Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPO Line Masih Tunggu Izin Sekuritas AS

Kompas.com - 22/06/2016, 10:28 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertengahan Juli 2016 bakal jadi momentum bersejarah bagi Line. Layanan chatting asal Jepang dan Korea Selatan itu hendak melakukan penawaran saham umum perdana alias initial public offering (IPO).

Line berencana melantai di dua bursa sekaligus, yakni di Tokyo dan New York. Pengajuan izin penawaran telah dilayangkan ke otoritas masing-masing, namun baru bursa Tokyo yang secara resmi merestui langkah Line.

"Di Tokyo sudah di-approve per 10 Juni," kata PR Director Line Indonesia, Dhyoti R. Basuki, Selasa (21/6/2016), dalam sebuah media gathering di Sentral Senayan 3, Jakarta.

Sementara itu, untuk bursa New York, berkas pengajuan Line masih dalam proses di badan sekuritas Amerika Serikat. Menurut Dhyoti, kejelasannya akan diketahui pada Juli mendatang.

"Kami masih menunggu semua proses rampung," ujarnya.

Beberapa pihak memprediksi Line bakal mendapat dana segar lebih dari 900 juta dollar AS atau Rp 12 triliun pada pelemparan saham perdananya. Dhyoti belum mau mengonfirmasi prediksi itu.

Baca: Melantai di Bursa, Line Bakal Dapat Dana Segar Rp 12 Triliun

Yang jelas, kata dia, IPO di dua bursa bertujuan mengukuhkan posisi bisnis Line di ranah internasional. Pasalnya, pengguna Line saat ini masih terpusat di Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia. Amerika dan Eropa masih didominasi WhatsApp, sementara China masih sangat mengandalkan WeChat.

"Kami mau go global, makanya kamu ajukan IPO satu di negara asal kami, satu di bursa global," Dhyoti menuturkan.

Diketahui, jumlah pengguna aktif bulanan Line saat ini mencapai 218 jutaan. Angka itu masih tertinggal jauh jika dibandingkan kompetitornya, WeChat (650 jutaan) dan WhatsApp (1 miliar).

Line diluncurkan pada tahun 2011, setelah gempa bumi dan tsunami melanda Jepang dan mengakibatkan gangguan layanan telepon. Kemudian, kepemilikan Line dipegang Naver, perusahaan operator portal internet terbesar Korea Selatan.

Selain pesan teks, Line menyediakan fitur panggilan suara dan video secara cuma-cuma. Pendapatannya diperoleh dari penjualan aneka stiker, game, dan penempatan iklan.

Pada 2013, pendapatan Line tercatat 34 miliar Yen atau sekitar Rp 4,2 triliun. Pada 2015, angkanya naik tiga kali lipat mencapai 110 miliar Yen atau Rp 13,7 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com