KOMPAS.com - Ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung Samsung akibat insiden Galaxy Note 7. Selain kerugian finansial dan penurunan citra brand, pabrikan Korea Selatan itu juga mesti menerima tuduhan pencemaran lingkungan.
Pasalnya, penarikan jutaan Galaxy Note 7 yang beredar secara global dianggap bisa menimbulkan limbah pembuangan dalam jumlah masif. Hal ini sedikit banyak tentu berdampak pada kerusakan lingkungan.
Menanggapi isu ini, Samsung menjamin "bangkai" Galaxy Note 7 tak akan mengganggu ketertiban lingkungan dalam skala besar. Alam pun dikatakan tidak akan rusak akibat pemusnahan tersebut.
Namun, belum jelas seperti apa mekanisme pembuangan yang hendak dilakukan Samsung untuk memenuhi janjinya.
"Kami tahu risiko dari penarikan Galaxy Note 7 untuk sektor lingkungan. Kami sedang mencari opsi terbaik dan paling mungkin dilakukan untuk meminimalisir dampak lingkungannya," kata perwakilan Samsung, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Reuters, Jumat (4/11/2016).
Baca: Galaxy Note 7 Terbakar, Samsung Tetap Meraja
Diketahui, Samsung resmi menyetop produksi dan penjualan lini Galaxy Note 7 pada Oktober lalu. Hal ini menyusul masalah pada baterai perangkat yang berpotensi memicu ledakan.
Mulanya, setelah menerima laporan Galaxy Note 7 meledak, Samsung memutuskan menarik produk untuk sementara. Sayangnya, stok kedua sama saja tak amannya.
Di Amerika Serikat, tercatat ada lima pengguna yang harus menyaksikan Galaxy Note 7 versi baru milik mereka meledak tiba-tiba. Fakta ini bisa dibilang ironis, mengingat Samsung sebelumnya sesumbar bahwa produk Galaxy Note 7 jilid dua aman 100 persen.
Baca: Jatuh dan Tertimpa Tangga, Rangkuman Masalah Galaxy Note 7
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.