Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Lenovo dalam Mendesain "Tango" Phab 2 Pro

Kompas.com - 13/06/2016, 16:38 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

Karena itu, Lenovo menggunakan pendekatan yang tidak konvensional di sini, yakni memotong PCB menjadi dua bagian di tengah agar modul kameranya muat.

Ketepatan sensor

Tantangan ketiga yang harus diatasi Lenovo dalam mendesain Phab 2 Pro adalah soal akurasi dan tingkat presisi sensor-sensornya. Kita tahu Tango memiliki tiga kamera dengan sensor yang berbeda-beda, ada yang merekam ruangan, menghitung kedalaman bidang, dan sensor gerakan.

Baca: Mengenal Teknologi Project Tango dari Google

Lenovo mengatakan saat Tango diaktifkan, modulnya akan memindai dan memproses 250.000-an data per detik dalam waktu 0,5 mikro detik (0,0000005 detik).

"Timespan ketiganya harus tepat, memindai data yang sama dan berada di momen yang pas," terang Meredith.

Jika ketiga sensor tidak bekerja secara simultan, Meredith mengatakan akan munculpenyimpangan (drift) pada gambar yang dipindai. "Gambarnya akan tidak pas," ujarnya.

Untuk mencapai akurasi yang tinggi itu, Qualcomm sampai-sampai harus melakukan modifikasi kepada prosesor Snapdragon 652 yang dipakai Phab 2 Pro agar memungkinkan bisa membaca data informasi secara real time yang lebih akurat.

"Prosesor Snapdragon harus dioptimalkan untuk Tango karena harus memastikan akurasi timestamping itu," Meredith berkata.

Isu panas

Panas selalu menjadi momok bagi perangkat elektronik. Jika sistem sudah kepanasan, maka kinerjanya sudah tidak optimal lagi.

Isu panas inilah yang juga dicoba diatasi oleh tim engineer Lenovo dalam Phab 2 Pro. Dengan prosesor ponsel dan tiga sensor kamera, tentunya panas yang dihasikan akan lebih tinggi dari kebanyakan ponsel Android lainnya.

"Kami harus mendesain ulang thermal pipe dan sistem pendinginnya," ujar Meredith.

Selain itu, Lenovo juga bereksperimen dengan materi baru untuk membuat pipa penyalur panas itu, yakni dengan bahan tembaga-aluminum-grafit.

"Ini (Tango) menjadi proyek yang menyenangkan namun menantang bagi tim engineering kami, ini adalah hasil kolaboratif kami dengan Google dan Qualcomm," pungkas Meredith.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com