 23.24 WIB.

Ke-10 sandera tersebut nampak keluar dari pesawat British Aerospace (BAe) 146. Pertanyaan yang mengelitik, BAe 146 milik siapa yang dipakai menerbangkan sandera WNI dari Filipina ke Indonesia?

Untuk diketahui, BAe 146 adalah pesawat langka di Indonesia, populasinya mungkin bisa dihitung dengan jari. Maskapai regional Indonesia, Linus Airways sempat menggunakannya di tahun 2000-an, sebelum akhirnya bangkrut dan menghentikan operasinya.

Tak heran jika operator banyak menanggalkan BAe 146 karena biaya perawatannya yang mahal. Maklum, walau termasuk pesawat menengah, BAe 146 memiliki empat mesin, tentunya biaya perawatannya sangat mahal.

Selain itu, tak banyak pula pilot, mekanik, dan awak kabin yang memiliki type rating atau type certification BAe 146 di Indonesia, sehingga operasionalnya akan semakin sulit.

Dua operator, pemilik sama?

Kembali ke BAe 146 yang membawa 10 sandera WNI di atas, hanya sedikit informasi yang didapat tentang pesawat itu. Dari foto-foto yang beredar, nomor registrasi pesawat juga tidak nampak jelas.

Dari beberapa berita disebut bahwa BAe 146 yang membawa pulang 10 WNI sandera Abu Sayyaf itu menggunakan logo Victory News di sirip tegak (vertical stabilizer) pesawat. Victory News adalah nama surat kabar harian yang beredar di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Dari informasi tersebut, KompasTekno mencoba mencari tahu BAe 146 siapa yang digunakan oleh Victory News.

Ternyata, di situs database pesawat, Planespotters.net, ditemui informasi bahwa BAe 146 Victory News sejatinya adalah pesawat sewaan yang dioperasikan oleh maskapai TransNusa Aviation Mandiri. Di bawah TransNusa, BAe 146 itu didaftarkan di Indonesia dengan registrasi PK-TNV.

Menurut Planespotters.net, TransNusa baru mengoperasikan BAe 146 itu per Juli 2015 lalu, setelah sebelumnya dioperasikan oleh maskapai charter lain di Indonesia, yaitu Airfast. Saat dioperasikan oleh Airfast, BAe 146 tersebut didaftarkan dengan registrasi PK-OSP.

PK-OSP di kalangan pehobi dunia penerbangan, dikenal sebagai pesawat operasional milik bos Metro TV sekaligus pendiri Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh. Itu kenapa dua alphabet terakhir dari registrasinya menggunakan inisial nama Surya Paloh (SP).

Fakta ini juga menjawab mengapa ada logo Partai Nasional Demokrat di dekat pintu pesawat, sedikit di belakang kaca kokpit.

Namun belum diketahui apakah saat dioperasikan oleh TransNusa, Surya Paloh tetap menjadi pemilik pesawat ini.

AFP / JEFRI TARIGAN Warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina, tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016). Sepuluh awak kapal pandu Brahma 12 milik perusahaan tambang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, disandera sejak 26 Maret lalu.
PK-OSP saat dioperasikan oleh Airfast dan dipakai oleh Surya Paloh dicat dengan logo Rajawali yang mirip dengan logo awal-awal stasiun televisi Metro TV berdiri.

Reska K. Nistanto/KOMPAS.com BAe 146 registrasi PK-OSP.

Halaman berikutnya, ada sejarah yang lebih menarik mengenai pesawat ini. Pesawat ini ternyata digunakan untuk mengangkut jenazah Putri Diana dari Perancis ke Inggris.

Sejarah yang lebih menarik lagi

Menarik sejarah ke belakang lagi, BAe 146 PK-OSP sebelum dipakai oleh Surya Paloh, ternyata operator pertamanya adalah Angkatan Udara Kerajaan Inggris, Royal Air Force.

BAe 146 itu dikirim dari pabriknya di Inggris untuk Angkatan Udara-nya pada 14 Januari 1991.

Lalu, apa menariknya jika pesawat yang membawa pulang 10 WNI sandera Abu Sayyaf di atas tadi, adalah pesawat yang sama yang dioperasikan oleh surat kabar di Kupang, pernah dimiliki oleh Surya Paloh, dan operator pertamanya adalah Angatan Udara Kerajaan Inggris?

Nah, di sini menariknya. Saat dioperasikan oleh RAF, BAe 146 tersebut menggunakan registrasi ZE702, pesawat itu saat berdinas di AU Inggris dipakai sebagai angkutan khusus kerajaan.

ZE702 di masanya melayani kebutuhan transportasi anggota keluarga kerajaan Inggris, dari mulai transportasi sehari-hari, kunjungan kenegaraan, hingga penerbangan bersejarah yang perlu kita ingat, menerbangkan jenazah mendiang Putri Diana dari Paris, Perancis ke Inggris.

dok.Telegraph Putri Diana

Putri Diana tewas dalam sebuah kecelakaan lalu-lintas saat mobil yang ditumpanginya melaju kencang menghindari kejaran paparazi, di kota Paris Minggu (31/8/1997) dini hari.

Jenazahnya diterbangkan ke Inggris di hari yang sama, pada sore hari dengan BAE 146 registrasi ZE702 itu, dan mendarat di lapangan udara milik Royal Air Force di Northolt, Inggris sekitar pukul 18.05 waktu setempat.

Lho, dari mana bisa disimpulkan bahwa ZE702 adalah pesawat yang membawa jenazah Putri Diana dari Perancis ke Inggris?

Situs YouTube masih menyimpan arsip siaran langsung ITV News saat jenazah Lady Diana tiba di lapangan udara Northolt, Anda bisa menontonnya melalui URL berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=6qwOW7l48uw

Di menit 35:34, nampak peti yang membawa jenazah Putri Diana keluar dari belakang pesawat. Di frame gambar, registrasi pesawatnya di ekor tertulis ZE702.

YouTube.com/ITV News BAe 146 registrasi ZE702 milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang membawa jenazah Putri Diana, Minggu (31/8/1997).

ZE702 dipensiunkan oleh RAF sekitar bulan November 2002. BAe 146 itu kemudian dibeli oleh perusahaan leasing pesawat asal Kanada, Tronos, dan diubah registrasinya menjadi G-CBXY. Dari perusahaan leasing Tronos itulah pengusaha Surya Paloh membeli pesawat legendaris AU Inggris itu.

Alan Pratt/Airport-Data.com BAe 146 registrasi G-CBXY saat di-ferry ke Halim, masih menggunakan registrasi asalnya, sebelum berubah menjadi PK-OSP di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com